Mohon tunggu...
Sitis Hasibuan
Sitis Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Technical Assisstan Health and Education

Membaca, menulis lalu membagikannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bertahan dan Berjuang, Cara Jepang Menyikapi Bencana

25 Agustus 2020   18:00 Diperbarui: 26 Agustus 2020   13:20 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jepang. (sumber: shutterstock.com/TNPhotographer)

Masalah adalah kumpulan sesuatu berharga. Ide perbaikan tidak akan muncul jika tidak mengalami masalah. Kalau di Jepang mungkin kita akan mengenal istilah kaizen ini. 

Semangat kaizen menjadi filosofi hidup turun temurun. Semangat inilah yang memotivasi Jepang sebagai negara pekerja keras, totalitas, dan ketahanan terhadap bencana sudah tidak perlu diragukan lagi.

Agaknya semangat Kaizen ini sedang memaksa kita untuk tetap "waras" di kondisi darurat Covid-19. Sebab, beberapa permasalahan klasik teratasi dengan sendirinya. Memang jika kita ingat kembali kata-kata motivasi jika ingin sukses lupakan alasan, jika beralasan lupakan kesuksesan. Kondisi tertekan memang kondisi terbaik melakukan inovasi.

Seperti saat ini, saya sebagai seorang guru tentu lagi hangat-hangatnya topik yang BDR-lah, PJJ-lah, Merdeka Belajar-lah hehe. 

Ya, mau gimana lagi, kerjanya ngajar, ya. Masalah yang dialami seputar kependidikan, pembelajaran, peserta didik, orangtua siswa. Ya, Topik-topik sekolah dong.

Permasalahan klasik yang saya alami katanya masih banyak guru gaptek yang tidak mau memanfaatkan teknologi dengan baik. Namun, selama BDR ini rasanya guru sudah mulai mengakrakbkan diri dengan teknologi. Buktinya, guru-guru di sekolahku saja sudah banyak yang punya Channel Youtube.

Beberapa teman di tempat saya mengajar ada beberapa guru yang selalu menolak untuk melakukan BDR dengan pemanfaatan zoom ataupun google classroom. Dan beliau juga sempat melakukan pembelajaran dengan sistem kurir. Yang mana pembelajaran berupa tugas yang di antarkan ke rumah, atau orangtua siswa datang ke sekolah.

Namun sepertinya teman saya itu lelah juga akhirnya, hingga kemudian meminta kepada saya untuk mengajarinya. Nah benarkan? Kalau sudah tertekan itu ya mau tidak mau akhirnya memaksa diri melakukan perbaikan. Dengan sambil bercanda saya mengucapkan kepada teman tadi "ya memang teknologi itu memudahkan bu".

Belajar Semangat Tahan Banting Ala Jepang

Berbicara tentang Jepang apa yang teman-teman pikirkan? Kalau saya pribadi ngomongin Jepang langsung ingat tentang bunuh diri (Harakiri), ingat tentang pengeboman atom kota Hirosima dan kota Nagasaki, ingat tentang ramennya karena saya suka ramen aja sih hehe.

Rasanya hal-hal indah tentang Jepang tidak cukup kalau ditulis di artikel ini bagi penggemar Jepang seperti saya. Namun saya akan memberi gagasan pikiran beberapa hal yang saya kagumi dari Jepang, terutama semangatnya. Sepertinya itu lebih relevan dengan kondisi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun