Mohon tunggu...
Siti Rona
Siti Rona Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Suska Riau

Perkenalkan nama saya Siti rona jurusan tadris IPS UIN Suska Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Milenial dan Penggunaan Teknologi di Desa Hapung

1 Januari 2024   15:25 Diperbarui: 1 Januari 2024   15:36 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: SITI RONA DAULAY 

Hapung adalah sebuah desa terpencil yang berada di kabupaten Padang lawas sumatera utara. Desa hapung terdiri dari tiga bagian desa yaitu hapung lama, hapung baru dan hapung torop. Penduduk desa hapung mayoritas penduduknya adalah orang batak, yang terdiri dari beragam marga mulai dari marga Hasibuan, Lubis, Daulay, Harahap, Pasaribu, Nasution, dalimunthe, dan masih banyak lagi. Di desa hapung juga ada sebuah sungai yang sering disebut sungai Sosa atau Aek Sosa, sungai tersebut sering di jadikan wisata alam bagi penduduk setempat dan orang yang mau berkunjung untuk mandi di sungai tersebut.

Penduduk desa hapung sebagian besar adalah anak-anak atau remaja, di desa hapung yang kini sudah memasuki zaman milenial banyak generasi muda atau anak-anak yang sudah mampu atau bisa menggunakan teknologi seperti hp. Anak-anak yang seharusnya bermain dengan teman-temannya yang menggunakan permainan tradisional seperti petak umpet, tali lompat, kelereng, dan lainnya. Sekarang menghabiskan waktunya untuk bermain hp seperti bermain game dan lain sebagainya. Sehingga anak-anak tersebut lebih menghabiskan waktunya untuk bermain hp dan game dari pada teman-temannya.

Sekitar 2012-an anak-anak yang tinggal pada zaman itu belum bisa menggunakan teknologi masih menggunakan permainan tradisional dengan teman-temannya. Tapi sekarang akibat perubahan zaman dan kemajuan teknologi membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan dunia sendiri tanpa teman-temannya. Pada generasi milenial ini juga akhlak remaja berkurang karena penyalahgunaan teknologi tersebut. Para remaja menggunakan teknologi tersebut untuk hal yang tidak senonoh. Sehingga membuat akhlak mereka menjadi tidak bagus ataupun berkurang.

Disamping itu teknologi tersebut bisa juga membawa dampak positif kepada anak-anak dan remaja yang berada di desa tersebut karena bisa menambah wawasan mereka terhadap dunia luar. Dan menjawab rasa keingintahuannya terhadap dunia luar. Sehingga teknologi ini bisa membawa dampak positif dan negatif kepada seseorang. Jadi teknologi ini tergantung kepada penggunaan individu masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun