Indonesia adalah negara besar dan beragam dengan banyaknya tantangan dan peluang di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Untuk memimpin negara ini, kita membutuhkan presiden yang memiliki visi, misi, dan rencana yang jelas, realistis, dan komprehensif. Pemimpin yang merangkul keberagaman dan mampu mengatasi tantangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan hidup merupakan aset berharga bagi Indonesia. Apalagi dalam permasalahan politik memerlukan kebijakan yang transparan, akuntabel, dan berdasarkan kepentingan masyarakat. Sektor perekonomian harus fokus pada peningkatan investasi untuk pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan promosi pertumbuhan.
Aspek sosial budaya menjadi fokus penting, melestarikan warisan budaya dan mengedepankan toleransi sebagai landasan persatuan. Kesejahteraan masyarakat harus diprioritaskan melalui program-program yang mendukung akses terhadap pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja. Pembangunan infrastruktur yang direncanakan dengan cermat juga merupakan kunci pembangunan negara ini. Penting juga untuk menunjukkan kepemimpinan aktif dalam isu-isu lingkungan hidup untuk melindungi kekayaan alam Indonesia. Di tingkat internasional, presiden harus membangun hubungan baik dengan negara lain, berperan aktif di forum internasional, dan memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia.
Dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang telah mendaftar ke KPU, saya melihat bahwa setiap pasangan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki basis dukungan yang kuat dari partai-partai Islam dan kelompok-kelompok konservatif, serta pengalaman sebagai gubernur DKI Jakarta dan ketua umum PKB. Namun, mereka juga mendapat kritik atas kinerja Anies sebagai gubernur, terutama terkait dengan banjir, reklamasi, dan anggaran. Selain itu, mereka juga dianggap kurang memiliki visi yang jelas dan konsisten, serta rentan terhadap isu-isu identitas dan polarisasi.
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming memiliki basis dukungan yang solid dari partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok nasionalis, serta pengalaman sebagai mantan panglima kopassus dan pengusaha muda. Mereka juga memiliki modal finansial yang besar, serta jaringan yang luas di berbagai daerah dan sektor. Namun, mereka juga mendapat sorotan atas latar belakang keluarga dan dinasti politik mereka, terutama terkait dengan hak asasi manusia, demokrasi, dan nepotisme. Selain itu, mereka juga dianggap kurang memiliki keserasian dan keseimbangan dalam visi dan misi mereka, serta rentan terhadap konflik kepentingan.
Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki basis dukungan yang luas dari partai-partai nasionalis dan moderat, serta pengalaman sebagai gubernur Jawa Tengah dan mantan ketua MK. Mereka juga memiliki citra yang positif di mata publik, terutama terkait dengan penanganan pandemi, pemberantasan korupsi, dan pelayanan publik. Namun, mereka juga mendapat tantangan dari internal partai mereka sendiri, terutama PDIP yang memiliki banyak kader potensial lainnya. Selain itu, mereka juga dianggap kurang memiliki keberanian dan ketegasan dalam menghadapi isu-isu strategis dan sensitif.
Dari ketiga pasangan tersebut, saya berpendapat bahwa pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah yang paling mendekati kriteria calon presiden ideal untuk Indonesia maju tahun 2024. Alasan saya adalah sebagai berikut:
*Mereka memiliki visi dan misi yang jelas, realistis, dan inklusif, yaitu membangun Indonesia yang sejahtera, adil, berdaya saing, dan berdaulat.
*Mereka memiliki program-program yang konkret, terukur, dan berorientasi pada hasil, yaitu memperkuat kesehatan dan pendidikan, memajukan ekonomi dan infrastruktur, mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan, serta memperbaiki tata kelola dan birokrasi.
*Mereka memiliki rekam jejak yang baik dan terbukti, yaitu berhasil memimpin Jawa Tengah dan MK dengan kinerja yang tinggi, transparan, dan akuntabel.
*Mereka memiliki kepribadian dan karakter yang baik, yaitu bersih, jujur, rendah hati, santun, dan berempati.
*Mereka memiliki komunikasi dan diplomasi yang baik, yaitu mampu berdialog dan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri, tanpa mengorbankan kepentingan nasional.
