Tak juga menghukum diri
Aku hanya menunggu
Menunggu yang jauh untuk mendekat
Menunggu yang jahat untuk menjadi baik
Menunggu yang semula keras berubah lunak…
Hujan yang semula deras, mulai menyusut menjadi rinai-rinai kecil. Tapi tetap saja tak menghalangi kata kata itu meluncur demikian lancar. Menguak kerinduan terpendam. Dan berlanjutlah nyanyian sendu itu.
Menumpas rasa yang ada
Tak semudah menggapai pucuk daun
Tak terasa, air mataku menggenang lagi. Entah, mungkin takut pelangi tak hadir lagi seperti biasa. Rasa yang mencekam, hinggap lagi. Kupejamkan mata, mencoba bersikap tenang. Tapi ternyata, ada satu hal mengganjal sesakkan dada. Di tengah padang yang luas itu, tubuhku berguncang menangis tersedu. Penuh pilu.
Pucuk daun gugur, jatuh terinjak tak dianggap dan diabaikan
Begitupun diri ini