Mohon tunggu...
sitisintahariani
sitisintahariani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jambi

Saya hobi membaca dan menulis untuk mengisi waktu kosong saya. Kesibukan sehari-hari saya adalah berkuliah di Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

UNESCO Tetapkan Kebaya Sebagai Warisan Budaya

11 Desember 2024   15:21 Diperbarui: 11 Desember 2024   15:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan Indonesia mengenakan kebaya (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-fashion-fesyen-orang-9175635/)

Baru baru ini  United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization ( UNESCO) menetapkan kebaya sebagai world's intangible cultural heritage alias warisan budaya tak benda. Penetapan dilaksanakan pada sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Commuter on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Paraguay pada 4 Desember 2024.

Tak hanya Indonesia, kebaya juga diajukan sebagai warisan budaya bersamaan dengan empat negara lainnya yaitu Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, dan Thailand.


"Upaya pengajuan bersama ini menunjukkan semangat kerja sama dan persatuan negara-negara Asia Tenggara dalam melestarikan warisan budaya bersama," ujar Fadli.

Sudah sepatutnya masyarakat Indonesia bangga dengan hasil keputusan itu. Dari sekian banyak kebudayaan Indonesia alias multikultural, kini salah satunya muncul lagi di panggung kebudayaan dunia.  Harapannya dengan keputusan itu masyarakat dapat melestarikan kebudayaan yang beragam dan menjadikan keberagaman itu sebagai media pemersatu. Sebagai bentuk pelestarian kebudayaan sudah sepantasnya masyarakat suatu negara mencintai pakaian khasnya ditengah gempuran tantangan globalisasi.


"Penetapan kebaya oleh UNESCO semoga dapat meningkatkan kesadaran global pentingnya pelestarian warisan budaya tak benda, karena kebaya tak hanya sebuah simbol budaya, tapi juga elemen pemersatu yang melampaui etnis, agama, dan negara," tambah Fadli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun