Mohon tunggu...
SITI SAPUTRI
SITI SAPUTRI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menonton film, mendengarkan musik, dance

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Ukiran Patung dalam Kehidupan Suku Asmat

29 Januari 2023   19:47 Diperbarui: 29 Januari 2023   19:49 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang Asmat atau suku Asmat adalah salah satu dari kelompok suku besar di Papua tepatnya di bagian selatan tanah Papua. Geografis wilayah selatan Papua dengan lingkungan alam berupa hutan bakau, berawa dengan banyak aliran sungai mempengaruhi kehidupan dan karakter budaya orang Asmat sebagai masyarakat pemburu, peramu dan menangkap ikan di sungai atau di air tawar.

Kesenian sebagai tradisi orang Asmat khususnya seni ukir sangat unik dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Seni ukir mempunyai hubungan erat dengan kehidupan religi orang Asmat (agama tradisi) yang mereka percaya terutama yang berkaitan dengan tradisi lisan dalam mite, legenda dan dongeng yang dianggap oleh mereka sakral dan berhubungan dengan sejarah  kehidupan leluhur atau nenek moyang mereka yang sangat mempengaruhi kehidupan religi mereka seperti mite Fumiripts dan mite Mbisman serta rumah adat atau Jew dan Mbis (patung roh orang mati/patung yang member simbol kehadiran roh leluhur).

Orang Asmat percaya, benda berupa kerajinan ukiran adalah media penghubung antara kehidupan di dunia ini dengan kehidupan di dunia arwah terutama dengan nenek moyang mereka. Kematian seperti akibat black magic atau karena senjata lawan maka harus dibalas dengan kematian. Segala jenis ukiran yang dibuat seperti di dayung, perisai, tifa, busur dan sebagainya setelah di kerjakan akan diberi nama sesuai dengan orang yang telah meninggal. Pemberian nama ini untuk mengingatkan mereka pada orang yang meninggal tersebut dan mereka akan melakukan  pembalasan karena mereka beranggapan sebelum membalas kematian maka arwah orang yang meninggal tidak merasa tenang diakhirat.

Ukiran Asmat sebagian besar dikerjakan oleh kaum pria. Peruntukan ukiran umumnya mereka gunakan untuk keperluan ritual dan saat ini untuk dijual guna menambah ekonomi keluarga. Setiap ukiran orang Asmat mempunyai ciri-ciri khas sendiri terutama yang diperuntukan untuk ritual adat dan perbedaannya sangat terlihat jelas.

Ukiran Asmat yang kelihatan pada ukiran,  sebenarnya bayangan konsep dari apa yang terkandung dan merupakan suatu usaha membedakan khayalan tingkat nyata yang dapat dipahami. Ukiran Asmat adalah ukiran kepercayaan yang bertujuan memuja arwah para leluhur. Mengukir merupakan kegiatan mereka sebagai prosesi pengungkapan keadaan pribadi ke dalam wujud keadaan secara idiologis,psikologis, dan religi.

Secara umum ukiran orang asmat terbagi dalam tiga jenis yaitu ; 1) patung besar, 2) patung kecil dan 3) Ukiran pada alat-alat keperluan (dayung,tombak,perahu, tifa, dll).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun