LAPORAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBALAJARAN
FLASH CARD TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
KELAS IV DI SD NEGERI CURUG BARANG 2
Disusun Oleh:
Siti Nuraeni
NIM. 2227220006
Kelas 5A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2024
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya,
sehingga penelitian yang berjudul "Analisis Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Flash Card Terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV di SD
Negeri Curug Barang 2" ini dapat diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh penggunaan flash card sebagai media pembelajaran dalam
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV di SD Negeri Curug Barang
2.
Kami berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan baru bagi dunia
pendidikan, khususnya dalam mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran
yang menarik untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru dan pihak-pihak terkait dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.
Serang Banten, 18 November 2024
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 4
A. Bahasa Indonesia .......................................................................................... 4
B. Keterampilan Membaca ............................................................................... 5
1. Definisi Keterampilan Membaca.............................................................. 5
2. Prinsip-Prinsip Keterampilan Membaca................................................... 6
3. Pentingnya Keterampilan Membaca......................................................... 8
C. Media Pembelajaran Flash Card .................................................................. 9
1. Definisi Media Pembelajaran Flash Card ................................................. 9
2. Kelebihan dan kekurangan Media Flash Card........................................ 11
3. Peran Penggunaan Media Pembelajaran Flash Card untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Siswa....................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 15
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 15
B. Sumber Data ............................................................................................... 16
1. Sumber Data Primer ............................................................................... 16
2. Sumber Data Sekunder ........................................................................... 16
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 16
1. Wawancara ............................................................................................. 16
2. Observasi ................................................................................................ 17
3. Dokumentasi ........................................................................................... 17
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 17
iv
1. Reduksi Data (Data Reduction) .............................................................. 18
2. Penyajian Data (Data Display) ............................................................... 18
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusion
Drawing/Verification) .................................................................................... 18
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ...................................................................... 20
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 20
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 20
2. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 20
B. Pembahasan ................................................................................................ 22
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 24
BAB V KESIMPULAN....................................................................................... 25
A. Kesimpulan................................................................................................. 25
B. Saran ........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26
LAMPIRAN ......................................................................................................... 29
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles dan Huberman...................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat
penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai bahasa nasional, mata
pelajaran ini berfungsi tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai
sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir, menyampaikan ide, dan
menguasai ilmu pengetahuan (Firdaus et al., 2024). Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk menguasai empat keterampilan dasar:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan ini memiliki
peran krusial dalam mendukung keberhasilan siswa dalam proses belajar, baik
di dalam kelas maupun di luar kelas.
Di antara keterampilan yang diajarkan, membaca menjadi kompetensi
esensial yang harus dikuasai oleh siswa. Membaca tidak hanya melibatkan
pengenalan huruf dan kata, tetapi juga pemahaman terhadap isi bacaan yang
lebih kompleks (Hapsari, 2019). Keterampilan membaca pemahaman sangat
penting dalam mendukung penguasaan ilmu pengetahuan karena melalui
membaca, siswa dapat menyerap informasi, memahami konsep, dan
memperluas wawasan. Namun, kenyataan di lapangan sering kali menunjukkan
hasil yang belum memuaskan.
Sebagai contoh, siswa kelas IV di SD Negeri Curug Barang 2 menghadapi
tantangan besar dalam keterampilan membaca pemahaman. Data awal
menunjukkan bahwa banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca
dengan lancar, memahami isi teks, dan menjawab pertanyaan terkait bacaan.
Kondisi ini tidak sesuai dengan target pembelajaran di kelas IV, di mana siswa
seharusnya sudah memasuki fase membaca pemahaman, yaitu membaca untuk
memahami isi teks secara kritis dan mendalam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan membaca
pemahaman ini termasuk kurangnya variasi metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang
menarik.Untuk mengatasi masalah ini, pemanfaatan media pembelajaran
2
menjadi salah satu solusi efektif. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat
bantu dalam proses belajar mengajar yang tidak hanya membuat materi lebih
mudah dipahami tetapi juga "meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa
(Firdaus et al., 2024).
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang
kreatif dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, membantu
siswa fokus, dan mengurangi kebosanan dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
integrasi media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan membaca pemahaman secara optimal.Salah satu
media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman adalah flash card.
Flash card adalah kartu kecil berisi informasi dalam bentuk gambar, kata-
kata, atau kalimat (Safitri & Sundi, 2024). Media ini memiliki potensi besar
dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa karena sifatnya yang
sederhana, interaktif, dan mudah digunakan. Flash card dapat membantu siswa
mengenal kata-kata baru, memahami arti teks secara kontekstual, serta melatih
kecepatan dan ketepatan membaca. Selain itu, penggunaan flash card
memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri atau berkelompok dengan
cara yang menyenangkan sehingga mendorong minat dan motivasi mereka
terhadap kegiatan membaca.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan dengan judul
"Analisis Penggunaan Media Flash Card untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV di SD Negeri Curug Barang 2."
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana penggunaan media
flash card dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman serta memberikan solusi konkret terhadap rendahnya kemampuan
membaca siswa di sekolah tersebut.
3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peran penggunaan media pembelajaran flash card terhadap
keterampilan membaca siswa kelas IV di SD Negeri Curug Barang 2?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peran penggunaan media pembelajaran flash card terhadap
keterampilan membaca siswa kelas IV di SD Negeri Curug Barang 2.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Memberikan kontribusi dalam pengembangan teori pembelajaran terkait
penggunaan media flash card sebagai alat bantu untuk meningkatkan
keterampilan membaca siswa.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Guru: Sebagai referensi dalam memilih media pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.
b. Bagi Siswa: Membantu siswa dalam meningkatkan minat dan
keterampilan membaca melalui media yang menarik dan interaktif.
c. Bagi Sekolah: Memberikan masukan dalam pengembangan strategi
pembelajaran berbasis media visual untuk mendukung proses belajar
mengajar.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib
yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan formal di Indonesia. Tujuan dari
mata pelajaran ini adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar (Ali, 2020). Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia juga
berperan dalam membentuk karakter siswa melalui pemahaman nilai-nilai
budaya, etika, dan estetika yang terkandung dalam bahasa sebagai cerminan
budaya bangsa. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat
keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa, yaitu keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan mendengarkan bertujuan untuk melatih siswa memahami
informasi yang disampaikan secara lisan, sedangkan keterampilan berbicara
mengasah kemampuan siswa untuk menyampaikan gagasan secara verbal
dengan baik. Keterampilan membaca melibatkan kemampuan siswa memahami
teks secara mendalam, baik dari segi isi maupun maknanya, dan keterampilan
menulis membantu siswa menuangkan ide atau informasi secara tertulis dengan
tata bahasa yang sesuai (Ritonga et al., 2023). Pentingnya keterampilan dasar
tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya terbatas pada aspek
akademik, tetapi juga mendukung pengembangan kompetensi komunikasi
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menguasai keterampilan berbahasa,
siswa mampu menyampaikan dan menerima informasi dengan efektif,
berpartisipasi dalam diskusi, serta memahami berbagai teks yang diperlukan
untuk pembelajaran lintas disiplin ilmu.
Menurut Akhyar (2019) Bahasa Indonesia memiliki peran strategis dalam
membangun kecintaan siswa terhadap bahasa nasional. Bahasa Indonesia
sebagai alat pemersatu bangsa memiliki fungsi krusial dalam menjaga keutuhan
dan identitas budaya. Pembelajaran yang baik akan menanamkan nilai-nilai
5
kebangsaan dan memperkuat rasa memiliki terhadap bahasa yang menjadi
simbol persatuan dan kebanggaan nasional.
Lebih lanjut, pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia juga terlihat
dalam kontribusinya terhadap pengembangan literasi siswa. Dengan
penguasaan bahasa yang baik, siswa dapat meningkatkan kemampuan literasi
seperti membaca kritis, memahami konteks informasi, dan menghasilkan karya
tulis yang kreatif dan bermanfaat. Literasi yang baik menjadi dasar penting
untuk meningkatkan kemampuan belajar sepanjang hayat. Secara keseluruhan,
mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan
keterampilan berbahasa tetapi juga membangun wawasan kebangsaan,
keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan komunikasi yang mendukung
siswa dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Pembelajaran Bahasa
Indonesia yang efektif dapat membentuk generasi muda yang berdaya saing
tinggi sekaligus mencintai dan melestarikan budaya bangsa.
B. Keterampilan Membaca
1. Definisi Keterampilan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan
interaksi antara pembaca dan teks. Menurut Tarigan, membaca adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan oleh penulis melalui kata-kata dan kalimat (Anis, 2020).
Proses ini mencakup berbagai aspek, termasuk penglihatan, gerakan mata,
bahasa internal, dan memori, yang semuanya berkontribusi pada
pemahaman makna dari teks yang dibaca (Qolbi, 2022). Dengan demikian,
membaca bukan hanya sekadar melafalkan kata-kata, tetapi juga memahami
dan menginterpretasi informasi yang terkandung di dalamnya.
Keterampilan membaca dapat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang untuk memahami, menafsirkan, dan memecahkan kode bahasa
pada teks tertulis (Arwita et al., 2023). Hal ini mencakup kemampuan untuk
membaca dengan baik dan benar serta memperoleh pesan yang terkandung
dalam bacaan tersebut. Keterampilan ini sangat penting dalam konteks
6
pendidikan karena mendukung siswa dalam memahami materi pelajaran
dan menghindari kesalahpahaman (Anis, 2020).
Proses membaca juga melibatkan teknik-teknik tertentu seperti
skimming dan scanning, yang membantu pembaca mendapatkan informasi
dengan lebih efisien (Kementerian ESDM Republik Indonesia, 2023).
Skimming adalah teknik membaca cepat untuk menemukan ide pokok,
sedangkan scanning digunakan untuk mencari informasi spesifik dalam
teks. Keterampilan ini sangat berguna dalam dunia modern di mana
informasi tersedia dalam jumlah besar.
Selain itu, keterampilan membaca terdiri dari berbagai level, mulai
dari membaca permulaan hingga membaca lanjut. Pada level permulaan,
pembaca belajar melafalkan kata-kata dengan benar, sedangkan pada level
lanjut, mereka diharapkan dapat membaca dengan pemahaman yang lebih
dalam dan kritis (Anis, 2020). Dengan demikian, keterampilan membaca
adalah fondasi penting bagi perkembangan literasi seseorang.
Secara keseluruhan, keterampilan membaca bukan hanya tentang
kemampuan teknis untuk mengucapkan kata-kata, tetapi juga tentang
kemampuan untuk memahami dan menganalisis informasi yang terkandung
dalam teks. Ini merupakan keterampilan yang esensial dalam kehidupan
sehari-hari dan pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Keterampilan Membaca
Prinsip pertama adalah pemahaman sebagai proses konstruktif.
Membaca tidak hanya sekadar aktivitas mekanis, tetapi juga melibatkan
proses kognitif di mana pembaca membangun makna dari teks. Pemahaman
membaca merupakan kegiatan yang bersifat sosial dan konstruktif, di mana
pembaca menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk memahami
informasi baru yang disajikan dalam teks. Oleh karena itu, pengajaran
keterampilan membaca harus mendorong siswa untuk aktif dalam
membangun makna dan bukan hanya menerima informasi secara pasif
(Rimadhani & Kristin, 2024).
7
Prinsip kedua adalah keseimbangan kecakapan. Dalam konteks ini,
penting untuk mengembangkan berbagai keterampilan membaca secara
seimbang, termasuk kemampuan untuk membaca dengan cepat (skimming),
mencari informasi spesifik (scanning), serta memahami dan menganalisis
teks secara mendalam. Pengajaran yang seimbang akan membantu siswa
menjadi pembaca yang lebih fleksibel dan adaptif (Anis, 2020).
Prinsip ketiga adalah peran aktif pembaca. Pembaca yang baik harus
mampu berperan aktif dalam proses membaca, seperti mengajukan
pertanyaan, membuat prediksi, dan menghubungkan informasi baru dengan
pengetahuan yang sudah ada. Penelitian oleh Widianto & Subyantoro
(2021). menunjukkan bahwa siswa yang terlibat secara aktif dalam proses
membaca menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan
dibandingkan dengan mereka yang hanya membaca tanpa refleksi. Oleh
karena itu, guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan
siswa untuk berpartisipasi aktif (Belvar et al., 2024).
Prinsip keempat adalah membaca dalam konteks bermakna.
Pembelajaran membaca harus dilakukan dalam konteks yang relevan bagi
siswa agar mereka dapat menemukan arti dari bacaan tersebut. Penelitian
menunjukkan bahwa ketika siswa membaca materi yang relevan dan
menarik bagi mereka, motivasi dan pemahaman mereka meningkat,
sehingga dengan demikian, pemilihan teks yang tepat sangat penting dalam
pengajaran keterampilan membaca (Belvar et al., 2024).
Prinsip kelima adalah strategi dan teknik pembelajaran. Penggunaan
strategi tertentu dalam pengajaran membaca dapat meningkatkan
keterampilan siswa secara signifikan. Misalnya, metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) telah terbukti efektif dalam meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa (Abidin et al., 2015). Strategi ini
membantu siswa untuk lebih terlibat dengan teks dan meningkatkan retensi
informasi (Rimadhani & Kristin, 2024).
Prinsip terakhir adalah penilaian dinamis. Penilaian terhadap
keterampilan membaca tidak hanya dilakukan melalui tes formal tetapi juga
8
melalui observasi proses belajar mengajar. Penilaian dinamis dapat
memberikan informasi penting tentang kemajuan siswa dan area yang perlu
saja, sehingga penilaian menjadi alat penting dalam meningkatkan
keterampilan membaca di kelas (Arwita et al., 2023).
3. Pentingnya Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca adalah salah satu kompetensi dasar yang
sangat penting dalam pendidikan, terutama pada tingkat dasar. Membaca
bukan hanya sekadar aktivitas mekanis, tetapi juga merupakan proses
kognitif yang kompleks. Keterampilan membaca yang baik memungkinkan
siswa untuk memahami informasi, menganalisis teks, dan mengembangkan
pemikiran kritis. Kemampuan membaca yang baik sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan akademis siswa," karena melalui membaca, siswa
dapat menyerap berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar
mereka (Hapsari, 2019).
Salah satu alasan pentingnya keterampilan membaca adalah bahwa
membaca merupakan fondasi untuk pembelajaran di semua mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kemampuan membaca yang baik membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran lainnya. Menurut penelitian oleh Mahsun &
Koiriyah (2019) membaca permulaan adalah tahapan penting yang menjadi
dasar bagi keterampilan membaca yang lebih lanjut," seperti membaca cepat
dan membaca pemahaman. Tanpa keterampilan membaca yang memadai,
siswa akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran di kelas.
Keterampilan membaca juga berkontribusi pada pengembangan
literasi secara umum. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca
tetapi juga kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi
dalam konteks sehari-hari. Menurut Anggraeni et al., (2023) keterampilan
membaca yang baik dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa,"
sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih aktif dalam masyarakat yang
semakin kompleks dan berbasis informasi. Literasi yang tinggi
memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang lebih baik dan
berkontribusi secara positif terhadap komunitas mereka.
9
Lebih jauh lagi, keterampilan membaca memiliki dampak langsung
terhadap perkembangan sosial dan emosional siswa. Membaca dapat
memperluas wawasan dan pemahaman siswa tentang dunia di sekitar
mereka. Melalui buku dan teks, siswa dapat menjelajahi berbagai budaya,
ide, dan perspektif. Hal ini sejalan dengan temuan oleh Widianto &
Subyantoro (2021) yang menyatakan bahwa membaca dapat meningkatkan
empati dan pemahaman antarbudaya, sehingga siswa menjadi lebih toleran
dan terbuka terhadap perbedaan.
Pentingnya keterampilan membaca juga terlihat dalam konteks
persiapan karir di masa depan. Di era informasi saat ini, banyak pekerjaan
memerlukan kemampuan untuk menganalisis dokumen dan memahami
instruksi tertulis dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa individu
dengan keterampilan membaca yang kuat memiliki keunggulan kompetitif
di pasar kerja (Anggraeni et al., 2023). Oleh karena itu, mengembangkan
keterampilan membaca sejak dini sangat penting untuk kesiapan karir siswa
di masa depan.
Akhirnya, keterampilan membaca memberikan manfaat jangka
panjang bagi individu sepanjang hidup mereka. Membaca tidak hanya
meningkatkan pengetahuan tetapi juga memberikan kepuasan pribadi
melalui eksplorasi ide-ide baru dan imajinasi. Dengan demikian, investasi
dalam pengembangan keterampilan membaca adalah investasi dalam masa
depan seseorang.
C. Media Pembelajaran Flash Card
1. Definisi Media Pembelajaran Flash Card
Media pembelajaran flash card adalah alat bantu yang digunakan
dalam proses belajar mengajar yang berbentuk kartu berukuran kecil,
biasanya berisi gambar, teks, atau simbol yang dirancang untuk membantu
siswa dalam memahami konsep atau informasi tertentu. Flash card
berfungsi sebagai media visual yang efektif untuk meningkatkan daya ingat
dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Media flash card sebuah
alat atau media pembelajaranyang praktis dan interaktif, serta
10
memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan
(Taufik et al., 2023).
Flash card memiliki beberapa karakteristik yang menjadikannya alat
pembelajaran yang menarik. Pertama, flash card biasanya berukuran kecil,
sehingga mudah dibawa dan disimpan. Hal ini memungkinkan penggunaan
media ini di berbagai lingkungan belajar, baik di dalam maupun di luar
kelas. Flash card dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran,
baik formal maupun informal, dan tidak memerlukan keahlian khusus untuk
membuat atau menggunakannya (Muharis & Yulia, 2022).
Kedua, flash card dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses belajar. Penggunaan gambar dan teks pada flash card membantu
siswa untuk lebih mudah mengingat informasi. Penggabungan gambar dan
teks pada media flash card membuat siswa lebih mudah untuk mengenali
konsep sesuatu (Zubaidillah & Hasan, 2019). Dengan demikian, flash card
tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu visual tetapi juga sebagai sarana
interaktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.Selain itu, flash
card juga dapat digunakan dalam berbagai permainan edukatif yang
menyenangkan. Hal ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik bagi
siswa.
