Mohon tunggu...
Siti Nuronniah
Siti Nuronniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perbedaan Perspektif Antara Izin Sakit dan Cuti Kerja

3 Juni 2021   08:52 Diperbarui: 12 Juni 2021   19:55 4648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pexels.com/polina zimmerman

Ketika kita berada disituasi mendesak yang tidak bisa ditinggalkan,namun menjadi tanggungan adalah alasan orang untuk izin sakit dan cuti kerja. Perlu diketahui antara kedua tersebut kebanyakan orang beranggapan bahwa izin sakit dan cuti kerja adalah suatu hal yang sama. Orang hanya perlu menanggapi bahwa perspektif itu hal yang berbeda.

Banyak sekali pekerja yang izin sakit hanya karena sebuah sabotase bisnis, mengapa tidak jika seorang pegawai yang sering sekali izin sakit sebenarnya tidak benar-benar sakit. Namun mereka hanya saja menghindari suatu urusan yang menurut mereka tidak bisa menjalani ketika bekerja. Maka jika pegawai melakukan cuti kerja, perspektif orang akan berbeda pula. Cuti kerja bisa dikatakan bahwa mereka sedang ada urusan lain.

Izin sakit adalah dimana kita memberikan surat kepada suatu tempat kerja atas dasar permohonan izin untuk tidak mengikuti suatu aktvitas seperti biasa dengan beralasan sakit. Sedangkan dengan cuti kerja adalah meninggalkan pekerjaan beberapa waktu secara resmi untuk beristirahat atau beralasan dengan kegiatan lainnya.

Maka perlu diketahui bahwa perspektif orang sudah berbeda jika kita mengatakan izin sakit maupun cuti kerja. Perlu diperbaiki lagi jika ada karyawan yang memberikan surat berbeda dengan pengucapan. Jika mereka sakit maka menggunakan bahasa izin sakit, sedangkan jika mereka memang ditugaskan cuti atau keadaan lain dengan menggunakan bahasa cuti kerja.

Hal yang perlu diperhatikan adalah etika ketika memberikan suatu pernyataan jika ingin izin sakit dan cuti kerja. Etika izin sakit yang baik dilakukan jika memang kondisi badan sama sekali tidak bisa bangkit. Kemudian ketika izin usahakan menggunakan surat keterangan dokter. Sedangkan etika cuti kerja bisa dilakukan jauh-jauh hari. Mengapa? karena perusahaan tidak bisa memberikan izin jika dilakukan secara dadakan.

Siti Nuronniah PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun