Masalah sampah juga menjadi isu krusial di Kota Bogor. Dengan populasi lebih dari 1 juta jiwa, kota ini menghasilkan sekitar 600 ton sampah per hari. Sayangnya, sistem pengelolaan sampah yang ada belum mampu menangani volume tersebut secara efektif. Banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dan berakhir di sungai, termasuk Ciliwung. Situasi ini mencerminkan kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan sungai. Oleh karena itu, diperlukan upaya intensif untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat terkait isu ini. Salah satu inisiatif yang menarik adalah TrashTag Challenge, yang mengubah tantangan online menjadi aksi nyata. Momen viral ini tidak hanya menghasilkan banyak "likes," tetapi juga tonase sampah yang berhasil diangkut dari bantaran Sungai Ciliwung. Komunitas-komunitas lingkungan di Bogor memanfaatkan momentum ini untuk mengorganisir aksi bersih-bersih massal, yang menunjukkan betapa pentingnya partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan.Â
Selain itu, fitur Stories di Instagram menjadi medium yang kuat untuk menunjukkan kondisi real-time Sungai Ciliwung. Aktivis lingkungan dan warga setempat berbagi update harian, dari pemandangan indah sungai di pagi hari hingga tumpukan sampah yang mengejutkan. Visualisasi langsung ini menciptakan koneksi emosional yang kuat, mendorong lebih banyak orang untuk peduli dan bertindak. Â Terakhir, konten edukasi di TikTok menunjukkan bahwa belajar tentang lingkungan tidak harus membosankan. Kreator konten di platform ini memproduksi video singkat tentang cara memilah sampah yang diiringi musik catchy dan tarian kreatif, menjadikan aktivitas ini sebagai tren yang menarik di kalangan anak muda Bogor. Melalui berbagai upaya ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan pelestarian Sungai Ciliwung dapat meningkat, sehingga kondisi lingkungan kota ini dapat membaik di masa depan.
KesimpulanÂ
Media sosial telah mengubah lanskap perjuangan lingkungan, mentransformasi  kepedulian pasif menjadi aksi nyata. Melalui kekuatan konektivitas dan viralitas, isu  Sungai Ciliwung dan pentingnya pemilahan sampah berhasil menembus bubble  kehidupan digital masyarakat Bogor. Namun, kita harus ingat bahwa media sosial  hanyalah alat. Kekuatan sejati terletak pada tangan-tangan yang mengetik, hati yang  tergerak, dan kaki yang melangkah untuk membuat perubahan.Â
Sungai Ciliwung mungkin belum sepenuhnya pulih, tapi gelombang perubahan telah  dimulai. Dari scroll ke scroll, dari like ke like, kita telah membuktikan bahwa  kepedulian bisa menular secepat virus di dunia maya. Jadi, tunggu apa lagi? Buka  aplikasi media sosialmu, mulai sebarkan kepedulian, dan jadilah bagian dari revolusi  hijau digital ini. Karena setiap post, setiap share, dan setiap aksi kecil kita, bisa menjadi  aliran yang mengubah nasib Sungai Ciliwung, dan pada akhirnya, masa depan  lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI