Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman bahasa. Menurut data resmi dari Badan Bahasa, terdapat sekitar 718 bahasa daerah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu bahasa daerah terbesar adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda memiliki jumlah penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah bahasa Jawa, dengan penyebaran utamanya di Provinsi Jawa Barat, sebagian Banten, dan wilayah-wilayah lain yang memiliki diaspora Sunda.
Sama seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda juga memiliki tata bahasa untuk pembentukan kalimatnya. Lebih lanjut, tata bahasa Sunda mencakup beberapa bidang kajian linguistik, terutama dalam ranah sintaksis atau tata kalimah. Sintaksis dalam bahasa Sunda berfokus pada hubungan antarkata yang membentuk struktur kalimat. Kajian sintaksis bahasa sunda sendiri antara lain kajian terhadap frasa, klausa, dan kalimat.
Membuat kalimat tanpa memahaminya rasanya tidak mungkin terjadi. Jadi, saat kita membuat sebuah kalimat kita juga harus memahami struktur kalimat yang telah kita buat. Agar lebih mudah dalam memahami, kita harus melihat hubungan dari satuan-satuan konstruksi sintaksis dengan menggunakan alat sintaksis. Alat sintaksis sendiri terdiri atas urutan kata, bentuk kata, intonasi, serta partikel. Dalam artikel ini akan lebih berfokus membahas mengenai alat sintaksis berupa partikel. Lebih menariknya, pembahasan ini akan lebih mengulik kata partikel dalam lagu.
Kata Partikel
Partikel merupakan salah satu unsur kebahasaan yang biasa digunakan dalam pengucapan kalimat dan berbahasa. Dalam Bahasa Indonesia, partikel dikenal sebagai kata tugas yang tidak memiliki makna secara khusus dalam kalimat, namun berkaitan erat dengan kata setelahnya. Sederhananya, partikel dalam kalimat digunakan sebagai kata fungsi dalam penyempurnaan penyampaian tata bahasa antar kata dalam kalimat. Setiap bahasa memiliki partikel tersendiri dalam pengucapan dan penyampaian suatu kalimat, termasuk Bahasa Sunda. Bahasa Sunda dalam keseharian menggunakan beberapa partikel tambahan diantaranya "teh", "mah", "da", "atuh", dan "euy". Setiap partikel memiliki konsep penggunaan tersendiri dalam kalimat.
Partikel dalam Lagu Bangbung Hideung
Penggunaan partikel selain dipakai dalam percakapan, ternyata dalam penulisan lagu juga dipakai, lho! Salah satu lagu Sunda yang liriknya terdapat banyak kata partikel adalah lagu Bangbung Hideung, yang mana dalam pembentukan untaian liriknya partikel penegas maupun partikel fatis ikut berperan. Berikut contoh lirik Bangbung Hideung yang terdapat kata partikel:
- "Awi teh pangajul buah"
- "Aduh alah ieung da leuleuweungan"
- "Leumpang asa da ngalong kewang"
Secara harfiah, arti lirik (1) adalah "Bambu itu (memang) menghasilkan buah". Lirik tersebut terdapat partikel "teh" yang bermakna "itu" dan berfungsi untuk menekankan kata sebelumnya, yaitu "awi". Maksud dari penggunaan kata "teh" menekankan kata "awi" adalah untuk lebih memperjelas konteks dalam kalimat atau lirik tersebut. Â Pada lirik (2) dan (3) partikel da juga bisa diartikan sebagai "seperti". Kata "da" mendukung pemaknaan pada lirik dan menjadi kata penghubung dari kata sebelum dan setelahnya. Biasanya penggunaan kata "da" sendiri dipakai untuk kalimat emosional seperti pada lirik (1) dan (2) yang menggambarkan kondisi yang kebingungan dan tidak tahu arah.
Itulah beberapa kata partikel dalam lagu Bangbung Hideung yang berperan penting dalam menghidupkan untaian tiap lirik.
Oleh: Siti Sahala Tunnazwa, Hanum Alya Salsabila, dan Abdan Syakura Zidan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H