Mohon tunggu...
Siti Syawalluna Ghaida
Siti Syawalluna Ghaida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi S-1 Program Studi Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Transaksi Non Tunai dengan QRIS, Solusi Inovatif pada Era Digital

6 Oktober 2023   06:35 Diperbarui: 6 Oktober 2023   06:48 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia hidup di dunia yang terus mengalami perubahan dan berkembang dengan pesat. Perkembangan dunia yang bersifat dinamis membawa perubahan-perubahan pada kehidupan manusia. Era digital serba modern memberi kemudahan bagi kehidupan masyarakat. Sekarang kita dapat berbelanja, membayar tagihan listrik, dan membeli pulsa secara daring. Hampir seluruh aspek pada kehidupan manusia telah didukung oleh kemajuan teknologi, tidak terkecuali pada bidang bisnis dan keuangan.

Salah satu aspek pada bidang bisnis dan keuangan yang terintegrasi dengan teknologi adalah sistem jual beli. Seiring perkembangan zaman, masyarakat cukup mengandalkan teknologi Quick Response Indonesia Standard (QRIS) untuk bertransaksi. QRIS merupakan dompet digital yang memudahkan transaksi. Lantas, apakah penemuan QRIS membawa kemudahan pada kehidupan manusia atau justru sebaliknya?

Invensi QRIS oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019 menjadi salah satu upaya memudahkan konsumen di Indonesia untuk melakukan transaksi berbasis digital. Penemuan ini bertujuan agar ekosistem berbelanja di Indonesia menjadi semakin efektif, efisien, hemat, dan terjamin keamanannya. QRIS menawarkan kemudahan bagi para penjual dan pembeli.

Kini, hampir seluruh kegiatan jual beli didukung oleh QRIS, tidak hanya toko-toko besar, banyak UMKM yang menggunakan QRIS untuk proses pembayaran. Seperti yang dilakukan di Kantin Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Kampus Pondok Labu. Untuk membayar pesanan yang dibeli, para mahasiswa kini tidak perlu repot-repot membawa uang tunai, cukup pindai kode QR melalui ponsel dan pesanan otomatis terbayar.

Sumber: data pribadi
Sumber: data pribadi

Beberapa tahun yang lalu, ketika membeli sesuatu di warung saat pembeli membayar dengan jumlah uang yang tidak pas dengan nominal harga dan penjual tidak memiliki uang kembali, pembeli tersebut akan diminta oleh penjual untuk menambah belanjaannya atau mengambil permen sebagai uang kembalian. Namun, kini pembeli tidak perlu khawatir sejak QRIS mendukung transaksi pada UMKM, pembeli cukup memindai kode QR dan saldo di rekening pembeli akan langsung terpotong.

Jika dilihat dari kedua sudut pandang, penerapan kode QR memiliki manfaat baik bagi pembeli maupun penjual, manfaat untuk pembeli diantaranya transaksi menjadi lebih praktis dan efisien. Cukup pindai kode QR saat melakukan pembelian, transaksi yang biasanya membutuhkan lebih dari 5 menit dapat diselesaikan hanya dalam 1 menit, selain itu konsumen tidak perlu repot membawa uang tunai. 

Transaksi non tunai menjadikan transaksi jauh lebih mudah dan aman dari pencopetan. Konsumen tidak perlu membawa terlalu banyak uang di dompet ketika berpergian. Sedangkan untuk pedagang, manfaat-manfaat dari penerapan kode QR yaitu, pedagang tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk melayani pembeli. Kegiatan operasional usaha akan lebih efisien, selain itu pedagang tidak perlu khawatir dengan uang palsu, transaksi menggunakan QRIS akan melindungi penjual dari penipuan oleh pembeli dengan menggunakan uang palsu.

Tidak dapat dipungkiri, dalam praktiknya terdapat beberapa tantangan dalam penerapan teknologi QRIS. Baik penjual maupun pembeli harus memastikan ketika bertransaksi menggunakan QRIS rekening yang dituju sudah benar, sesuai dengan nama UMKM tersebut. Selain itu harus dipastikan transaksi sudah berhasil dengan mengecek apakah uang sudah masuk ke rekening. Akses internet juga menjadi masalah, pastikan akses internet mendukung ketika bertransaksi menggunakan QRIS.

Di sisi lain, transaksi nontunai membuat konsumen menjadi impulsif, tanpa disadari para konsumen mengeluarkan uang untuk membeli barang yang tidak diinginkan. Saat seseorang memegang uang fisik, mereka akan sadar saat mengeluarkan uang dari dompet. Akan terjadi perenungan untuk membeli atau tidak membeli suatu barang. Berbeda dengan transaksi nontunai, ketika tidak memegang uang fisik, konsumen menjadi lebih mudah menghabiskan uang digitalnya.

Teknologi yang diciptakan oleh Bank Indonesia ini membawa kemudahan sekaligus tantangan bagi konsumen serta penjual. Hal ini terlihat dari terjadinya peningkatan efisiensi dalam kegiatan transaksi. Meskipun terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti kesadaran pengguna dalam pengeluaran.

QRIS bisa menjadi langkah konkret untuk mendukung perkembangan teknologi keuangan di Indonesia. Namun, sebagai pengguna teknologi QRIS, kita harus pintar-pintar dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Jika terlena dengan kemudahan yang dibawa oleh QRIS kita akan terjerumus menerapkan pola hidup konsumtif. Apabila dimanfaatkan dengan tepat, QRIS dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam bertransaksi.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun