Mohon tunggu...
Siti Rahma Yulia
Siti Rahma Yulia Mohon Tunggu... Penulis - Writter

Lulusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang | Writter

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hidup Sebagai Anak Kedua

25 Oktober 2023   06:00 Diperbarui: 25 Oktober 2023   06:30 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taylor, Niki, Lana, Mitski, semua lagu yang aku suka..

Kemarin aku dapet kabar kalau bapak ku sendiri gamau dateng ke acara wisuda ku, aku hancur banget. Rasanya aku gamau ikutan wisuda, rasanya aku mau batalin semuanya. Aku kecewa banget, tolong.

Bapak ku bilang dia takut aku jadi kayak kaka ku, padahal jalan kehidupan dan nasib setiap anak itu berbeda-beda. Aku pun pasti punya jalan ku sendiri. Entah bagaimana ke depannya, tapi rasanya sakit banget. 

Aku mencoba buat ga benci sama kedua orang tua ku, dengan apa-apa yang sudah mereka berikan kepada aku, karena aku tau mereka pun sama seperti aku kadang di titik bingung dan egois yang terlalu menggebu-gebu. 

Aku selalu coba buat belajar ikhlas sama apa-apa yang udah terjadi, tapi kenapa semakin aku ikhlas tuhan seakan-akan semakin memberikan aku banyak hal yang sebenernya aku ga mampu buat ngadepinnya bahkan ngelewatinnya sekalipun, tapi di akhir semua rencana Tuhan terus bantu aku sampai aku bisa di titik ini. Walaupun nyatanya aku ga sekuat itu tapi aku bisa ngelewatin semuanya, dengan menjalani dan meresapi apa yang berlalu dan akan dihadapi nanti.

Kalau Tuhan punya rencana A, aku juga harus punya rencana B. aku bisa sendiri kok, kalau pun di hari wisuda nanti mereka beneran gamau dateng, aku bisa sendiri, beneran. Aku lagi coba buat kuatin mental ku dari sekarang, apapun hal yang manis akan aku rasakan dengan rasa pahit, agar apa yang aku pikir sempurna maka akan berbanding menjadi buruk. 

Kalau bukan dari kecil selalu diginiin pun dan kalau aku ga selalu mikir "aku hidup untuk aku" kayaknya aku ga bisa sampe umur sekarang, aku pasti bakalan milih buat berhenti di titik itu aja.  Aku tau, mau badai besar dan segemuruh apapun itu pasti akan berhenti kalau memang sudah waktunya berhenti.

Tuhan, aku mau pulang tapi semua nya hancur. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun