Mohon tunggu...
Siti Nurhasanah
Siti Nurhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 230110210181

Fishery Student at Padjadjaran University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya Ikan Kobia di KJA

25 Maret 2022   12:00 Diperbarui: 25 Maret 2022   12:07 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ikan Kobia (Cox, C.D., 2010)

Indonesia merupakan Negara maritim, dikarenakan sekitar 62% wilayahnya didominasi oleh laut dan perairan. Maka dari itu, Indonesia sudah pasti memiliki kekayaan laut yang melimpah khususnya dalam bidang perikanan.

Untuk memanfaatkan kekayaan laut yang ada, kita bisa melakukannya dengan cara membudidayakan ikan. Misalnya seperti pada pembudidayaan Ikan Kobia (Raychycentron canadum). Spesies ini sangat cocok dibudidayakan karena Ikan Kobia mudah dipijahkan, kelangsungan hidupnya cukup tinggi, cara pemberian pakannya juga mudah dan ikan ini merupakan ikan yang memiliki proses pertumbuhan sangat cepat dan adaptif.

Sekilas mengenai kobia, bahwa Ikan kobia (Raychycentron canadum) adalah salah satu ikan laut ekonomis yang dapat dibudidayakan di KJA (Keramba Jaring Apung). Pada tahun 2007 untuk pertama kalinya Ikan Kobia ini dibudidayakan di Indonesia. Umumnya Ikan Kobia hidup di perairan tropis dan sub tropis, ikan ini banyak ditemukan di samudera Pasifik, Atlantik dan sebelah barat daya Mexico. Sebagai komoditas ekonomis, Ikan Kobia memiliki keunggulan karena mengandung asam lemak Omega-3 yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan dan kecerdasan otak.

Secara garis besar, Ikan Kobia memiliki tubuh yang berbentuk menyerupai torpedo. Sebagai ikan perenang cepat, kepala dan mulutnya relatif lebar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Selain itu, Ikan Kobia memiliki warna abu-abu pada kepala dan badan bagian atasnya, sedangkan pada bagian bawahnya berwarna putih ke kuning-kuningan. Ikan ini dapat berukuran mencapai 202 cm, namun umumnya antara 80-100 cm. 

Kriteria kualitas air yang cocok untuk membudidayakan Ikan Kobia di KJA, yaitu:

  • Suhu sekitar kisaran 24-32 dengan nilai optimal 28-31
  • pH sekitar kisaran 7-9 dengan nilai optimal 7,5-8,5
  • DO sekitar kisaran 4-8 mg/l dengan nilai optimal 4-7 mg/l
  • CO2 sekitar kisaran 5-15 mg/l dengan nilai optimal <5 mg/l
  • NH3 sekitar kisaran 1 mg/l dengan nilai optimal <0,1 mg/l
  • NO2- sekitar kisaran 0,1 mg/l dengan nilai optimal <0,1 mg/l
  • Kecerahan sekitar kisaran >45 cm
  • Salinitas sekitar kisaran 32-35 ppt

Pembudidayaan Kobia bisa dilakukan secara intensif di KJA (Keramba Jaring Apung) dengan beberapa tahap, yaitu:

  1. Pendederan
    • Pada tahap pendederan di KJA optimalnya untuk benih ukuran 25 g/ekor padat penebaran benihnya sekitar 70-80 ekor/m3. 3-4 bulan setelah masa pemeliharaan, biasanya ikan kobia akan mencapai ukuran 1 g/ekor, dengan penebaran benihnya diturunkan menjadi 5-10 ekor/m3. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ukurannya harus disesuaikan dengan mulut Kobia seperti ikan rucah atau pelet. Jumlah pakan yang diberikan 10-15% per hari dari berat biomassa ikan dengan frekuensi pemberian pakan 3-4 kali/hari.
  2. Penggelondongan
    • Pada tahap penggelondongan, benih kobia dipindahkan ke dalam keramba penggelondongan yang telah disiapkan dengan padat penebaran benih optimalnya berkisar 5-10 ekor/m3. Pakan dan frekuensi pakan yang diberikan masih sama dengan tahap pendederan. Namun, pada tahap ini jumlah pakan yang diberikan hanya 8-10% dari total bobot ikan.
  3. Pembesaran
    • Setelah dipelihara 3-4 bulan di KJA penggelondongan, biasanya ikan kobia mencapai ukuran 3-5 kg/ekor. Pada tahap pembesaran, Ikan Kobia dipindahkan ke keramba pembesaran dengan padat penebaran berkisar 1-3 ekor/m3. Untuk menghasilkan kobia konsumsi, dibutuhkan waktu pemeliharaan 9-11 bulan agar ukuran Kobia mencapai >10 kg/ekor.
    • Pada tahap ini, pakan yang diberikan masih sama dengan tahap pendederan dan penggelondongan. Jika pemberian pakannya berupa ikan rucah, jumlah pakan sebesar 4-6% dari total bobot ikan dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Namun, jika pemberian pakannya berupa pelet yang mengandung protein 45-55%, jumlah pakan yang diberikan cukup 2-3% dari bobot ikan dengan frekuensi pakan sebanyak 2 kali sehari. Kobia yang berukuran 5-7 kg akan tumbuh 1-2kg/bulan. Ikan ini akan mencapai ukuran 15 kg/ekor setelah dipelihara selama 20 bulan.

Selama tahap pemeliharaan Ikan Kobia, KJA harus dirawat dengan baik. Jaring keramba yang kotor harus segera dibersihkan dengan cara dicuci lalu dikeringkan atau diganti dengan kurun waktu tertentu agar tidak ada organisme yang dapat mengganggu area keramba dan menghambat proses budidaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun