Sejarah
David Allen Kolb merupakan seorang teoretikus pendidikan yang lahir di Amerika pada tahun 1939. Â Kolbs pemikir teori pembelajaran experiential learning berdasarkan hasil perkembangan dari berbagai teori dalam pembelajaran dengan pendekatan experiential sebelumnya seperti John Dewey dan beberapa pemikir lainnya mengenai pengalaman belajar yang berdasarkan pada perkembangan manusia yang menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistic dalam proses belajar.
Tahapan (siklus Kolbs)
Pada Experiential Learning Theory (ELT) menggambarkan sebuah siklus yang memuat empat elemen, yaitu:
- Concrete experience (emotions), siswa belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama serta sensitivitas terhadap perasaan orang lain.
- Reflective observation (watching), siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati
- Abstract conceptualization (thinking), siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi.
- Active experimentation (doing), Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya.
Aplikasi Experiential Learning Theory
Penerapan teori ini tidak hanya bisa digunakan pada dunia pendidikan melainkan bisa digunakan untuk pembelajaran di rumah oleh ibu rumah tangga atau siapapun yang ingin melakukannya dimanapun dan kapanpun baik secara indoor maupun outdoor dan secara individu maupun kelomok. Misalnya di saat seseorang ingin mencoba membuat pudding cokelat yang sebelumnya tidak pernah membuat pudding cokelat tersebut.Â
Seseorang itu bisa tetap mencoba membuatnya dengan melihat tutorial pembuatan pudding cokelat di video pada link youtube di android yang dimilikinya. Berdasar kan teori experiential learning ini seseorang dapat dikatakan mampu melakukan proses pembelajaran dengan menekankan pada pengalaman yang dimilikinya. Adapun siklus dalam tahapan Kolbs ini yaitu:
- Concrete experience (CE), pada tahap ini seseorang bisa mencoba membuat pudding cokelat sesuai pengalamannya saat melihat tutorial pembuatan pudding cokelat pada video yang terdapat di link youtube. Segala sesuatunya yang dipersiapkan seperti takaran pada bahan-bahan yang dibutuhkan berdasarkan feeling yang ada.
- Reflective observation (RO), di tahap ini seseorang dapat melakukan proses pembuatan pudding cokelat berdasarkan pengalaman saat melihat video yang terdapat pada link youtube.
- Abstract conceptualization (AC), disini seseorang berfikir bagaimana caranya proses pembuatan pudding bisa berhasil dengan  menggunakan ide -- ide yang dimilikinya saat proses pembuatan pudding yang bertujuan agar hasil yang diperoleh lebih baik dan sesuai dengan pengalaman yang dilihatnya pada tayangan tutorial video di link youtube.
- Active experimentation (AE), pada tahapan ini seseorang bereksperimen membuat pudding cokelat dan menanggung resiko apa yang akan terjadi setelah itu. Jika berhasil pada proses pembuatannya, dapat dipublikasikan mengenai tahapan pembuatannya, dan sebaliknya jika tidak berhasil seseorang tersebut harus terus mencoba melakukan kembali proses pembuatan pudding cokelat dari tahap awal hingga akhir.
Seseoarang dapat menarik kesimpulan tentang apa yang dialami dan dilakukan percobaan, serta menghubungkan pengetahuan mengenai proses pembuatan pudding cokelat dengan percobaan lainya yang berkaitan sebagai bentuk eksperientasi aktif. Dengan demikian, seseorang  akan memiliki pengalaman yang baru berdasarkan pada percobaannya.
Pembelajaran yang efektif terlihat ketika seseorang melakukan suatu proses pengalamannya dengan melalui siklus kols pada 4 (empat) tahap di atas. Siklus tersebut memiliki pengalaman konkret yang diikuti dengan pengamatan dan refleksi atas pengalaman yang mengarah pada pembentukan konsep abstrak (analisis) dan generalisasi (kesimpulan) yang kemudian digunakan untuk menguji hipotesis dalam situasi masa depan, sehingga menghasilkan pengalaman baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H