[caption id="attachment_378078" align="aligncenter" width="546" caption="Sumber Gambar: hargabatuterbaru.blogspot.com"][/caption]
Bagian ke Tujuh Puluh Tiga : LANGKAH MEREBUT CINTA
“Puteri, ..tunggu Nyai di taman istana ya. Yang lain disini saja semua.” Kuning memandangku, aku mengusap-usap jariku, dia mengangguk, mengerti.
Secepatnya aku ke taman istana, Gagak Lodra menyambutku terbang berputar, kemudian hinggap bertengger di pinggiran kursi panjang depan kolam.
Kubelai kepalanya dan dia menundukkan kepalanya sambil berceloceh pelan.
Sriti ada disarangnya, kemudian keluar dan hinggap juga di pinggiran yang lain, aku beri keduanya makanan yang sudah tersedia.
Kulihat Nyai Gandhes memasuki taman, kedua burung itupun menyongsong dan berputar-putar, kemudian hinggap dengan manis lagi.
Nyai Gandhes menyapa dan membelai kepala mereka, dan mereka seolah bercanda dengan manisnya.
Nyai Gandhes duduk di sebelahku sambil memberi makan ikan-ikan dikolam., yang berebut dan mengerumuni tangan Nyai.
“Engkau mau mengutarakan sesuatu Puteri ?” katanya, aku menyembah
Kuceriterakan bahwa tadi waktu aku menunjukkan Kumala-Biru pada Kuning, ternyata permata itu bersinar dengan pendar yang mentakjubkan.
Nyai Gandhes ingin melihat permata itu dan kutunjukkan pada beliau
Diperhatikan permata itu yang masih tetap berpendar, dipegangnya dengan kedua tangannya
“ Ada yang menyebar ilmu hitam di sekeliling istana , permata ini memberi kita tanda. Ini pusaka dari laut dalam, dia bisa menolak dan melindungi pemiliknya. ” Nyai Gandhes memandangku lagi.