Peristiwa di Gresik https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/05/11/kasus-intoleransi-di-gresik-butuh-upaya-komprehensif-untuk-pencegahan, di mana sebuah doa bersama dibubarkan karena alasan parkir, mengingatkan kita pada pentingnya membangun toleransi dan pemahaman bersama di tengah keberagaman.
Meminta pembubaran doa bersama atas dasar kendaraan yang mengganggu jalan adalah langkah yang berlebihan dan tidak langsung menyelesaikan akar masalah. Pendekatan yang lebih baik adalah berbicara baik-baik dengan tuan rumah, menyampaikan kekhawatiran terkait parkir, dan mencari solusi bersama, seperti mengatur posisi kendaraan agar tidak mengganggu jalan.
Tindakan meminta pembubaran acara doa bersama dapat mencerminkan sikap tidak toleran jika dilakukan tanpa mempertimbangkan konteks atau memberikan alternatif. Selain itu, ini bisa mencederai hubungan baik antar tetangga yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Masalah seperti ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang konstruktif.
Diskusi rutin dalam lingkup RW bisa menjadi cara efektif untuk menyampaikan pesan secara interaktif, atau memanfaatkan platform pesan seperti WhatsApp untuk menerima laporan atau keluhan warga dengan format resmi. Hal ini dapat membantu meredam konflik langsung.
Selain itu, dapat juga diadakannya program informal yang mempromosikan interaksi antarwarga, seperti kegiatan gotong royong atau piknik RW, dapat mempererat hubungan sehingga potensi konflik bisa diminimalkan.
Meskipun begitu, pendekatan ini membutuhkan kolaborasi semua pihak di lingkungan, termasuk RT, RW, dan tokoh masyarakat, agar lebih efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H