Mohon tunggu...
sitinurhaliza
sitinurhaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengabdian Guru di Daerah Terpencil dan Tertinggal Akan Diapresiasi Kemendikbud

14 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   12:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Opini saya terhadap berita yang berjudul Pengabdian Guru di Daerah Terpencil dan Tertinggal Akan Diapresiasi Kemendikbud adalah:

Pengabdian guru di daerah terpencil dan tertinggal merupakan salah satu bentuk dedikasi yang luar biasa dalam dunia pendidikan. 

Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah mengumumkan akan memberikan apresiasi kepada para guru yang bertugas di daerah-daerah tersebut. 

Apresiasi ini akan diberikan dalam gelaran Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2019, yang mencakup kategori khusus untuk guru yang mengabdi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Penghargaan ini bukan hanya sekadar bentuk pengakuan atas prestasi, tetapi lebih dari itu, merupakan penghargaan atas dedikasi dan pengorbanan para guru yang bekerja di daerah-daerah yang sering kali sulit dijangkau. Guru-guru ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas, akses yang sulit, hingga kondisi sosial ekonomi yang kurang mendukung. Namun, mereka tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak di daerah tersebut.

Guru yang bertugas di daerah 3T sering kali harus menghadapi berbagai tantangan yang tidak dialami oleh rekan-rekan mereka di daerah perkotaan. Salah satu tantangan terbesar adalah aksesibilitas. Banyak daerah 3T yang sulit dijangkau, baik karena kondisi geografis yang berat maupun karena minimnya infrastruktur. 

Selain itu, fasilitas pendidikan di daerah-daerah ini sering kali sangat terbatas. Banyak sekolah yang tidak memiliki fasilitas dasar seperti listrik, air bersih, dan peralatan belajar yang memadai.

Contohnya, Andi Selviana merupakan guru Program Garis Depan (PGD)

Kemendikbud. Sekolah tempatnya mengajar berada di daerah 3T. Tidak ada jaringantelpon ataupun internet. Akses jalan pun tidak memadai. Kondisi tersebut membuatnya kesulitan ketika akan melakukan proses pembelajaran atau pelatihan dalam jaringan (daring) yang diselenggarakan pihak Kementerian Pendidikan.

Akan tetapi, segala keterbatasan itu tidak membuatnya mengeluh apalagi putus asa. Jika ia butuh akses internet yang mumpuni untuk kegiatan daring, Andi bersama pengajar lainnya akan pergi ke kota kabupaten dengan menempuh perjalanan selama 12 jam. Namun karena keterbatasan waktu, tidak memungkinkan jika setiap ada kegiatan daring harus pergi ke kota, maka Andi dan teman pengajar lain rela mencari akses internet dengan berjalan jauh ke daerah yang dapat mengakses internet.

Sebagai pegawai negeri, Andi tentu saja harus mengabdi. Segala keterbatasan yang ia hadapi tidak dijadikan penghalang untuk dapat memberikan kontribusi terhadapkegiatan pendidikan, termasuk menimba ilmu dan pengalaman melalui serangkaian kegiatan webinar. Salah satunya adalah mengikuti web seminar yang diselenggarakanoleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Sintang, yang juga menampilkan pembicara dari Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun