Mohon tunggu...
Siti Nuraisyah Syarif
Siti Nuraisyah Syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Makassar

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Gang Luna sebagai Kampung Toleransi yang Bersatu dalam Keberagaman

1 November 2022   23:53 Diperbarui: 1 November 2022   23:57 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bandung dikenal sebagai kota yang menyimpan keanekaragaman sosial. Namun demikian, hal tersebut bukanlah suatu permasalah untuk terus menjunjung sikap toleransi sebagai landasan utama untuk hidup rukun dan harmonis. Untuk mengapresiasi serta sebagai upaya pemeliharaan keberagaman dan kebinekaan di Kota Bandung.

Para mahasiswa PMM melakukan kunjungan ke Gang Luna dalam rangka kegiatan Modul Nusantara. Para mahasiswa tidak hanya melakukan kunjungan tetapi turut serta dalam acara silaturahmi para penduduk masyarakat Gang Luna. 

Kegiatan tersebut dilakukan setiap tahun dalam rangka untuk mempererat tali silaturahmi antar penduduk dan memperkokoh hubungan bermasyarakat di tengah perbedaan karena  Gang Luna dijuluki sebagai kampung toleransi karena keragaman agama yang ada di dalamnya. 

Kampung Gang Luna terletak di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bujong Loa Kaler kota Bandung, Jawa Barat. “Kampung Gang Luna merupakan kampung pertama yang diresmikan oleh Pemerintah sebelum kampung lainnya” tutur Pak Kikiem warga asli Gang Luna. 

Maka dari itu kampung tersebut dijadikan praktik bertoleransi di kota ini dan sering dikunjungi oleh mahasiswa karena nilai toleransi di kampung ini sangat kuat. Bahkan sebelum diresmikan oleh pemerintah menjadi kampung toleransi kampung Gang Luna sudah sangat terasa saling menghargainya dan toleransinya sehingga warga di kampung tersebut hidup rukun, harmonis, dan saling menghargai.

Saat para mahasiswa berkunjung di kampung Gang Luna kami disambut ramah oleh para warga dan kami juga turut serta dalam acara yang diselenggarakan oleh masyarakat kampung Gang Luna. 

Acara yang sangat menyenangkan dan juga kami mendapatkan banyak pengalaman serta wawasan ketika berkunjung di kampung ini karena kebersamaan, keharmonisan, dan saling menjaganya meskipun mereka berbeda keyakinan satu sama lain. Mereka membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk dapat bersatu tetapi justru perbedaan yang akan menjadikan warna yang sangat indah dalam kebersamaan.

Yang menjadi iconik yang membuat pengunjung tertarik dengan kampung Gang Luna adalah letak tempat ibadah yang saling berdekatan satu sama lain. Terdapat empat gereja, empat wihara, dan dua masjid di kampung ini. 

Walau demikian tidak pernah adanya pertengkaran yang diakibatkan dari rumat ibadah yang berdekatan tersebut. Saat perayaan hari besar islam seperti perayaan Idul Fitri masyarakat non islam membatu pelaksanaan perayaan tersebut seperti membantu keamanan, penyediaan perlengkapan dan lain-lain. Begitu pula jika perayaan pada agama lainnya, mereka saling bahu membahu untuk saling membantu satu sama lain tanpa memandang agama apa yang dianut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun