Pendidikan pertanian kepada anak usia dini dan ibu rumah tangga merupakan salah satu cara untuk mengenalkan dunia pertanian secara lebih dalam. Pengenalan dunia pertanian ini dapat berdampak baik bagi tumbuh kembang anak dan ibu rumah tangga dapat memanfaatkan pekarangan yang kosong agar menjadi lebih produktif dan dapat menghemat ekonomi keluarga.Â
Era digital semakin berkuasa sehingga anak usia dini lebih suka bermain dengan gadgetnya dibandingkan bermain diluar rumah dan berkenalan dengan lingkungan sekitar. Bukan hanya anak-anak yang terdampak adanya era digital, namun ibu rumah tangga juga menjadi salah satu sasaran berkembangnya era digital. Apalagi saat ini segala hal dapat diekspose ke media sosial sehingga ibu rumah tangga lebih mementingkan bermain media digital dibandingkan merawat tanaman atau menjaga anak dirumah.
Pendidikan pertanian untuk diaplikasikan kepada anak dan ibu rumah tangga dapat berupa tanaman microgreen. Microgreen merupakan sayuran dan tanaman herbal yang ditanaman dari biji dan dipanen pada tahap kecambah sebelum daun aslinya tumbuh. Konsep microgreen ini merupakan salah satu tren kuliner yang saat ini sedang populer karena rasanya yang kuat dan kandungannya yang luar biasa tinggi.Â
Penerapan microgreen ini terhadap edukasi kepada anak usia dini dapat mengenalkan anak pada pertanian mulai dari pertumbuhan yang sangat awal, yaitu dari biji hingga tumbuh kecambah. Mahasiswa KKNT yang mengedukasi anak usia dini menggunakan media kapas dan gelas pelastik serta menggunakan bibit bayam yang dapat berkecambah pada hari ke-1.Â
Sehingga hasil dari kecambah ini dapat langsung dirasakan oleh anak. Selain edukasi penanaman bibit hingga kecambah kepada anak usia dini, mahasiswa KKNT juga melakukan sesi games untuk menyanyikan lagu anak-anak dan shalawat untuk memeriahkan acara. Ibu Subariyah, sebagai pengajar PAUDQU AL-ISTIQOMAH mengakui sangat senang dengan kehadiran mahasiswa KKNT ke tempatnya untuk berbagi ilmu pertanian kepada anak-anak.Â
Penerapan microgreen juga dilakukan kepada ibu rumah tangga yang terdiri dari ibu-ibu PKK. Media tanaman yang digunakan adalah pupuk, tray, dan bibit cabai, pakcoy, terong, dan kangkung. Pada hari pertama dilakukan pembibitan dengan cara pemasukan media tanam ke dalam tray dan bibit kemudian disiram dengan cara penyemprotan air hingga media tanam menjadi cukup lembab. Proses monitoring dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari sekaligus dilakukan penyiraman untuk menjaga kelembaban media tanam sehingga bibit dapat berkembang menjadi kecambah. Bibit yang sudah berubah menjadi kecambah kemudian dipindahkan ke media yang lebih luas, yaitu pekarangan rumah.
Kharisma selaku mahasiswa yang memiliki ide terkait hal ini mengatakan bahwa "Teknik microgreen yang dipadukan dengan Berdikari (Berkebun di Pekarangan Sendiri) dapat berguna untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang kurang efektif menjadi lebih produktif. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi ekonomi keluarga karena jika ingin menggunakan sayuran tidak perlu membeli di pasar".Â