"Faktor yang bisa dilihat yaitu pola makannya,tempatnya,juga musim-nya mas/mba.Biasanya kalau musim kemarau itu produktifitas telurnya meningkat dibandingkan musim hujan. Umur bebek juga berpengaru ya,jika sudah lebih dari 1 tahun itu biasanya masa produktifitasnya menurun."
Dari pengalamannya yang sudah berternak selama 14 tahun, Ibu Sri menjelaskan juga beberapa kendala-kendala yang sering beliau dapat, seperti harga bahan baku untuk pakannya yang terkadang tidak stabil.
"Kendalanya itu ada di bahan bakunya yang buat pengelolaan pakannya. Karena saya tidak memberikan pakan siap jadi tetapi mengolah pakan sendiri,karena itu lebih menekankan pengeluarannya. Dan sekali lagi,umur bebek juga berpengaruh besar."
Untuk pakan buatan sendirinya itu, Ibu Sri mencampur antara bekatul,konsentrat,dan aking(nasi yang dikeringkan)yang direndam diember berisi air.
Dan yang terakhir, Ibu Sri mengatakaan bahwa cara untuk meningkatkan produktifitas/kualitas yaitu harus disiplin waktu dan masa perawatannya.
"Kalau mau produktifitasnya meningkat ya kita harus disiplin,baik waktu maupun cara merawatnya,kalau sudah waktunya memberikan pakan ya diberi pakan,biasanya saya lakukan saat pagi sama sore mas/mba."
Disini beliau berternak hanya dibantu oleh suami dan anak-anaknya saja,tanpa bantuan dari tenaga/pekerja lainnya. Rata-rata hasil telur yang bisa didapatkan yaitu 800-1000 dalam satu kali ambil,biasanya diambil saat pagi sebelum diberi pakan,yang artinya hampir 80% bebek masa produktifitasnya aktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H