Pemerintah Indonesia sedang menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya kasus cacar monyet di beberapa daerah di tanah air. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan, sejak awal tahun ini, tercatat peningkatan signifikan dalam jumlah kasus yang dilaporkan.
Cacar monyet, atau juga dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit menular yang berasal dari hewan, terutama hewan pengerat dan primata. Penyakit ini menyebar dari hewan ke manusia dan dapat menyebabkan gejala serupa cacar air, termasuk ruam kulit, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Beberapa daerah yang paling terdampak meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Pihak berwenang di daerah-daerah tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, termasuk isolasi kasus-kasus yang terkonfirmasi, pelacakan kontak, dan kampanye penyuluhan kesehatan di masyarakat.
Sebanyak 11 penduduk Jakarta Barat dilaporkan mengalami infeksi monkeypox atau cacar monyet. Erizon, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, menyampaikan bahwa angka tersebut didasarkan pada data per tanggal 5 Desember 2023. Erizon menyatakan, "Sebanyak 11 individu terkena cacar monyet, dan dari jumlah tersebut, tujuh orang telah pulih." Ungkapannya ini dilontarkan dalam wanwancara media berita setempat pada Rabu, 6 Desember 2023. Dia menegaskan bahwa seluruh pasien yang terinfeksi cacar monyet ini tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, menunjukkan bahwa penyebarannya terjadi secara lokal. Erizon juga mengindikasikan bahwa penularan cacar monyet kemungkinan besar bersifat lokal dengan gejala umum seperti demam dan munculnya vesikel di tubuh.
Kementerian Kesehatan dan organisasi kesehatan internasional seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sedang bekerja sama untuk menyusun strategi pemantauan dan penanganan yang lebih efektif. Pemerintah juga telah meningkatkan upaya vaksinasi di daerah-daerah terdampak sebagai tindakan pencegahan.
Stok vaksin cacar monyet di Indonesia terbatas, demikian disampaikan oleh Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kementerian Kesehatan. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, hanya 250 individu dengan risiko tinggi terkena cacar monyet yang mendapatkan vaksin baru. Saat ini, pemerintah masih menyimpan sekitar 1.000 dosis vaksin yang akan diberikan secara selektif kepada individu yang paling rentan terinfeksi. Meskipun kasus baru terus muncul dan ketersediaan vaksin terbatas, para ahli kesehatan masyarakat meyakini bahwa skala penyebaran cacar monyet tidak akan sebesar pandemi Covid-19.
Meskipun kasus ini masih di bawah pemantauan, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan mematuhi petunjuk kesehatan yang diberikan oleh otoritas setempat. Cacar monyet, meskipun dapat menimbulkan kekhawatiran, dapat dikendalikan dengan langkah-langkah pencegahan dan perawatan medis yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H