Mohon tunggu...
Siti Nur Annisa
Siti Nur Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Telah Pergi

11 Oktober 2023   12:31 Diperbarui: 11 Oktober 2023   13:01 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nia adalah anak perempuan bungsu yang sangat disayang dan dimanja oleh ayahnya. Setiap perkataan atau kemauannya selalu dituruti oleh ayahnya. Masa kecil yang dirasakan nia begitu indah sekali mempunyai ayah yang sangat sayang dan pengertian kepadanya bahkan rasa cinta ayahnya begitu besar untuk dirinya dari pada untuk kakak kandungnya sendiri. Tetapi saat memasuki sekolah dasar kehidupan Nia berubah karena ayah yang sangat di sayangnya dan cinta pertamanya itu pergi untuk selamanya karena penyakit yang di derita. 

Saat ayah Nia akan pergi beliau mengucapkan kata kata yang tidak bisa dilupakan oleh Nia, "Nia jaga diri baik-baik ya nak, jangan merepotkan ibu. Nanti Nia tidurnya sama ibu saja ya? Masa sudah besar masih tidur sama ayah ? Memang tidak malu kalo tidur sama ayahnya terus?" ucap ayah Nia dengan sedikit tersenyum. Saat-saat terakhir sang ayah, Nia selalu berada disampingnya. 

Nia tidak mau meninggalkan ayahnya, karena ia sangat ingin merawat ayahnya sampai sehat kembali. Tetapi takdir berkata lain, Nia harus bisa mengikhlaskan dan menerima semuanya di usia yang masih muda, ia harus berusaha untuk hidup tanpa kasih sayang seorang ayah.

Saat beranjak dewasa nia seperti kehilangan semangat dalam hidupnya karena cinta pertamanya yang mestinya selalu ada untuknya, selalu ada disampingnya, kini pergi untuk selamanya. Kehidupan nia terus berjalan tapi tanpa seorang ayah anak perempuan akan sangat sulit sekali. Setelah lulus sekolah pundak Nia seperti dikasih beban berat sekali karna dia anak bungsu yang harus bisa membahagiakan ibu dan kakaknya dan harus menjadi yang di inginkan ibunya tanpa boleh memilih. 

Akhirnya karena permintaan ibunya yang menyuruh untuk melanjutkan pendidikannya mau tidak mau Nia akhirnya masuk ke salah satu perguruan tinggi. Di kampus Nia mempunyai teman-teman yang baik sekali dan pada saat di kampus Nia sangat suka bercanda dan tertawa bersama teman-temannya tetapi, saat di rumah dan pada saat malam hari entah mengapa perasaan Nia selalu sedih setiap malam Nia selalu menangis mengingat ayahnya yang telah meninggal. 

Setiap malam sebelum tertidur Nia selalu berfikir, "Ada enggak ya, laki-laki hebat seperti ayah dizaman sekarang?". Dan benar saja, pikiran Itu selalu datang setiap malam harinya sampai dimana suatu keadaan ucapan dalam pikirannya menjadi kenyataan. Nia yang pendiam dapat menemukan seorang lelaki dengan sifat dan wajah yang hampir menyerupai sang ayah. Bagaimana caranya untuk tidak mengagumi lelaki itu. Cara berfikirnya yang dewasa dan perilakunya baik sering kali membuat Nia kagum dengan lelaki tersebut. Kekosongan hati yang dirasakan nia selama ini kini sudah mulai pudar berkat lelaki tersebut. Dulu yang setiap malam Nia selalu menangis dan meratapi nasibnya sekarang tidak lagi karena dia ditemani oleh laki-laki yang sudah dianggap seperti rumah kedua baginya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun