Sasmi tak pernah menyangka jika ia mengandung 3 calon bayi sekaligus. Ia kebingungan. Tidak ada dalam urutan keluarganya keatas yang memiliki riwayat hamil kembar. Pun dengan suaminya. Suaminya juga masih tak percaya, namun raut wajahnya memperlihatkan kegembiraan yang tak terkira. Ternyata tidak murni hanya kegembiraan saja yang dirasakan suaminya, ia kebingungan jika benar istrinya akan melahirkan 3 anak sekaligus. Dengan pekerjaan yang digelutinya saat ini sebagai tukang service komputer, suaminya hanya akan mendapatkan uang ketika komputer atau perangkat elektronik yang serupa sudah selesai dibenahi. Dan itu akan membutuhkan waktu, meski kadang jika kerusakan tak parah suaminya bisa menyelesaikan dengan cepat dan mereka juga akan cepat mendapatkan uang. Belum lagi jika ada yang lupa atau sengaja tidak mengambil servisan nya. Padahal ia sudah modal untuk membeli kelengkapan dari barang yang rusak. Bukannya untung malah buntung.
Sasmi pun hanya dapat sekedar membantu suaminya dengan menerima jahitan pakaian. Â Belum besar memang usahanya, namun lumayan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Kehidupan yang tidak berkecukupan tidak membuat mereka lantas putus asa dari rahmat Allah. Mereka yakin dan percaya bahwa Allah yang Maha Kaya tak akan membiarkan begitu saja anak-anaknya kelaparan kelak. Masing-masing sudah membawa takdir rejekinya dari dalam rahimnya.
Saat melahirkan pun tiba, Sasmi dan suaminya harap-harap cemas. Cemas dengan keadaan dirinya, anak-anaknya, juga cemas mengenai keuangan persalinan nya. Suaminya yang sepertinya tau isi pikiran Sasmi menenangkannya. "tenang de, aku sudah ada pinjaman kok untuk jaga jaga. Kamu fokus saja sama kesehatan mu, bayi kita, jangan stres. Â Kuatir ngaruh ke bayi-bayi kita nanti", ucap suaminya. Sasmi menimpali, "iya mas, aku juga maunya tenang tapi ya gimana ya. Hati kan gabisa diboongi".
Saat memasuki ruang operasi, karena menurut dokter Sasmi tidak akan bisa melahirkan ketiga anaknya dengan normal karena badan Sasmi yang terbilang kecil. Saat menunggu giliran dibedah, sasmi merasakan kontraksi yang luar biasa. Dan benar saja, tidak lama ketuban nya pecah. Ia langsung mendapatkan penanganan melahirkan normal. Dan dengan kuasa Allah, sasmi mampu melahirkan ketiga anaknya dengan normal meski dengan badan yang kecil. Suaminya berucap syukur kepada Allah juga kepada istrinya, "terima kasih banyak ya de, kamu telah mengorbankan nyawamu untuk melahirkan anak anak kita". Sasmi yang masih lemah hanya tersenyum dan mengangguk pelan kepada suaminya.
Bulan-bulan pertama ternyata memang sangat berat untuk dijalani. Tapi semua berubah ketika anak anak mereka menginjak usia 7 bulan. Suaminya ternyata tak hanya membetulkan komputer rusak tapi ia menulis segala hal mengenai anak anak dan istrinya di komputer yang pernah ia betulkan. Suaminya pun tak buta teknologi, ia sedikit mengerti mengenai blog. Dan ternyata ada yang menyukai tulisan - tulisan di blognya. Orang tersebut memiliki percetakan besar. Ia meyakinkan suami Sasmi bahwa tulisan tulisan nya akan laku di pasaran. Benar saja, tak butuh waktu lama bukunya naik cetak dari yang hanya 100 eksemplar menjadi 1.000 eksemplar. Belum lagi banyak yang menunggu edisi selanjutnya. Kehidupannya pun banyak berubah, dari yang begitu sulit membeli kebutuhan bayi kini mereka bahkan bisa menabung. Membuka service komputer dan usaha jahit Sasmi dengan lebih besar dari sebelumnya.
"ini rejeki anak-anak de. Terima kasih sudah menjadi inspirasi mas selama ini. Terima kasih sudah bersabar hidup berat bersama mas. Terima kasih atas doa-doamu untuk mas. Mas tak tahu kata apa yang pantas untukmu selain terima kasih. Mas ridhoi hidupmu sebagai istri mas. Semoga ini semua bisa membuatmu selalu bahagia", ucap suami sasmi.
" mas... Â Mas terlalu berlebihan. Berdoa untukmu itu memang sudah tugasku. Aku gabisa bantu banyak selain doa dan bersabar mas. Cuma itu. Ini semua rejeki dari Allah yang kita dapat karena mas juga sudah berusaha. Terima kasih banyak ya atas usaha mu membahagiakan kami mas", Balas Sasmi terhadap suaminya.
Mereka tersenyum seraya mengucap pujian kepada Allah berjuta kali.
Begitulah roda kehidupan, kehidupan yang keras jangan sampai ikut  menjadikan hati mu keras terhadap keputusan Allah. Selalu berpikir positif atas segala kehendak Nya. Selalu berusaha agar mencapai ridhoNya. Bukankah agar sampai di anak tangga teratas kau harus mulai menginjak anak tangga terbawah dulu?
_sitirohimah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H