Indonesia memiliki kekayaan sumber daya yang besar, salah satunya berasal dari sektor pertanian. Sumber makanan yang umum digunakan adalah beras, jagung, gandum, sorgum, singkong, kentang, ubi jalar, talas, dan sagu.Â
Peran karbohidrat sangat penting dalam proses kontraksi otot, di mana sekitar 60-70% asupan karbohidrat akan diubah menjadi energi di dalam tubuh.Â
Karbohidrat yang terserap di dalam tubuh berupa polisakarida, yang tidak dapat diserap langsung. Oleh karena itu, karbohidrat harus dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat diserap melalui selaput lendir saluran pencernaan. (Nurfadilah, dkk 2019). Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes mellitus.
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia, yang disebabkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, proses insulin, atau keduanya.Â
Menurut International Diabetes Federation (IDF), sebanyak 415 juta orang di dunia menderita diabetes, diperkirakan angka ini akan meningkat 55% dalam 25 tahun kedepan atau sekitar 64 juta orang.Â
Pada tahun 2015, prevalensi diabetes di Indonesia dan wilayah Pasifik Barat lainnya mencapai sekitar 153,2 juta orang dewasa atau sekitar 37%. Indonesia menempati peringkat ketujuh dari 10 negara dengan populasi sekitar 10 juta orang yang menderita diabetes.
Tahun  2019 International Diabetes  Federation (IDF)  melaporkan bahwa  epidemi  diabetes  di  Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat.  Indonesia  adalah  negara peringkat  ketujuh di  dunia  dengan  jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun  sekitar  10,7 juta  orang.Â
Menurut laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes melitus di Indonesia pada populasi yang berusia 15 tahun ke atas dan didiagnosis oleh dokter rata-ratanya sebesar 2%. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes  melitus pada  penduduk  ≥  15 tahun  hasil  Riskesdas  2013  sebesar 1,5%.
Penatalaksanaan  diabetes melitus  dapat  dilakukan  denganempat  pilar  yaitu  memberikan  edukasi,  terapi  nutrisi  medis,  melakukan  aktivitas  fisik dan  terapi  farmakologi.Â
Upaya terapi nutrisi medis merupakan bagian penting  dari penatalaksanaan  diabetes  melitus yang  salah  satunya  dilakukan  dengan  modifikasi diet melalui pengelolaan diet  pada  penderita  diabetes  tidak  hanya  terbatas pada restriksi kalori dan asupan  karbohidrat  saja,  namun  juga  harus  memperhatikan   aspek   gizi   kualitatif  lainnya  seperti  penekanan  pada  indeks  glikemik,  konsumsi  serat,  dan  pati resisten.
Tanaman serealia sorgum mempunyai kandungan gizi yang tinggi seperti karbohidrat, lemak, kalsium, besi, dan fosfor sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Sorgum menempati urutan kelima dalam daftar makanan pokok di dunia setelah gandum, beras, jagung, dan barley. Penggunaan sorgum sebagai pengganti nasi sehari-hari juga dianjurkan karena mengandung serat tidak larut air atau serat kasar dan serat pangan yang masing-masing sekitar 6,5%-7,9% dan 1,1%-1,23%.Â