Mohon tunggu...
Siti Nur Azizah
Siti Nur Azizah Mohon Tunggu... Guru - Man Jadda wajada

Ilmu adalah yang memberikan manfaat, bukan yang sekedar hanya dihafal.– Imam Syafi’i

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Autobiografi

28 Juni 2021   14:49 Diperbarui: 12 Agustus 2021   19:29 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namanya Siti Nur Azizah, dia lahir di hari ke satu di bulan kesembilan di tanah Kota Tangerang, Banten. Sejak kecil ia tinggal di Kota Tangerang bersama orangtuanya dan kedua kakanya, ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, zizah adalah panggilan akrabnya.

Ketika umur 7 tahun ia mulai bersekolah di Mi Jamiatul Gulami, Kota Tangerang, Banten.

Kemudian setelah lulus ia merantau ke tanah Pandeglang yang termasuk bagian dari sebuah Kota santri, dan ia melanjutkan menimba ilmu agama dan ilmu pengetahuan, di Pondok Pesantren Daar el-ulum, Saketi pandeglang, Banten di tahun 2014. Banyak sekali prestasi-prestasi yang ia dapat di sana, salah satunya adalah peraih Beasiswa pondok sebagai siswa berprestasi di tahun 2015. Selepas lulus MTS di tahun 2017.

Ia pindah dan tetap di Kota yang sama daerah Cikole, dan ia melanjutkan menimba ilmunya di Pondok Pesantren Modern Al-Mizan2 Putri, Cikole Pandeglang, Banten. Ketika menginjak tahun kedua di sana ia pernah menjabat sebagai bagian Bahasa pusat OSPM.

Dan sekarang ia sedang menempuh S1 jurusan pendidikan Agama Islam, disebuah sekolah tinggi yang terletak di tengah-tengah ramainya Kota Tangerang.

 Ia adalah seorang seniman pengukir Henna yang dimana ini termasuk dari bagian hobbynya, dan ia juga merupakan seorang blogger karena sejak lama ketertarikannya dengan dunia kepenulisan berawal dari sebuah artikel " 24 jam? Untuk apa kau gunakan? " yang ditulis olehnya di Kompasiana. Karena ketidakrelaan bahwa apa yang telah ia lewati akan hilang begitu saja, ia selalu merasa bahwa manusia sangat bisa mengabadikan dirinya meski secara artifisial, ternyata itu menjadi langkah awalnya untuk menjadi seorang blogger. Dan ia juga berharap ini adalah nostalgia sederhana untuk mereka yang kenangannya masih terselip diantara buku-buku pelajaran. Karena selalu ada rasa yang tertinggal tiap cerita.

Semangatnya dalam menulis semakin menggebu-gebu, ia berharap suatu hari nanti ia dapat menjadi penulis yang terkenal yang karya-karyanya selalu ditunggu-tunggu dan dapat menginspirasi orang banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun