Mohon tunggu...
Siti Qomariyah
Siti Qomariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar: Peluang Emas atau Tantangan bagi Guru dan Siswa?

17 Oktober 2024   06:49 Diperbarui: 17 Oktober 2024   06:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gambar.wanitabaik.com

Pendidikan di Indonesia belum memiliki standar kualitas yang merata, dapat dilihat adanya kesenjangan antara daerah perkotaan dengan daerah tertinggal. Seharusnya hal ini menjadi fokus pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Bagi saya pendidikan merupakan hal krusial dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan berbangsa. Maju atau tidaknya sebuah negara, salah satunya dapat dilihat dari pendidikannya. Namun jika saya lihat, Indonesia masih memiliki permasalahan di dunia pendidikan yang menjadi tantangan besar untuk negara, seperti kualitas pendidikan yang rendah, kurang memadainya infrastruktur sekolah, akses dan kesenjangan, yang menjadi sorotan menonjol yaitu kurikulum yang diberlakukan.

Di Indonesia sendiri sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum pendidikan, saat ini sedang menjalankan Kurikulum Merdeka yang dinilai relevan dengan perkembangan zaman yang ada. Tapi apakah benar pemberlakuan kurikulum ini benar-benar efektif dan memberikan kontrubusi yang baik untuk perbaikan sistem pendidikan di Indonesia? Dalam opini ini, saya mengajak para pembaca untuk berdikusi apa saja tantangan dan peluang dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Indonesia.

Saya melihat pemerintah terus melancarkan usahanya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu dengan perubahan kurikulum yang sering terjadi. Hal ini menjadi bukti bahwa pemerintah terus melakukan evaluasi terkait sistem pendidikan dan memberlakukan kurikulum yang dinilai lebih relevan dari sebelumnya, karena kurikulum dinilai menjadi fokus kunci dalam pelaksanaan pendidikan.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang menekankan kebebasan bagi guru dan siswa untuk memilih dan mengembangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan Kurikulum Merdeka untuk menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel dan relevan dengan perkembangan zaman. Pada kurikulum ini siswa ditempatkan sebagai subjek aktif dalam pembelajaran. Harapannya siswa dapat mengembangkan potensinya agar lebih termotivasi dalam belajar, karena memiliki pilihan yang lebih luas sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum Merdeka mengharapkan siswa agar tampil lebih mandiri dan bertanggung jawab. Peran guru disini sebagai fasilitator, memberikan dukungan, dan mengarahkan siswa. Guru diberikan kebebasan untuk memilih materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Secara ideal, pendidikan merupakan sebuah proses untuk menyeimbangkan antara akademik, keterampilan, dan karakter. Namun fakta yang terjadi di lapangan, proses pembelajaran masih berpaku pada pendekatan yang hanya menitikberatkan sisi akademik saja, dengan mengesampingkan keterampilan dan pendidikan karakter siswa. Padahal sistem pendidikan yang baik dapat menerapkan proses pembelajaran secara holistik, tidak hanya menghafal materi namun siswa diharapkan dapat memahami esensi dalam pembelajaran.

Untuk memperbaiki persoalan pendidikan yang terjadi di lapangan, Kurikulum Merdeka menerapkan prinsip utama yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dan pembentukkan Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran berbasis proyek menekankan siswa untuk belajar melalui pengalaman, dalam proses ini siswa diarahkan untuk dapat mengembangkan keterampilan dan kreativitasnya untuk menyelesaikan tugas atau masalah. Metode ini menggunakan proyek sebagai media untuk menghasilkan sebuah luaran/hasil belajar. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan proyek, dituntut untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan pembentukkan Profil Pelajar Pancasila menekankan pentingnya pembentukan karakter bagi siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Profil ini memiliki tujuan yang dirangkum dalm enam dimensi, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Tujuan diberlakukan dua prinsip tersebut untuk mengembangkan sumber daya manusia secara holistik, tidak hanya berpaku pada kemampuan akademik atau kognitif saja, tetapi juga dari segi psikomotor dan afektifnya.

Jika saya mengamati masih banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini mengedepankan teknologi dalam pengimplementasiannya, tetapi yang terjadi dilapangan tidak semua daerah memiliki sarana yang memadai. Disamping itu belum meratanya kemampuan guru dalam penguasaan teknologi, terlebih guru-guru generasi X (kelahiran 1965-1980).  Selain itu, kesiapan guru dan murid menjadi tantangan dalam menjalankan kurikulum ini. Guru perlu diberi pelatihan terait pelaksanaan Kurikulum Merdeka agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kesiapan siswa juga menjadi tantangan dalam pelaksanaan kurikulum ini, beberapa siswa susah beradaptasi dengan tuntutan kemandirian dalam belajar yang menjadi model dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka.

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, kurikulum ini juga memberi peluang besar dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Saya mengamati adanya peningkatan kreativitas dan inovasi yang terjadi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran terlihat lebih menarik dan memicu tumbuhnya motivasi belajar siswa. Selain itu penggunaan teknologi dalam Kurikulum Merdeka, berpotensi melahirkan generasi yang melek akan teknologi dan mampu bersaing secara global. Pembelajaran berbasis teknologi memudahkan guru dan siswa dalam mengakses pengetahuan, dan menciptakan relasi yang luas antar pendidik dan pembelajar.

Kurikulum Merdeka merupakan langkah awal untuk membawa pendidikan Indonesia lebih maju. Dengan menerapkan prinsip fleksibilitas, inklusivitas, dan relevansi, kurikulum ini siap membawa peluang emas bagi pendidikan Indonesia untuk menciptakan generasi yang unggul dan mampu bersaing secara global dan menghadapi tantangan yang ada. Tidak lepas dari itu, kesediaan infrastruktur yang memadai, kesiapan guru, dan dukungan semua pihak menjadi faktor keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini. Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, Kurikulum Merdeka dapat menjadi jembatan bagi sisitem pendidikan di Indonesia untuk lebih maju dan inovatif, serta membawa keberuntungan di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun