Mohon tunggu...
Siti Saniah
Siti Saniah Mohon Tunggu... -

Psychology | University of Maulana Malik Ibrahim Malang | Banjarbaru-Malang\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Energi Syukur

13 April 2015   08:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl :53)

Sungguh begitu banyak nikmat dari Allah yang telah dikaruniakan kepada kita. Engkau takkan mampu untuk mencatatat dan menghitungnya. Nikmat hidup, makan, minum, kesehatan, bentuk yang baik, kekayaan, jabatan, anak, istri, dll. Apakah engkau mampu untuk mengitungnya satu persatu ? Coba renungkan salah satu nikmatnya saja, misalnya kesehatanmu, seberapa banyak rasa syukurmu dengan kesehatan yang telah dikaruniakan olehNya kepadamu selama ini ? Sudahkah engkau memanfaatkan dengan sebaik mungkin masa sehatmu sebagai bentuk rasa syukurmu ? Renungkanlah semua itu. Jumlah benda-benda di alam semesta ini, kalau dibandingkan dengan nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada engkau sungguh tidaklah sebanding. Begitu luar biasa nikmat Tuhan yang telah dikaruniakan kepadamu. Tuhan memberikan nikmatNya tanpa pandang bulu, entah itu orang sholeh ataupun pelacur, pencuri, pembunuh, dan ahli-ahli maksiat lainnya bahkan orang-orang kafir pun, semuanya mendapatkan limpahan nikmat dari Tuhan Yang Maha Memelihara alam raya ini.

Andaikata engkau mau bersyukur, dan memikirkan nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah kepadamu, maka ketika ditimpa bala bencana pun tentu kau akan lupa dengan bencana tersebut, karena engkau tersibukkan dengan bersyukur kepada Allah, demi mempertahankan kesabaran. Tahi kucing pun serasa coklat. Cobaan pun terasa nikmat. Engkau akan menjadi pribadi yang tangguh, yang tidak merasa terbebani dengan berbagai macam cobaan yang menimpa dirimu. Karena engkau yakin bahwa semua itu adalah cara Tuhan untuk lebih mendewasakan dirimu. Ibaratnya besi, ia tidak akan menjadi barang yang berguna sebelum ditempa di dalam kobaran api oleh pandai besi. Engkau akan merasa tenang ketika berbagai cobaan datang menimpa dirimu, karena engkau yakin cobaan juga nikmat, serta besarnya cobaan tidaklah sebanding jika dibandingkan dengan nikmat-nikmat (yang serasa indah) yang telah dikaruniakanan oleh Tuhan padamu.

Andaikata engkau mau bersyukur, maka engkau akan selalu meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Menjaga jika engkau tertimpa masalah. Karena engkau yakin segala masalah dan cobaan hanyalah datang dari Tuhan semata. Tidak ada satupun kejadian di muka jagad raya ini yang luput dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Memelihara. Engkau bersyukur bahwa engkau memiliki Tuhan Yang Maha Memelihara, maka mintalah pertolongan kepadaNya. Janganlah sekali-kali engkau menyekutukan Tuhan, baik secara jahr maupun secara khafi, karena hal tersebut merupakan dosa yang tidak akan diampuni oleh Tuhan dengan sendirinya, jika engkau tidak mau bertaubat secara sungguh-sungguh.

Syukur menunjukkan bahwa engkau tahu diri kedudukanmu itu apa. Engkau itu hamba. Tidaklah layak bagimu untuk menyombongkan diri. Menganggap semua nikmat yang telah engkau peroleh selama ini berasal dari dirimu sendiri. Renungkanlah, jika memang nikmat yang kamu peroleh selama ini berasal dari dirimu sendiri bukan dari Tuhan, bisakah engkau melanggengkan nikmat yang telah engkau peroleh selama ini ? Misalnya nikmat hidupmu, mampukah engkau melanggengkan hidupmu dan tidak akan pernah mati ? Renungkanlah.

Syukur memeliki beribu dampak positif. Salah satunya akan menumbuhkan pohon-pohon ketenangan dan kedamaian di dalam hatimu serta menghancurkan parasit-parasit kegelisahan dan kesengsaraan di dalam hatimu. Hidupmu akan serasa nikmat, santai, tenang, karena engkau selalu berfikir yang positif. Sebaliknya, jika engkau kufur nikmat, maka akan menumbuhkan parasit-parasit kegelisahaan dan kesengsaraan di dalam hatimu. Engkau akan terbawa dan terjerembab ke dalam lembah hubbud dunya. Engkau akan mudah stress, karena pikiran-pikiranmu dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif. Harta hilang stress, diputus pacar galau, nilai buruk bingung, gak dapat-dapat pekerjaan bingung, gak dapat-dapat jodoh bingung, dan pikiran-pikiran cinta dunia lainnya. Engkau mudah stress, maka engkau akan mudah pula mengalami kesengsaraan, baik kesengsaran raga maupun kesengsaraan jiwa. Yang paling parah, jiwamu akan mengalami sakit yang berkepanjangan, yang hanya bisa disembuhkan melalui perantara sikap syukur. Maka hiduplah dengan penuh syukur. Lihatlah masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung dirimu, lihatlah nikmat-nikmat yang telah Tuhan karuniakan kepadamu, maka hidupmu akan dipenuhi nilai-nilai kebaikan.

Terkadang engkau lebih sering mendekatkan diri dengan Tuhan ketika engkau mengalami kesengsaraan, dan engkau melalaikanNya apabila engkau dikaruniai nikmat olehNya. Jauhilah sikap seperti itu. Bukankah sikap seperti itu terkesan meremehkan Tuhan ? Tuhan engkau seperti obat, yang hanya engkau datangi ketika sakit saja. Bukankah ini menunjukkan kesombonganmu, merasa tidak perlu Tuhan ketika kau dalam keadaan berlimpah nikmat padahal semua nikmatmu yang telah engkau peroleh berasal dari Tuhan ?

Bersyukurlah, karena dengan besyukur Tuhan akan memberikan tambahan nikmat kepdamu.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ. Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Al-Ibrahim : ayat 7)

Janganlah engkau memikirkan tambahan nikmat Tuhan secara kuantitatif, karena hal itu seolah-olah engkau menganggap dirimu sebagai pedagang di hadapan Tuhan dan Tuhan sebagai pembeliNya, padahal kedudukanmu yang sesungguhnya yaitu hamba dan Tuhan merupakan tuanmu. Tuhan akan menambah nikmat kepadamu berupa nikmat yang kualitatif, hatimu akan dipenuhi ketenangan dan kedamaian, hatimu akan dipenuhi dengan cinta, hidupmu akan serasa nikmat, tenang, dan damai. Maka penuhilah hidupmu dengan rasa syukur, karena hal itu sungguh sangat bermanfaat bagimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun