Mohon tunggu...
Siti Nurkholifah
Siti Nurkholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Not an interested person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Remaja dalam Modernisasi, Pengaruh dan Solusinya

19 Juni 2022   23:03 Diperbarui: 20 Juni 2022   05:36 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lo tuh ngapain sih temenan sama anak udik kayak dia?

Gue mah ga sudi kalo disuruh deket-deket sama orang kek gitu.

Nggak jadi ikutan cabut lo? Gak asik deh.

Apakah kalian sering mendengar ucapan-ucapan seperti itu pada masa sekarang ini? Perkataan tersebut mungkin kerap kali kita jumpai di kehidupan sekitar kita bahkan di media massa seperti televisi. Perkataan tersebut biasanya dilontarkan oleh para remaja yang sedang dalam proses pendewasaan. Lalu para orang tua pun mulai bertanya-tanya dari mana perkataan dan perilaku tersebut datang karena di zaman mereka tidak ada perkataan yang seperti itu. Hingga diketahui bahwa arus modernisasi telah masuk dan berkembang di negara ini tanpa mampu dibendung.

Modernisasi merupakan hal yang tidak mampu dielakkan pada masa sekarang. Dengan adanya berbagai kemajuan dan kemudahan dalam melakukan berbagai hal telah menunjukkan bahwa modernisasi telah terjadi. Modernisasi adalah sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur (Joan Hesti dkk, 2018). Selain itu, menurut KBBI modernisasi merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai tuntutan masa kini.

Modernisasi yang terjadi di Indonesia dapat dilihat melalui adanya perubahan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakatnya. Sebelum adanya modernisasi kebanyakan masyarakat masih menggunakan alat-alat tradisional yang mereka rakit sendiri maupun hanya mengandalkan tenaga dari individu itu sendiri atau hewan tertentu untuk saling berkomunikasi dan melakukan pekerjaan mereka. Namun, ketika modernisasi mulai merebak alat tradisional tersebut mulai jarang digunakan dan tersingkir penggunaannya dengan alat baru yang lebih canggih dan mampu menghemat tenaga manusia maupun hewan yang dipekerjakan. Meski demikian masih banyak pula masyarakat yang tetap mengandalkan alat dan proses sederhana tersebut karena mereka belum tersentuh oleh adanya modernisasi maupun mereka menolak adanya modernisasi karena rasa antipati dan anggapan bahwa modernisasi merupakan pengaruh buruk yang harus dihindari.

Pada remaja Indonesia saat ini, kata modernisasi tentu sudah tidak asing lagi bagi mereka karena mereka merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang seiring dengan berbagai perkembangan yang termasuk dalam modernisasi. Mereka menjadi bukti nyata tumbuhnya modernisasi di Indonesia. Saat-saat seperti sekarang, terutama di masa pandemi pengaruh modernisasi semakin kuat. Pengaruh tersebut membawa banyak sekali perbedaan antara generasi sekarang dengan generasi sebelumnya. Dalam fase ini kita mampu melihat bahwa remaja lebih mampu menguasai dan memahami modernisasi daripada generasi sebelumnya yang meliputi oleh orang tua mereka maupun para guru yang mengajar mereka. Oleh karena hal itu, terkadang para remaja tersebut terkesan superior dan sulit dikendalikan karena merasa lebih unggul dalam menguasai berbagai perkembangan yang ada dalam modernisasi saat ini.

Perbedaan antara remaja dengan para orang tua ini tentu kerap memicu banyak konflik karena terkadang remaja merasa tidak dipahami oleh orang tua mereka yang memiliki kesenjangan generasi. Kesenjangan tersebut diwujudkan dalam bentuk orang tua yang selalu melihat anaknya terpaku pada gawai sehingga anak dianggap hanya bermain gawai saja dan melupakan hal-hal lain yang ada disekitar mereka padahal bisa saja anak tersebut sedang mengerjakan tugas atau belajar secara daring. Jika dahulu para orang tua tidak mengenal apa itu ponsel dan di masa sekarang ini pun tetap mematok standar bahwa anak rajin dan berhasil adalah anak yang jauh dari barang barang berbau teknologi maka kesalahpahaman tentu saja akan kerap terjadi. Pemikiran yang masih tradisional pada orang tua yang seperti ini terkadang membuat remaja jengkel sehingga kerap melakukan tindakan yang dapat dikatakan sebagai perilaku menyimpang seperti membentak atau melawan orang tua.

Selain disebabkan dari sikap orang tua dalam menghadapi anaknya, penyebab lain dari remaja yang kerap kali menyalahkan gunakan era modernisasi ini adalah psikis mereka yang belum terbentuk secara keseluruhan. Remaja merupakan fase dimana seseorang masih akan menuju proses kedewasaan sehingga mereka masih bingung untuk menentukan siapa dan bagaimana jati diri mereka terbentuk dan harus dijalani. Tanpa adanya pedoman dan pegangan yang kuat baik secara moral maupun agama maka remaja akan mudah terombang-ambing dan tersesat dalam arus modernisasi. Hal tersebut juga dapat diperparah apabila lingkungan pergaulannya merupakan lingkungan yang didominasi dengan perilaku perilaku yang tidak layak diperlihatkan pada seorang remaja yang sedang dalam fase pendewasaan karena ditakutkan akan dijadikan contoh oleh remaja di kemudian hari.

Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa dampak dari pengaruh modernisasi pada remaja bukan hanya disebabkan oleh adanya modernisasi tersebut tetapi juga dari tanggapan dan perilaku para orang tua dan guru sebagai orang terdekat dan lingkungan sosial tempat mereka berada dalam menyikapi adanya modernisasi ini. Jika disikapi secara baik dan benar sesungguhnya modernisasi mampu membawa remaja menjadi seorang generasi muda yang intelek dan berwawasan luas karena adanya berbagai kemudahan yang ditawarkan pada kehidupan sekarang. Sesungguhnya modernisasi memang hanyalah sebuah ungkapan dari kemajuan yang efeknya tergantung pada bagaimana cara dari seseorang ataupun kelompok tersebut dapat memahami dan mengaplikasikannya karena sesungguhnya yang dapat membentuk karakter atau perilaku dan mengubahnya hanyalah kemauan dan sikap dari dalam individu itu sendiri. Rangkul dan sayangi para remaja saat ini agar mereka mampu tumbuh sebagai generasi yang unggul dan maju untuk menciptakan bangsa Indonesia yang semakin berkelas.

Referensi

Purwasih, Joan Hesti Gita dkk. (2018). Ensiklopedia Sosiologi Kelompok Sosial. Klaten: Cempaka Putih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun