Mohon tunggu...
Siti Udkhiyah
Siti Udkhiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hambatan Komunikasi Interpersonal Dan Cara Mengatasinya

3 Januari 2025   20:54 Diperbarui: 3 Januari 2025   20:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berkomunikasi adalah proses penting yang memungkinkan manusia untuk saling menyampaikan, menerima, dan bertukar informasi. Kemampuan ini biasanya dimulai dalam konteks keluarga, di mana individu belajar dasar-dasar komunikasi, dan kemudian berkembang saat mereka berinteraksi di lingkungan yang lebih luas seperti di tempat bermain, sekolah, serta di dunia kerja. Melalui komunikasi, manusia dapat menjalin hubungan satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, terlepas dari lokasi fisik mereka. Salah satu bentuk komunikasi yang krusial dalam interaksi ini adalah komunikasi interpersonal, yang melibatkan pertukaran langsung antara individu. Komunikasi interpersonal tidak hanya mencakup kata-kata yang diucapkan, tetapi juga melibatkan unsur non-verbal seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh, yang semuanya berkontribusi pada pemahaman dan keterhubungan antar individu.

Komunikasi interpersonal atau yang biasa disebut dengan sebagai komunikasi antarpribadi melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih dalam sekelompok kecil, di mana pesan disampaikan secara langsung dan tatap muka. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memastikan bahwa penerima pesan dapat memahami pesan dengan baik dan memberikan umpan balik secara langsung (Hardjana, 2003). Menurut Putra (2013), komunikasi ini dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, Komunikasi langsung terjadi ketika individu bertemu secara fisik, sementara komunikasi tidak langsung melibatkan penggunaan alat  atau media untuk menyampaikan dan menerima informasi ketika individu berada di lokasi yang berbeda. Dengan kemajuan teknologi, berbagai alat komunikasi kini memungkinkan individu untuk terhubung dengan cepat meskipun terpisah jarak, mulai dari telepon hingga video call yang memungkinkan interaksi visual secara real-time. Keberagaman media ini semakin mempermudah proses komunikasi interpersonal yang merupakan hal penting dalam membangun hubungan sosial dan penyampaian ide serta perasaan antar individu.

Komunikasi interpersonal yang melibatkan komunikasi antara komunikator dan komunikan dianggap sebagai salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam mempengaruhi sikap, pendapat, atau perilaku individu. Menurut Supratman dan Mahadian (2016), komunikasi yang dilakukan secara intensif dengan memperhatikan keseimbangan antara kuantitas dan kualitas dapat membangun hubungan interpersonal yang kuat di antara para pihak yang terlibat. Dalam konteks ini, komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai sarana untuk menciptakan pemahaman dan koneksi emosional. Ketika individu terlibat dalam komunikasi yang berkualitas tinggi, mereka lebih cenderung bereaksi positif terhadap pesan yang disampaikan, sehingga meningkatkan kemungkinan perubahan sikap atau perilaku. Dengan demikian, efektivitas komunikasi interpersonal sangat bergantung pada kemampuan para pihak untuk berinteraksi secara terbuka yang dapat menciptakan suasana saling percaya yang mendukung pertukaran ide dan perasaan secara konstruktif.

Lalu, apa tujuan dilakukannya komunikasi interpersonal?

Komunikasi interpersonal memiliki berbagai tujuan yang penting dalam interaksi sosial, di mana setiap individu berusaha mencapai hasil tertentu melalui proses ini. Menurut Suseno (2009), tujuan utama dari komunikasi interpersonal meliputi penyampaian informasi, berbagi pengalaman, mengembangkan simpati, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat, meningkatkan motivasi, dan mengungkapkan perasaan atau ide-ide pribadi, serta memahami perspektif orang lain. Dengan demikian, komunikasi interpersonal tidak hanya berfokus pada pertukaran informasi semata, tetapi juga berperan dalam membangun hubungan yang lebih dalam dan saling menghargai antar individu. Melalui komunikasi yang efektif, individu dapat menjalin koneksi yang lebih kuat dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan pribadi dan kolaborasi.

