Mohon tunggu...
Siti Rosidah
Siti Rosidah Mohon Tunggu... -

Lahir di Tasikmalaya, tinggal di daerah yang agak jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, dan jauh dari polusi. Tugas di MtsN Leuwisari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Matematika Rekreasi

16 September 2013   07:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:50 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu guru/pendidik harus memiliki kompetensi yang cukup agar mampu memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran yang dituntut oleh Standar Proses tersebut. Salah satu bekal bagi guru matematika adalah penguasaan substansi materi belajar matematika dan kreatifitas penyajiannya.

Salah satu permainan tebak bilangan yang bisa digunakan untuk rekreasi matematika adalah permainan ‘22’. Permainan tebak bilangan ini bisa dimainkan di depan kelas maupun dimainkan oleh dua orang sebagai penebak/pemain dan penonton/orang yang akan ditebak. Permainannya sebagi berikut:

1) Penebak mempersilakan salah satu penonton untuk memilih sembarang tiga bilangan yang bernilai antara 1 s.d 9. Penonton menyembunyikan bilangan pilihannya tersebut dari penebak. Misalnya penebak memilih bilangan 1, 2, dan 3.

2) Penebak menyuruh penonton menjumlahkan ketiga bilangan pilihannya. Misalnya dari bilangan yang dipilih tersebut diperoleh hasil jumlahannya adalah 6.

3) Dengan tiga bilangan yang dipilih, penebak menyuruh penonton tersebut untuk membuat semua bilangan puluhan yang mungkin dibentuk dengan cara mengkombinasikan angka-angkanya dan kemudian menjumlahkan semua bilangan puluhan yang terbentuk. Misalnya dari bilangan 1,2, dan 3 yang dipilih dapat dibuat bilangan puluhan 12, 13, 21, 23, 32, dan 31. Jumlah semua bilangan ini adalah 132.

4) Penebak menyuruh penonton membagi hasil jumlahan bilangan puluhan pada langkah ke 3) dengan jumlahan bilangan satuan pada langkah ke 2)dan menyimpan/menyembunyika hasilnya.

5) Penebak menebak bilangan hasil pembagian pada langkah 4).

Menakjubkan… penebak berhasil menebak bilangan hasilnya, yaitu 22.

Selain tebak angka, rekreasi matematika dapat juga dilakukan dengan persandian atau lebih terkenal dengan istilah kriptografi. Kriptografi merupakan ilmu menulis pesan rahasia (crypto = rahasia/tersembunyi). Dokumentasi paling awal dari kriptografi dibuat sekitar 1900 SM, yaitu ketika orang Mesir menggunakan hiroglif yang tidak standar dalam sebuah tulisan. Pada jaman Romawi, Julius Caesar menggunakan kriptografi untuk mengirim pesan rahasia.Tentu saja tujuannya adalah agar pembajak surat rahasia tidak dapat membaca pesan secara langsung. Seiring perkembangan teknologi, sandi menjadi semakin kompleks dan rumit.

Dalam kriptografi terdapat dua hal penting yaitu enkripsi dan dekripsi.Enkripsi merupakan proses yang mengubah informasi asli diubah menjadi bentuk rahasia dengan menggunakan algoritma tertentu.Sedangkan dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi, yaitu mengubah kembali bentuk rahasia tersebut menjadi informasi awal. Ada bermacam-macam metode kriptografi, seperti Caesar, Affine, Vigenere, Monoalphabetic, Polyalphabetic, Beaufort, Playfair, Transposisi, DES, RSA, DSA, dan sebagainya.

Pada era digital saat ini, kriptografi memiliki peranan yang sangat besar dalam memberikan keamanan informasi melalui media internet, telepon seluler, kartu pembayaran elektronik, dan jaringan komputer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun