Disini kami kelompok 4 dari kelas 1D,Prodi PGSD,Universitas Muhammadiyah Purworejo melakukan survei studi lapangan hewan,yaitu pada peternakan bebek. Sebelumnya perkenalkan anggota kelompok kami,yang terdiri dari:
- Silvia Khoirunnisak (242180135)
- Desta Yanuar Pratama (242180147)
- Lutfi Ulil Khoiriyah (242180150)
- Siti Rahmadani (242180151)
Daging dan telur merupakan salah satu sumber pokok makanan di Indonesia karena memiliki kandungan nutrisi yang kaya dan bermanfaat bagi tubuh. Dan melakukan budidaya peternakan bebek merupakan salah satu peluang usaha yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Dengan perawatan dan manajemen yang baik,peternak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Hal ini yang membuat narasumber kami yang bernama Ibu Sri Patoyah dari Desa Wonoenggal,Rt001/Rw001,Grabag,Purworejo tertarik dan senang terhadap budidaya bebek. Berbudidaya bebek sangatlah mudah, dikarenakan bebek dapat hidup di saat musim hujan maupun kemarau.Â
Beliau sudah berternak bebek selama 14 tahun, dulu beliau hanya memiliki 500 ekor bebek saja ,dan bertambahnya tahun jumlah bebek yang dipelihara menambah,tahun terakhir kemarin,semua total bebek beliau yaitu 1200 ekor bebek.
"Alasan saya berternak bebek yaitu hobi dan senang yang berkelanjutan juga mudah dalam merawatnya." begitu jawaban dari Ibu Sri saat wawancara.
Dalam siklus berternak biasanya ada yang sudah tidak bisa maksimal dalam masa produksinya dari hal ini Ibu Sri mengatasinya dengan perputaran modal.
"Biasanya saya itu kalau ada bebek yang sudah tidak bisa maksimal dalam masa produktifitasnya maka akan saya pisah/afkir,lalu saya jual atau tukar dengan bebek muda/masih aktif masa produktifitasnya."
Dalam usahanya, beliau memiliki kurang lebih 1200 ekor bebek dan pastinya ada faktor yang mempegaruhi,pada usaha ini faktor yang mempengaruhi produktifitas yaitu pola makan,tempat,dan kandang.Â
"Faktor yang bisa dilihat yaitu pola makannya,tempatnya,juga musim-nya mas/mba.Biasanya kalau musim kemarau itu produktifitas telurnya meningkat dibandingkan musim hujan. Umur bebek juga berpengaru ya,jika sudah lebih dari 1 tahun itu biasanya masa produktifitasnya menurun."
Dari pengalamannya yang sudah berternak selama 14 tahun, Ibu Sri menjelaskan juga beberapa kendala-kendala yang sering beliau dapat, seperti harga bahan baku untuk pakannya yang terkadang tidak stabil.
"Kendalanya itu ada di bahan bakunya yang buat pengelolaan pakannya. Karena saya tidak memberikan pakan siap jadi tetapi mengolah pakan sendiri,karena itu lebih menekankan pengeluarannya. Dan sekali lagi,umur bebek juga berpengaruh besar."
Untuk pakan buatan sendirinya itu, Ibu Sri mencampur antara bekatul,konsentrat,dan aking(nasi yang dikeringkan)yang direndam diember berisi air.
Dan yang terakhir, Ibu Sri mengatakaan bahwa cara untuk meningkatkan produktifitas/kualitas yaitu harus disiplin waktu dan masa perawatannya.
"Kalau mau produktifitasnya meningkat ya kita harus disiplin,baik waktu maupun cara merawatnya,kalau sudah waktunya memberikan pakan ya diberi pakan,biasanya saya lakukan saat pagi sama sore mas/mba."
Disini beliau berternak hanya dibantu oleh suami dan anak-anaknya saja,tanpa bantuan dari tenaga/pekerja lainnya. Rata-rata hasil telur yang bisa didapatkan yaitu 800-1000 dalam satu kali ambil,biasanya diambil saat pagi sebelum diberi pakan,yang artinya hampir 80% bebek masa produktifitasnya aktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H