Jika membahas perihal structural Fungsionalisme, tokoh yang pertama kali terfikirkan yakni pastilah Talcot Parson. Ia merupakan seorang tokoh terkenal asal amerika yang melahirkan banyak sumbangan perihal perkembangan ilmu sosiologi dalam melihat masyarakat yang salah satu bentuk perwujudannya yaitu terdapat dalam Teori Fungsionalisme Struktural.Â
Talcot Parson Lahir dan besar di Colorado Spring sejak tahun 1902. Ia menjalani kehidupannya dengan tumbuh dalam keluarga yang religius dan para intelektual. Talcot parson memiliki ayah yang merupakan seorang pendeta sekaligus menjadi professor serta rektor di salah satu perguruan tinggi kecil. Talcot parson mendapatkan gelar sarjana pertamanya di universitas Amherst lalu menyiapkan disertasinya di London School of Economic. Talcot parson juga melakukan jejak pengajarannya di Heideberg dan Harvard di tahun 1927.
Saat di Harvard ia pernah menjadi ketua jurusan Sosiologi pada tahun 1944 lalu pada 2 tahun berikutnya di tahun 1946 ia mendirikan sebuah departemen hubungan sosial. Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya di tahun 1937 ia menerbitkan buku yang berjudul The Structure Of Social Actions. Meskipun banyak masyarakat amerika yang mengaguminya, ia juga tak luput dari segala gangguan dan ancaman serangan kaum sayap kiri yang radikal yang disebabkan oleh tindakannya yang dianggap konservatif serta teori-teorinya yang dulit untuk dipahami dan meninggal di tahun 1979.
Pengamatannya dalam kehidupan masyarakat melahirkan asumsi yang mendasari pemikirannya perihal teori fungsionalisme structural, bahwa dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang memiliki integrasi didalamnya hal ini didasari oleh kesepakatan dari setiap anggota terhadap nilai-nilai pada suatu masyarakat tertentu yang meliki kemampuan untuk saling menghargai setiap perbedaan sehingga dapat teradi keteraturan sosial yang seimbang. Dengan begitu bahwa kehidupan masyarakat adalah kehidupan yang seluruh aspek nya saling berhubungan dan saling hidup dalam ketergantungan.
Dalam bukunya yang berjudul The Structure of Social Action, ia juga membahasa bahwa dalam kehidupan masyarakat terdapat konsep prilaku yang terdapat dalam beberapa elemen pokok, yakni.
Aktor diartikan sebagai individu yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai serta melakukan berbagai macam cara agar dapat menacapai tujuan tersebut. Dalam hal ini aktor juga memperoleh orientasi nilai untuk dijadikan fungsi struktur peran serta nilai yang dominan dalam sistem sosial.
Dalam sistem sosial juga tedapat sejumlah aktor yang melakukan kegiatan saling berinteraksi. Mereka saling memiliiki tujuan, motivasi dan mencapai kepuasan yang terdefinisika sebagai symbol yang terstruktur. Peran individu dalam kehidupan masyarakat sebagai aktor dalam sistem sosial, yakni individu sebagai sistem yang menghasilkan nilai, norma dan sosial order bagi kehidupan bermasyarakat selain itu hasil akhir dari individu yakni sebagai pemeroleh kesadaran kolektif di masyarakat, semua hasil tersebut diperoleh melalui prosses sosialisasi dan internalisasi.
Terdapat pula tindakan-tindakan yang mempengaruhi individu yang dapat disebut juga sebagai Tindakan Sosial Aktor yakni sebagai berikut:
- Individu dalam bertindak memiliki sifat yang voluntaristik
- Individu dalam bertindak selalu terarah pada tujuan yang ingin dicapai serta dibantu oleh alat untuk menunjangan proses menuju tujuan tersebut.
- Individu dalam bertindak memiliki kebebasan dalam memilih sarana dan tujuan yang dipengaruhi oleh lingkunan dan apa yang menjadi kendali oleh nilai dan norma tersebut.
- Individu juga memiliki tindakan yang berorientasi pada subjektifitas nilai yang terorientasi pada nilai motivasi.
Talcot Parson dalam melihat masyarakat berdasarkan fungsionalisme strulturalnya sebagai suatu sistem sosial yang saling berhubungan dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Masyarakat juga terikat dalam jalinan menjadi satu sitem sosial. masyarkat juga diartikan sebagai organisme biologis yang memiliki noma, nilai dan bentuk kohesi sosial. dalam hal ini di dalam kehidupan masyarakat juga harus tercipta keteraturan dan keseimbangan didalamnnya.Â
Dalam mempertahankan keteraturan dan keseimbangannya atau disebut juga masyarakat sebagai sosial order, parsosn dalam teorinya ini merevisi beberapa hal agar stabilitas masyarakat dapat tetap terjaga dengan melahirkan 4 subsistem di masyarakat yakni ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Dalam proses mempertahankannya, parson memberlakukan suatu model yang didalamnya saling memiliki fungsinya masing-masing. Diantaranya terdapat adaptasi yang memiliki fungsi dilakukan dalam subsistem ekonomi dengan melakukan kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa, pencapaian (Goal Attainment) fungsinya terdapat pad subsitem politik misalnya dengan melakukan pembagian kekuasaan dan memainkan monopoli unsur paksaan dengan cara yang sah. Integrasi (Integration) fungsinya dilaksanakan dalam subsitem sosial dengan misalnya mempertahankan konflik untuk mencipakan solidaritas sosial yang kuat. Yang terakhir yakni mempertahankan pola dan struktur masyarakat (Lattent Pattern Maintenance) fungsinya dilakukan pada subsistem budayadengan melakukan pertahanan terhadap nilai-nilai serta norma yang berlaku yang ada di masyarakat untuk melestarikan struktur yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat seperti keluarga serta institusi seperti pendidikan.Â