PAGUYUBAN TRI KUDOMANUNGGAL
(Wakidi(50) saat di wawancarai di kediamannya. Sabtu (14/12/2013))
Indonesia memiliki banyak budaya, di antara banyaknya budaya, ada salah satu budaya kesenian tari, nama kesenian tari yang satu ini adalah Jathilan. Jathilan adalah menari menggunakan kuda lumping dengan di iringi suara gamelan, terdiri dari dua kelompok penari, yakni perempuan dan laki-laki. Tepatnya di Desa Bibis Hargowilis Kokap KulonProgo, mempunyai kebudayaan Jathilan ini, nama Paguyuban Jathilan ini adalah PAGUYUBAN TRI KUDOMANUNGGAL, yang di mulai sejak Juni 2009 sampai saat ini. “ jathilan ini sudah pentas dimana-mana, dari desa sendiri, Pengasih, Ngulakan, Kokap, Hargorejo, Wonosari, dan yang paling jauh yaitu di Brebes Jawa Tengah, “ ujar Wakidi (50) selaku Ketua                        Paguyuban, Sabtu (14/12/2013) di kediamannya.
Di Paguyuban Tri Kudomanunggal ini beranggotakan 40 orang, dari yang termuda berusia 15 tahun, dan  yang tertua 40 tahun itu sebagai pawang, jika nanti ada yang kesurupan atau kemasukan makhluk halus saat pentas itu berlangsung.
Menurut Marsya (21), Paguyuban ini menyenangkan, karena bisa pentas bersama di banyak tempat, “ saat pentas itu perasaan saya senang dan deg-deg-an juga, iya mbak, menyenangkan sekali, dan menurut saya jathilan itu harus tetap ada, jadi sangat perlu untuk dilestarikan, jangan sampai hilang, walaupun kita sudah berada di zaman modern. “ ujar Marsya (21) di rumah Wakidi (50). st
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H