Walaupun komunikasi interpersonal terlihat mudah untuk dilakukan, namun kenyataannya banyak sekali orang yang berkomunikasi secara tidak efektif yang berdampak pada miskomunikasi, dan pada akhirnya akan menimbulkan pertengkaran atau ketidakpuasan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain (Basuki, 2013). Hal ini disebabkan karena terjadinya beberapa hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan komunikasi adalah kondisi yang membuat komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih tidak berjalan dengan lancar. Hambatan komunikasi terjadi dikarenakan adanya suatu hal yang mengganggu salah satu bagian dari proses komunikasi yang sedang terjadi, sehingga proses komunikasi yang terlaksana dengan efektif. Hambatan komunikasi interpersonal dapat disebabkan oleh media komunikasi atau masalah antara interkasi komunikator dengan pendengar.

Meskipun komunikasi interpersonal terlihat sederhana, namun banyak individu mengalami kesulitan dalam melakukannya dengan baik, yang dapat mengakibatkan miskomunikasi dan konflik dalam hubungan antarpribadi (Basuki, 2013). Hambatan komunikasi muncul ketika ada faktor-faktor yang mengganggu proses komunikasi antar individu, sehingga komunikasi tidak berjalan lancar. Jenis-jenis hambatan ini dapat berasal dari media komunikasi yang digunakan atau dari interaksi antara komunikator dan pendengar. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi hambatan-hambatan ini agar komunikasi interpersonal dapat berlangsung dengan lebih efektif.

Menurut Eisenberg yang disebutkan dalam Liliweri (2015), terdapat empat jenis hambatan komunikasi yang  efektif  yaitu hambatan proses, hambatan fisik, hambatan semantik dan hambatan psikososial.

  • Hambatan Proses : Hambatan dalam proses komunikasi sering kali terjadi, terutama dalam konteks video call selama pandemi atau saat menjaga jarak fisik. Meskipun kita dapat bertatap muka secara virtual, masalah seperti koneksi internet yang tidak stabil dapat mengganggu kelancaran komunikasi. Ketika video call terputus-putus, suara yang tidak jelas, atau gambar yang buram muncul, pesan yang ingin disampaikan bisa menjadi tidak efektif. Faktor-faktor gangguan ini berperan penting dalam menghambat komunikasi, karena kualitas sinyal yang buruk dan pelafalan yang tidak jelas dapat membuat ekspresi wajah lawan bicara menjadi sulit dipahami. Akibatnya, proses komunikasi menjadi terhambat dan tidak berjalan dengan baik, sehingga mengurangi efektivitas interaksi antar individu.
  • Hambatan fisik : Hambatan fisik dalam komunikasi dapat mencakup aspek nonverbal dan keterbatasan fisik, namun selama pandemi dan penerapan penjarakan fisik, hambatan ini lebih terasa sebagai kurangnya kontak fisik. Bagi sebagian orang yang terbiasa berkomunikasi melalui interaksi fisik, seperti sentuhan lembut yang menimbulkan kedekatan emosional dan pasti akan menimbulkan rasa kehilangan ketika tidak mampu melakukannya. Selain itu, ketika berkomunikasi melalui teks, elemen bahasa tubuh yang penting untuk menyampaikan nuansa dan emosi tidak dapat ditampilkan. Hal ini membuat komunikasi antar manusia terasa tidak lengkap. Untuk mengatasi hambatan fisik ini, penting untuk memaksimalkan penggunaan bahasa tubuh dan ekspresi wajah dalam interaksi tatap muka agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan efektif
  • Hambatan semantik : Hambatan semantik muncul ketika terdapat kesalahan dalam penggunaan tata bahasa dan kata-kata yang diucapkan oleh pengirim pesan. Dalam konteks menjaga jarak fisik seperti saat kita chatting dengan seseorang, seringkali bahasa yang digunakan berupa singkatan, istilah kekinian, atau penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai, serta bahasa asing yang mungkin tidak dipahami oleh lawan bicara. Hal ini dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi salah dimengerti dan tidak terjawab. Selain itu, emosi penerima juga dapat mempengaruhi pemahaman terhadap pesan tertulis. Namun, hambatan ini dapat diminimalisir dengan memberikan umpan balik yang tepat. Dalam komunikasi antarpribadi, di mana umpan balik dari penerima memungkinkan mereka untuk mengklarifikasi makna pesan secara langsung dengan pengirim.
  • Hambatan psikososial : Hambatan psikososial adalah salah satu penghalang paling signifikan dalam komunikasi interpersonal, karena keadaan emosi seseorang dapat menentukan apakah pesan yang dikirimkan oleh pengirim dapat diterima dengan benar oleh penerima sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan. Dalam situasi yang penuh tekanan, seperti saat ini, berbagai informasi yang tersebar di media sosial sering kali menimbulkan kebingungan dan penularan. Hal ini dapat meningkatkan stres dan kecemasan di kalangan individu, membuat mereka lebih rentan terhadap reaksi emosional negatif. Tekanan emosional tambahan, seperti kebosanan dan rasa tidak aman, dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. Ketidakstabilan emosi ini sering kali menyebabkan individu menjadi lebih mudah tersinggung atau marah, meskipun niat pengirim pesan tidak bermaksud jahat. Selain itu, perbedaan pemahaman tentang isu-isu tertentu dapat menciptakan hambatan psikososial yang lebih besar, terutama ketika terdapat mengenai kebijakan atau keputusan yang diambil. Perbedaan persepsi ini dapat mengganggu hubungan antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menghambat komunikasi interpersonal yang efektif.

Bentley (dalam Susanto, 2018) memaparkan tujuh upaya untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi interpersonal, antara lain:

  • Bahasa (language). Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik tanpa mencampuradukan dengan bahasa asing.
  • Kosakata (vocabulary). Penggunaan kosakata yang mempermudah proses komunikasi karena mudah dipahami kedua pihak yang berkomunikasi.
  • Kelas (class). Mengusahakan kesetaraan antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Jika terdapat perbedaan kelas diperlukan rasa saling memahami dan menghormati agar komunikasi berjalan dengan lancar.
  • Sikap (attitude). Menyesuaikan sikap yang baik selama melakukan komunikasi agar tidak menciptakan kesalahan persepsi.
  • Posisi atau jabatan (position) dapat memengaruhi proses komunikasi. Pihakpihak yang melakukan komunikasi harus saling memahami dan menghormati satu sama lain.
  • Kepribadian dan karakter (personality and character) setiap individu berbeda. Hal ini bisa menjadi masalah dalam proses komunikasi. Pihak-pihak yang berkomunikasi perlu saling memahami dan menyesuaikan diri agar dapat mengatasi perbedaan kerpibadian.
  • Suasana hati (mood) individu yang melakukan komunikasi akan mempengaruhi apa yang sedang dibicarakan. Diperlukan usaha setiap individu untuk menyadari suasana hati yang sedang dirasakan agar mampu menyesaikan suasana hati dengan proses komunikasi yang sedang berlangsung.

Dengan demikian, komunikasi interpersonal sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena memungkinkan pertukaran informasi dan pembentukan hubungan. Meskipun terlihat sederhana, berbagai hambatan seperti hambatan proses, fisik, semantik, dan psikososial dapat mengganggu efektivitas komunikasi. Dengan mengenali dan mengatasi hambatan-hambatan ini, kita dapat meningkatkan kualitas interaksi. Penggunaan bahasa yang jelas dan sikap saling menghormati sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal agar dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dan menjalin koneksi yang lebih mendalam dengan orang lain. https://bk.fip.unesa.ac.id/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun