Mohon tunggu...
Siti Rohmah
Siti Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Mahasiswa yang senang berbagi pandangan dan pengalaman dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektifkah 3 Jam Pembelajaran PAI di SMA? Tantangan dan Solusinya Oleh: Siti Rohmah

18 November 2024   08:23 Diperbarui: 18 November 2024   11:47 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran PAI Secara Teori di SMA 

Belakangan ini, dunia pendidikan di Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam memastikan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat efektif di tengah perubahan kurikulum dan pola belajar siswa. Salah satu isu yang sering menjadi perhatian adalah alokasi waktu 3 jam pelajaran per minggu untuk PAI di tingkat SMA. Cukupkah waktu ini untuk membentuk karakter siswa yang religius dan berakhlak mulia di era yang penuh tantangan ini?  Permasalahan ini semakin relevan ketika kita melihat data mengenai meningkatnya perilaku menyimpang di kalangan remaja, seperti bullying, penyalahgunaan media sosial, dan menurunnya tingkat kepatuhan terhadap nilai-nilai agama. Banyak guru PAI mengeluhkan keterbatasan waktu yang membuat mereka kesulitan untuk menyampaikan materi secara mendalam, apalagi jika dikaitkan dengan penerapan Kurikulum Merdeka yang menuntut pembelajaran berbasis proyek.

Mengapa PAI Penting Bagi Siswa SMA?

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan pilar penting dalam pembentukan karakter siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut PERMENDIKBUD RISTEK RI NOMOR 12 TAHUN 2024 Tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, yang menyatakan Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa Peserta Didik sebagai
pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.

Pendidikan Agama Islam memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan moral siswa, terutama di jenjang SMA. Siswa berada pada masa transisi dari remaja menuju dewasa, di mana mereka mulai mencari jati diri dan sering terpapar pada berbagai pengaruh eksternal. PAI menjadi fondasi utama untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

Mengingat pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi siswa SMA saat ini, dan melihat kebijakan alokasi waktu 3 jam per minggu untuk mata pelajaran ini di tingkat SMA menimbulkan pertanyaan Efektifkah 3 Jam Pelajaran PAI di SMA?. Mari kita bahas bersama.

Tantangan dalam Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMA
1. Durasi yang terbatas
PAI di SMA hanya memiliki alokasi waktu 3 jam dalam seminggu. Tentunya, guru sering kebingungan, nih, antara ngejar target kurikulum atau kasih ruang buat diskusi yang seru. Akibatnya, pembelajaran lebih fokus pada hafalan dan teori, padahal praktik dan pembentukan karakter itu juga penting.

2. Minimnya keterlibatan siswa
Anak SMA lagi ada di fase pencarian jati diri. Banyak yang lebih tertarik sama teknologi atau hal-hal yang lebih praktis. Hal ini menjadi tantangan bagi guru bagaimana caranya pembelajaran PAI tetap nyambung sama dunia mereka dan tidak membosankan.  

3. Konteks Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru. Namun, guru dituntut untuk kreatif dalam membuat pembelajaran yang terintegrasi dengan profil pelajar Pancasila. Dengan dengan waktu belajar yang terbatas, bikin kegiatan praktis yang seru terkadang menjadi PR juga.


Solusi untuk Mengoptimalkan Pembelajaran PAI di SMA
1. Pemanfaatan Media Digital
Guru bisa menggunakan platform digital seperti video pembelajaran, kuis online, atau media sosial sebagai media pembelajaran PAI. Contohnya, siswa bisa dikasih tugas bikin konten positif di media sosial yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Gabungkan dengan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler seperti Rohis bisa jadi tempat tambahan buat belajar PAI lebih dalam. Guru dapat bekerja sama dengan pembina Rohis untuk membuat program yang seru dan pas buat siswa.

3. Pendekatan Proyek Berbasis Masalah
Guru dapat merancang proyek berbasis masalah yang mengajak siswa siswa bikin proyek yang memberikan pengalaman langsung tentang nilai-nilai Islam. Biasanya, dengan praktek langsung, siswa dapat lebih mudah memahami pembelajaran tersebut. Misalnya, bikin simulasi pengelolaan zakat agar siswa paham pentingnya zakat buat bantu orang yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun