Mohon tunggu...
Siti salbiah
Siti salbiah Mohon Tunggu... Penulis - Active

Assalamualaikum, saya mahasiswa universitas pamulang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Kewarganegaraan.. Selamat mengujungi artikel saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Pembelajaran Online di Masa Pademi

11 Oktober 2020   19:22 Diperbarui: 11 Oktober 2020   19:52 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terasa sudah tujuh (7) bulan virus COVID-19 meradang di negara tercinta kita yaitu indonesia. Semenjak mewabahnya COVID-19 masyarakat diminta untuk tetap tenang tetapi waspada dengan mengurangi kegiatan atau aktivitas yang tidak terlalu penting dan di wajibkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan salah satunya dengan cara mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir, dan selalu memakai masker serta menjaga imun tubuh agar selalu sehat.

Dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19, maka pemerintah indonesia memberlakukan sistem lockdown dimana semua aktivitas harus dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan. Termasuk kebijakan pemerintah daerah yang menerapkan untuk meliburkan sekolah dan universitas baik pengajar  dan pelajar untuk bekerja dan belajar di rumah. Dan mulai menerapkan sistem belajar daring atau belajar online.

Sistem belajar daring atau online adalah sistem kegiatan belajar melalui jaringan internet, dimana pengajar dan pelajar tidak bertatap langsung untuk menjalankan proses pembelajaran yakni pengajar dapat memberikan materi berupa file, video atau lainnya di aplikasi online sehingga siswa dapat mengakses materi tersebut dengan smartphone.

Seperti yang kita tahu, dalam kegiatan pembelajaran online siswa dan pengajar perlu mempunyai handphone maupun laptop yang akan selalu terkoneksi dengan jaringan internet. Seiring berjalannya waktu saya sebagai penulis melihat banyak masalah problematika dari para pelajar, salah satunya problem yang paling banyak dihadapai yaitu pada jaringan internet. Banyak para pelajar yang berkeluh-kesah dari mulai keterbatasaan kuota internet, penguasaan aplikasi pembelajaran daring yang belum dipahami, dan keterbatasan handphone yang belum mendukung jaringan internet yang stabil.

Proses kegiatan pembelajaran online ini menurut saya sebagai penulis sebenarnya tidak mudah diberlakukan di pemerintahan Indonesia. Dimana dalam pelaksanaannya, banyak keterbatasan dan kendala yang akan terjadi . Menurut hasil dari pengamatan saya di berbagai sumber ada beberapa masalah yang berhubungan langsung dengan pembelajaran daring yakni sebagai berikut :

Pertama, Masih banyak pengajar yang belum mempunyai akses laptop atau handphone yang sudah berbasis internet lebih-lebih guru diperdesaan. Tidak semua para pengajar punya kemampuan untuk mengoperasikan dan memanfaatkan media pembelajaran daring dengan baik dan benar. Bagi seorang pengajar yang sudah paham betul akan teknologi, tentu hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Sebaliknya, bagi pengajar yang masih kurang pengetahuan teknologi, hal ini justru menjadi masalah. Artinya, seorang pengajar  harus cermat memberi materi pelajaran kepada para pelajar agar mudah dipahami dengan memanfaatkan media daring yang ada secara baik.

Kedua, Kemandirian belajar menjadi tuntutan yang perlu dipenuhi dalam pembelajaran online. Dimana keterbatasan untuk tatap muka langsung dengan pengajar, membuat para pelajar harus mandiri dalam memahami materi yang diberikan dan mulai mengerjakan tugasnya dengan sendiri. Sebenarnya menurut saya kemandirian dalam belajar siswa di rumah tentu tidak sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik. Karna pelajar harus memahami materi yang disampaikan oleh pengajar tanpa dijelaskan terlebih dahulu kemudian jika sudah selesai mengerjakan tugasnya maka para pelajar dapat melaporkannya. Dalam hal ini banyak para pelajar yang tidak paham pada materi yang diberikan sehingga mereka hanya asal mengerjakan tugas tanpa memahami materi, mereka mengaku butuh penjelasan yang lebih detail lagi bukan hanya disuruh mengerjakan saja.

Ketiga, tugas yang diberikan seorang pengajar  membuat siswa merasa terbebani. Dalam hal ini banyak sekali siswa yang merasa dirinya dibebani dengan tugas yang deadline yang dimana pengumpulan tugasnya diberikan dalam jangka waktu yang pendek sehingga para pelajar menjadi stress, Menurut saya sebagai penulis siswa yang kebanyakan tugas mereka akan lebih cenderung  sibuk  menyelesaikan tugas yang disampaikan oleh gurunya sehingga tidak memiliki waktu luang untuk mengembangkan dan mengekplos minat dan bakat yang ada pada dirinya.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang mahasiswa tentunya pembelajaran online ini tidaklah seefektif proses kegiatan tatap muka langsung, karna dalam beberapa materi tidak bisa dijelaskan melalui online, melainkan harus dijelaskan secara langsung. Banyak para pelajar yang belum bisa memahami materi yang disampaikan secara daring, Mungkin berdasarkan pengalaman seorang guru yang mengajar secara daring sistem pembelajaran online ini sangat efektif untuk pemberiaan tugas penugasaan saja, dan hasil dari tugas-tugas yang diberikan kemungkinanan akan menumpuk.

Saya berharap seorang pengajar baik itu guru dan dosen dapat mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang lebih efektif lagi dengan memanfaatkan media online yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga kami para pelajar dapat memahami materi dengan baik.

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pamulang, Tulisan ini merupakan tugas Sosiologi politik.

Penulis : Siti Salbiah

Mahasiswa : Seester V(5) PPKM001 V.442

Universitas Pamulang, Tangerang Selatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun