Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Revolusi Mental Jokowi, Suatu Terobosan?

3 Mei 2014   16:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399082518914787027

[caption id="attachment_322421" align="aligncenter" width="267" caption="Sumber Gambar: rajawalinews.com"][/caption]

Saya ingin urun-rembug, memberi masukan dari apa yang dimaksud dengan Revolusi Mental oleh Jokowi.

Revolusi itu suatu perubahan yang cepat terjadi dan Mental adalah keadaan aktifitas jiwa atau cara berpikir.
Disebutkan bahwa bangsa Indonesia sekarang membutuhkan perubahan mental dari pesimis menjadi optimis.

Dengan tujuan, kemudiannya bisa menjadi bangsa yang berpotensi untuk mengelola negaranya yang gemah rimpah loh jinawi ini menjadi Negara yang mampu memberi kesejahteraan bagi semua warganya.
Untuk merubah sikap pesimis menjadi optimis, pasti dibutuhkan mental yang sehat dan kuat.

Mental yang sehat

Menurut World Health Organization ( WHO ), definisi sehat itu adalah, physical, mental and social well being, and not merely the absence of desease or infirmity.
Ternyata diantara yang tiga itu yang paling berpengaruh adalah mental seseorang.
Jadi kunci keberhasilan seseorang terletak pada mentalnya, hal itu biasa disebut kepribadian seseorang.

Julius Schreiber dari Illinois Mental Hygiene menulis jika Hidup sehat atau kesejahteraan jiwa adalah
= Jika seorang individu telah menemukan suatu penilaian yang wajar dalam rasa damai dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya =

Dan ini sesuai dengan definisi WHO tentang orang yang jiwanya sehat :

1. Mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan/reality, meskipun kenyataan itu buruk
2. Memperoleh kepuasan dari perjuangannya.struggle
3. Merasa lebih puas dengan memberi daripada menerima
4. Secara relatif merasa bebas dari rasa tegang dan cemas
5. Berhubungan dengan orang lain dengan rasa dan sikap saling tolong menolong dan menghargai secara wajar
6. Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pelajaran hari depan
7. Menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8. Orang yang jiwanya sehat mempunyai daya rasa kasih sayang yang besar/has the capacity of love

Ilmu Pengetahuan dan Budi Luhur

Saya ingin melihat dari sudut pandang yang lain, yaitu dari warisan leluhur kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun