Mohon tunggu...
Siti Nurhaliza Safitri
Siti Nurhaliza Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta

NIM 11220511000060

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Salafi Wahabi, Gerakan Islam Penentang Bid'ah

31 Desember 2023   13:12 Diperbarui: 31 Desember 2023   13:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara majemuk dengan beragam agama, suku, hingga budaya. Tak jarang, fenomena percampuran ajaran agama Islam dengan tradisi budaya lokal kerap ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perayaan maulid nabi di Yogyakarta dilaksanakan dengan prosesi arak-arakan membawa makanan dan hasil bumi yang telah dibentuk menyerupai gunung. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmatan lil alamin. 

Rupanya, terdapat golongan kaum muslim yang menganggap perayaan maulid nabi sebagai bid'ah atau perbuatan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah semasa beliau hidup. Mereka dikenal dengan Gerakan Wahabi yang dicetuskan oleh Muhammad bin Abd al-Wahab pada abad ke-18 Masehi. Muhammad Abduh mendirikan gerakan ini berlandaskan dengan ajaran Salafi, di mana ajaran Islam harus murni mengikuti ajaran pada masa Rasulullah, sahabat, dan tabiin sehingga gerakan ini lebih akrab dikenal sebagai Salafi Wahabi. 

Salafi Wahabi sepakat bahwa ajaran Islam harus bersih dari bid'ah, takhayul, dan khurafat. Namun dalam pelaksanaannya, gerakan ini menafsirkan Al-Qur'an dan hadis secara tekstual dan literal tanpa menggunakan penafsiran. Mereka juga menolak bertaqlid pada ulama salaf (klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi dengan senang hati bertaqlid pada pendapat dan fatwa ulama-ulama Salafi Wahabi. Hal ini membuat kelompok Salafi Wahabi memiliki pandangan ekstrem mengenai ajaran Islam yang tidak dilaksanakan oleh Rasulullah semasa hidupnya.

Selain menolak perayaan maulid nabi, Salafi Wahabi juga melarang umat Islam untuk merayakan peristiwa isra' mi'raj, berziarah ke makam seseorang yang sudah meninggal, hingga mendengarkan lagu walaupun qasidah. Dengan itu, mereka percaya bahwa segala macam bid'ah harus diperangi, sehingga pemahaman ini dapat membuka pintu terorisme dalam agama Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun