Mohon tunggu...
Siti Tania Islami
Siti Tania Islami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif di Universitas Islam Negeri Mataram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lonjakan Harga Sembako Bebani Perekonomian Masyarakat

8 Juni 2024   16:51 Diperbarui: 8 Juni 2024   17:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang Sembako di Pasar Ampenan Kebon Roek/dokpri

Mataram- Dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat di Mataram dihadapkan pada kenyataan pahit dengan melonjaknya harga sembako secara drastis. Kenaikan harga ini, mulai dari beras, minyak goreng, hingga rempah-rempah, membebani kondisi perekonomian masyarakat dan memicu tekanan finansial yang tak terduga.

Kenaikan harga sembako merupakan hal yang sering terjadi setiap tahunnya. Kenaikan harga sembako tersebut cukup meresahkan masyarakat yang bisa berdampak pada kebutuhan perekonomiannya.

Kenaikan harga sembako ini tidak sepadan dengan UMR atau gaji yang didapatkan oleh masyarakat indonesia, sehingga membuat masyarakat indonesia khususnya ibu rumah tangga merasa terbebani dengan kelonjakan harga sembako yang setiap tahun mengalami kenaikan. Harga-harga yang semakin tinggi membawa kesulitan bagi sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

"Pastinya sangat berat bagi ibu-ibu rumah tangga terutama yang berpenghasilan seperti kita yang di bawah gaji UMR susah untuk mengatur keuangan apalagi sudah mempunyai anak, kebutuhan otomotis banyak, kalo semuanya udah naik otomatis kita harus mengurangi apa yang seharunya kita beli beras 1/4 karung sebulan jadi dikurangi menjadi 15 kilo yang biasanya banyak menjadi sedikit". Ujar Suwarni.

Selaitu itu juga sektor yang merasakan kerugian dari adanya kelonjakan harga pangan ini adalah para pedagang sembako yang merasa terjebak antara kelonjakan harga bahan pangan yang mereka beli dan harga yang mereka jual.  

"Masyarakat tetap membeli barang tersebut dengan skema yang biasanya membeli banyak jadi mengurangi perbelanjaan". Ujar Rahman.

Tak hanya itu, Sri Wahyunida selaku Kepala Bidang Barang Pokok dan Perdagangan Luar Negeri menghimbau "Masyarakat diharapkan jangan panic buying, ketika terjadinya panic buying masyarakat was-was akan terjadinya kenaikan harga. Dan untuk konsumen berbelanjalah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan seperti isu akan ada kenaikan harga beras lalu masyarakat ramai-ramai untuk membeli beras tersebut sehingga terjadinya peninbunan dan stok akan berkurang. Untuk itu kami mengedukasi masyarakat agar tidak panic buying". Ujarnya.

Penulis: Siti Tania Islami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun