Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari banyak orang. Lebih dari 3,8 miliar orang di seluruh dunia menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan platform lainnya. Memberdayakan budaya lokal melalui teknologi digital bertujuan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dan pertumbuhan ekonomi. Teknologi digital memiliki potensi untuk mengubah cara belajar dan mengajar, serta membuka peluang untuk peningkatan ekonomi lokal.
 Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yang diartikan sebagai bentuk jamak dari konsep budhi dan dhaya (akal). Konsep ini, diterapkan oleh para tokoh pemikir kebudayaan dan pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara dipakai untuk membangun konsep budaya asli yamg di milik Indonesia. Menurut Koentjaraningrat di dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi (1979), muncul teori kebudayaan yang wujudnya dikemukakan oleh Talcott Parsons dan A.L. Kroeber yaitu wujud sistem ide-ide dan konsep- konsep, wujud rangkaian tindakan, dan wujud aktivitas berpola manusia. Selain itu peneliti J.J Honigmann isi buku The World of Man (1959, hlm 11-12) menyebutkan adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu gejala ideas, activities,dan artifacts. Jika dirumuskan sebagai sesuatu yang berkaitan satu sama lain. Para ahli berkesimpulan bahwa ide-ide atau gagasan-gagasan terdapat di dalam pemikiran manusia. Tentunya sebagai hasil olah otak. Karena di otak alias kepala manusia maka ide-ide itu tidak tampak dan tidak terlihat. Hanya terdengar bila disebutkan secara oral oleh pemikirnya. Kemudian terlihat ide-ide itu bila dituliskan atau ditayangkan melalui media.(Irhandayaningsih, 2018)
Karena itu budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir (gagasan), nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya.(Ridwan, 2022)
Pelestarian budaya lokal sebagai proses mengembangkan, mempertahankan, dan mempromosikan budaya lokal yang ada dalam suatu daerah. Budaya lokal merupakan bagian dari identitas suatu daerah dan masyarakatnya, yang melibatkan tradisi, perilaku, norma, dan tata kelola yang berbeda-beda. Pelestarian budaya lokal sangat penting untuk mengembangkan identitas masyarakat lokal dan mengurangi kerusakan budaya lokal.
Manfaat pemberdayaan budaya lokal melalui teknologi digital
1. Pendidikan berkualitasÂ
Teknologi digital memungkinkan pendidikan yang lebih mudah diakses dan berinteraksi. Sekolah dan pelatihan dapat menggunakan media digital seperti video pembelajaran, podcasting, dan diskusi online untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Pendidikan berkualitas merupakan salah satu tujuan utama dalam pelestarian budaya lokal. Pendidikan berkualitas merupakan proses pembelajaran yang mencakup kemampuan, dan keterampilan yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Dimana pendidikan sangat berperan penting dalam penguatan dan penanaman nilai budaya agar generasi muda dapat menjadi pewaris nilai-nilai budaya local yang tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi dan kualitas manusia. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari pendidikan berkualitas, yang memungkinkan masyarakat mendapatkan kemampuan untuk menciptakan wawasan ekonomi yang lebih baik.
2. Peningkatan partisipasi
Teknologi digital memungkinkan masyarakat lokal untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program pemberdayaan. Mereka dapat menggunakan perangkat digital untuk mengakses informasi, mempartisipasi dalam pelatihan, dan menggunakan media sosial untuk berbagi pendapat dan pengalaman
3. Peningkatan ekonomi lokal