Menurut Rahman et al., (2021) media flash card dapat digunakan
dalam permainan untuk membantu siswa mengenal kata-kata baru dan
memperkuat daya ingat mereka. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar
secara pasif tetapi juga aktif terlibat dalam proses pembelajaran flash card
juga memiliki manfaat dalam pengembangan kosakata dan pemahaman
konsep dasar. Media ini sangat berguna dalam mempercepat penguasaan
kosakata pada siswa, dengan demikian, flash card menjadi alat yang efektif
untuk membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, media pembelajaran flash card merupakan alat yang
praktis dan efektif dalam mendukung proses belajar mengajar. Dengan
karakteristiknya yang sederhana dan interaktif, flash card mampu
meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam belajar.
11
2. Kelebihan dan kekurangan Media Flash Card
Media pembelajaran flash card adalah alat bantu yang digunakan
dalam proses belajar mengajar yang berbentuk kartu berukuran kecil,
biasanya berisi gambar, teks, atau simbol. Flash card dirancang untuk
membantu siswa memahami konsep atau informasi tertentu dengan cara
yang interaktif dan menyenangkan. Meskipun memiliki banyak kelebihan,
media ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
a. Kelebihan Media Pembelajaran Flash Card
1) Mudah Dibawa dan Praktis
Salah satu kelebihan utama dari media flash card adalah
portabilitasnya. Flash card berukuran kecil sehingga mudah
disimpan dan dibawa ke mana saja. Flash card dapat disimpan di
saku atau tas, sehingga tidak memerlukan ruang yang luas dan dapat
digunakan di mana saja (Susilana & Riyana, 2009). Hal ini
memungkinkan guru dan siswa untuk menggunakannya dalam
berbagai konteks pembelajaran.
2) Meningkatkan Daya Ingat
Flash card menyajikan informasi dalam bentuk pesan-pesan pendek
yang mudah diingat. Kombinasi antara gambar dan teks pada flash
card membantu siswa mengenali konsep dengan lebih baik.
Karakteristik media flash card adalah menyajikan pesan-pesan
pendek pada setiap kartu, yang memudahkan siswa untuk mengingat
informasi (Arsyad, 2014). Dengan cara ini, flash card dapat
meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran.
3) Menyenangkan dan Interaktif
Penggunaan flash card dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui
permainan, sehingga membuat proses belajar menjadi lebih
menarik. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Rahman et al.,
(2021) yang menyatakan bahwa media flash card dapat digunakan
dalam permainan untuk membantu siswa mengenal kata-kata baru
12
dan memperkuat daya ingat mereka. Dengan pendekatan yang
menyenangkan, siswa lebih termotivasi untuk belajar.
4) Praktis dalam Pembuatan
Flash card sangat mudah dibuat dan tidak memerlukan keahlian
khusus. Media flash card dapat dibuat dengan bahan-bahan
sederhana yang mudah ditemukan (Wati, 2021). Ini memungkinkan
guru untuk membuat alat bantu belajar sesuai dengan kebutuhan
materi yang diajarkan.
b. Kekurangan Media Pembelajaran Flash Card
1) Terbatas pada Persepsi Visual
Salah satu kelemahan dari media flash card adalah bahwa mereka
menekankan pada persepsi visual. Media flash card hanya efektif
jika siswa dapat melihat kartu tersebut dengan jelas; jika tidak,
pemahaman mereka terhadap materi bisa terganggu (Wahyuni,
2020). Hal ini menjadi masalah terutama dalam kelas besar di mana
beberapa siswa mungkin tidak dapat melihat kartu dengan baik.
2) Kurang Efektif untuk Kelompok Besar
Penggunaan flash card kurang efektif jika diterapkan pada kelompok
besar. Flash card hanya cocok untuk kelompok kecil karena
keterbatasan ukuran kartu (Susilana & Riyana, 2009). Dalam kelas
dengan banyak siswa, sulit bagi semua orang untuk melihat kartu
secara bersamaan.
3) Kesulitan dalam Menyampaikan Materi Kompleks
Flash card mungkin tidak efektif untuk menjelaskan materi yang
kompleks atau mendalam. Penggunaan flash card tidak terlalu
efektif jika gambar yang disajikan terlalu kompleks, hal ini dapat
membatasi penggunaan flash card hanya untuk materi yang
sederhana atau dasar.
13
4) Keterbatasan dalam Variasi Pembelajaran
Jika pembelajaran hanya bergantung pada penggunaan flash card
tanpa metode lain, hal ini dapat menyebabkan kebosanan di
kalangan siswa. Penggunaan media flash card harus dikombinasikan
dengan metode lain agar pembelajaran tetap menarik (Wati, 2021).
3. Peran Penggunaan Media Pembelajaran Flash Card untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa
Media pembelajaran flash card merupakan alat bantu yang efektif
dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa. Flash card terdiri dari
kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau simbol yang dirancang untuk
membantu siswa memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik.
Penggunaan flash card dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap
kosakata dan konsep yang diajarkan. Menurut Hidayati (2017) flash card
berguna untuk media belajar membaca dan mengenal bentuk, benda, hewan,
matematika, dan jenis aktivitas lainnya. Dengan menyajikan informasi
dalam format visual yang menarik, flash card membantu siswa mengingat
kosakata baru dengan lebih efektif. Selain itu, flash card mendorong
interaksi aktif antara siswa dan materi pelajaran.
Penggunaan media flash card dapat meningkatkan pemahaman
kosakata siswa dengan cara yang menyenangkan dan interaktif (Rahman et
al., 2021). Melalui permainan atau aktivitas kelompok yang melibatkan
flash card, siswa tidak hanya belajar secara pasif tetapi juga terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Penggunaan gambar pada flash card
memberikan visualisasi yang jelas tentang konsep yang diajarkan, yang
sangat penting dalam pembelajaran ketrampilan membaca. Selain itu, flash
card membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan
bagi siswa, berkontribusi pada peningkatan motivasi belajar mereka.
Pengggunaan media flash card dapat meningkatkan antusiasme
siswa dalam belajar (Zubaidillah & Hasan, 2019). Ketika siswa merasa
senang dan terlibat dalam pembelajaran, mereka cenderung lebih
termotivasi untuk belajar membaca. Terakhir, penggunaan flash card
14
memungkinkan guru untuk melakukan penilaian kemajuan siswa dengan
cara yang lebih mudah dan menyenangkan. Hal ini karena flash card
dirancang dengan warna cerah, gambar menarik, dan teks sederhana,
sehingga mudah dipahami siswa. Media ini juga sering digunakan dalam
permainan interaktif seperti tebak kata, yang menciptakan suasana belajar
santai dan menyenangkan.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan
untuk memahami pengalaman yang dialami oleh subjek penelitian,
termasuk perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan mereka. Jenis penelitian
ini bersifat deskriptif kualitatif, yang berfokus pada penggambaran dan
interpretasi objek atau subjek penelitian sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Penelitian deskriptif dilaksanakan secara sistematis untuk
memperoleh fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti dengan
akurat.
Menurut Rusandi & Rusli (2021) penelitian kualitatif merupakan jenis
penelitian yang dilakukan setelah masalah diteliti secara kuantitatif, namun
solusi atau jawaban terhadap masalah tersebut belum ditemukan atau
terungkap. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan untuk mendapatkan
pemahaman mendalam tentang fenomena sosial dengan cara
mengumpulkan data secara sistematis dan menganalisisnya untuk
menemukan pola atau tema yang relevan. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dan menelaah literatur yang relevan terkait peran
penggunaan media pembelajaran flash card dalam meningkatkan
keterampilan membaca siswa, khususnya di kelas IV SD Negeri Curug
Barang 2.
2. Melakukan survei lapangan untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi
yang ada serta menganalisis peran penggunaan media pembelajaran
flash card dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa di kelas
IV SD Negeri Curug Barang 2.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penelitian kualitatif
menggambarkan fenomena atau kejadian menggunakan kata-kata atau
bahasa, bukan angka yang biasanya dianalisis secara statistik. Dalam hal ini,
penulis akan mengungkapkan fenomena yang terjadi dengan menjelaskan
16
atau menggambarkannya secara jelas menggunakan kata-kata dan bahasa,
bukan angka. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
dengan fenomenologi sebagai dasar analisis, yang menekankan pada
pemahaman mendalam terhadap pengalaman subjek.
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber informasi yang diperoleh
langsung dari sumber utamanya oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan yang ada dalam penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan
melalui metode seperti wawancara, survei, atau observasi, yang
menjamin tingkat akurasi yang tinggi karena data tersebut belum
melalui interpretasi pihak lain. Data primer umumnya dikumpulkan
untuk memenuhi tujuan penelitian yang spesifik, seperti hasil
wawancara dengan responden atau catatan langsung dari lapangan,
sehingga sangat relevan dengan topik yang sedang diteliti.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data atau informasi
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan kemudian digunakan untuk
tujuan analisis atau penelitian lanjutan. Data ini umumnya berasal dari
berbagai sumber seperti laporan tahunan, jurnal penelitian, buku, atau
data statistik yang dikeluarkan oleh lembaga resmi. Keunggulan utama
dari data sekunder adalah kemudahan akses serta efisiensi waktu dan
biaya, karena data tersebut sudah tersedia dan siap digunakan. Namun,
kelemahan dari data sekunder terletak pada relevansi dan akurasinya,
karena data tersebut mungkin tidak disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian tertentu dan bisa saja telah melalui interpretasi pihak lain.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi
yang relevan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini, wawancara
17
dapat digunakan untuk memperoleh informasi dari guru, siswa, atau
pihak terkait mengenai penggunaan media pembelajaran flash card dan
pengaruhnya terhadap keterampilan membaca siswa kelas IV di SD
Negeri Curug Barang 2.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
langsung fenomena atau kejadian yang terjadi di lapangan. Dalam
penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat penerapan penggunaan
media flash card dalam proses pembelajaran, serta bagaimana media
tersebut memengaruhi keterampilan membaca siswa di kelas IV SD
Negeri Curug Barang 2.
3. Dokumentasi
Dokumentasi melibatkan pengumpulan data melalui dokumen atau
rekaman yang sudah ada, seperti catatan, arsip, atau bahan
pembelajaran. Dalam penelitian ini, dokumentasi dapat mencakup
pengumpulan materi mengenai media flash card yang digunakan,
catatan pembelajaran, atau hasil ulangan siswa yang berkaitan dengan
keterampilan membaca.
D. Teknik Analisis Data
Setelah seluruh informasi terkumpul melalui observasi, wawancara,
dan kajian dokumen, langkah berikutnya adalah pengolahan dan analisis
data. Analisis data mengacu pada proses identifikasi dan pengorganisasian
data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Selanjutnya, data diolah melalui tahap penyuntingan, yaitu
meninjau kembali informasi yang dikumpulkan untuk memastikan
kualitasnya memadai dan siap digunakan dalam proses selanjutnya. Dalam
memproses dan menganalisis data hasil penelitian, peneliti menerapkan
metode analisis model Miles dan Huberman, yang dilakukan baik selama
pengumpulan data maupun setelah data terkumpul sepenuhnya.
Menurut Miles et al., (2014) analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berkesinambungan hingga selesai. Proses dalam analisis data
18
mencakup reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Teknik-teknik yang digunakan untuk analisis ini adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan pola.
Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran
yang jelas dan memudahkan peneliti dalam pengumpulan data
selanjutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tahap reduksi
dengan menyusun dokumen transkrip wawancara, merangkum isi
wawancara, memilih informasi tertentu, dan menghapus bagian yang
dianggap tidak perlu.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sejumlah informasi yang tersusun yang
memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, atau teks naratif. Peneliti dalam studi ini
menggunakan model teks naratif untuk menyajikan transkrip hasil
wawancara sesuai dengan subtema yang dibahas.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusion
Drawing/Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal bersifat sementara dan dapat berubah jika tidak ditemukan bukti
kuat yang mendukungnya. Kesimpulan yang kredibel akan didukung
oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
untuk mengumpulkan data lebih lanjut.
19
Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles dan Huberman
Dalam penelitian ini, fenomena yang dikaji adalah seberapa efektif
penggunaan media pembelajaran flash card dalam meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas IV di SD Negeri Curug Barang 2.
Berdasarkan analisis terhadap data empiris yang terkumpul, peneliti akan
menarik kesimpulan terkait pengaruh penggunaan media tersebut.
20
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Curug Barang 2, yang terletak di Jl. Raya
Labuan Km. 13 Curug Barang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sekolah ini
didirikan pada tahun 1977. Sekolah ini mengikuti kurikulum 2013 yang
diterapkan oleh pemerintah untuk pembelajaran tingkat SD. Saat ini, SD
Negeri Curug Barang 2 dipimpin oleh kepala sekolah Yayan Iskandar,
dengan bantuan operator Agus Pramono Wijanarko.
SD Negeri Curug Barang 2 telah mendapatkan akreditasi dengan
nilai A, dengan skor keseluruhan 92 dari Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) pada tahun 2019. Penilaian akreditasi ini
meliputi berbagai standar, seperti Standar Isi (95/100), Standar Proses
(92/100), Standar Kelulusan (93/100), Standar Pendidik (86/100), Standar
Sarana dan Prasarana (87/100), Standar Pengelolaan (95/100), dan Standar
Sarana Pembiayaan (97/100). Sekolah ini memiliki luas tanah sekitar 1.380
m2 dan menerapkan jam belajar di pagi hari selama enam hari dalam
seminggu.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Wawancara dilakukan dengan guru wali kelas IV di SD Negeri
Curug Barang 2, Pandeglang Banten. Dari hasil wawancara menunjukkan
bahwa hasil keterampilan mebaca siswa kelas IV di sekolah ini masih
tergolong rendah. Hal ini diungkap dari hasil wawancara berikut
"Masih rendah, padahal sudah dikhususkan kelas membaca bagi
anak-anak yang sulit membaca," ujar guru tersebut. Meskipun telah
diterapkan kelas khusus membaca untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan, perkembangan keterampilan menulis mereka belum
menunjukkan perbaikan yang signifikan. Guru menjelaskan bahwa
meskipun ada usaha dalam meningkatkan keterampilan membaca,
keterbatasan fasilitas dan waktu menjadi faktor penghambat. "Banyak siswa
21
yang masih kesulitan menulis dengan benar, baik dari segi struktur kalimat
maupun tata bahasa."
Guru juga mengungkapkan beberapa alasan yang mungkin
menyebabkan rendahnya keterampilan menulis siswa. Faktor utama yang
diidentifikasi adalah kurangnya pembiasaan menulis dalam kehidupan
sehari-hari di luar sekolah. Di samping itu, keterbatasan media
pembelajaran yang menarik turut memengaruhi kualitas pembelajaran.
"Kurangnya dukungan dari lingkungan luar, seperti keluarga, juga menjadi
salah satu faktor yang menghambat perkembangan keterampilan membaca
dan menulis siswa."
Dalam hal pembelajaran Bahasa Indonesia, guru mengungkapkan
bahwa mereka belum menggunakan media pembelajaran tambahan untuk
meningkatkan kualitas keterampilan membaca. "Belum pernah, hanya
menggunakan buku saja karena keterbatasan dan sebagainya, sehingga tidak
menggunakan media," kata guru tersebut. Proses pembelajaran masih
mengandalkan buku teks yang dianggap kurang variatif. Keterbatasan
sarana dan prasarana di sekolah menjadi alasan utama mengapa media
pembelajaran yang lebih menarik, seperti flash card, belum diterapkan
dalam proses pembelajaran.
Menurut guru, cara untuk meningkatkan keterampilan membaca
siswa adalah melalui pembiasaan yang konsisten, baik di dalam maupun di
luar kelas. "Faktor utama tentunya pembiasaan, yang kedua jika memang
memungkinkan penggunaan media pembelajaran yang menarik maka akan
digunakan." Guru berharap, dengan adanya fasilitas yang memadai dan
media pembelajaran yang lebih bervariasi, keterampilan membaca siswa
dapat meningkat secara signifikan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, ditemukan
bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV di SD Negeri Curug Barang
2 masih rendah, dan penggunaan media pembelajaran yang terbatas menjadi
salah satu penyebabnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti
memutuskan untuk menggunakan media pembelajaran flash card sebagai
22
alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Setelah
melalui proses pembelajaran yang melibatkan penggunaan media flash card,
peneliti mencatat adanya kemajuan yang signifikan dalam keterampilan
membaca siswa. Para siswa menunjukkan perkembangan yang cukup baik
dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan.
Penerapan media flash card juga disambut antusias oleh para siswa.
Beberapa siswa memberikan tanggapan positif mengenai pembelajaran
menggunakan media tersebut, seperti yang diungkapkan oleh salah satu
siswa, "Senang sekali belajar dengan flash card, karena jadi lebih mudah
dan cepat memahami kata-kata baru." Siswa lainnya juga menyatakan,
"Dengan flash card, saya bisa lebih cepat mengingat dan membaca kata-
kata yang sulit." Satu siswa lagi menambahkan, "Saya suka karena flash
card membuat pelajaran jadi lebih seru dan tidak membosankan."
Tanggapan dari guru juga sangat positif. Guru mengungkapkan
bahwa penggunaan flash card dalam pembelajaran memberikan dampak
yang baik terhadap perkembangan siswa. "Setelah menggunakan flash card,
saya merasa bahwa siswa lebih fokus dan cepat memahami materi. Mereka
terlihat lebih tertarik dan lebih aktif selama pelajaran," ujar guru tersebut.
Menurutnya, media flash card tidak hanya membantu siswa dalam
mengenal kata dengan lebih cepat, tetapi juga membuat suasana belajar
menjadi lebih menyenangkan dan interaktif.
B. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik yang
didapatkan melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi dengan Kepala
Sekolah, Guru Pendidikan Bahasa Indonesia, dan peserta didik kelas IV di SD
Negeri Curug Barang 2, peran penggunaan media pembelajaran flash card
dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa di kelas IV dapat dikatakan
cukup efektif. Hal ini terbukti melalui penelitian yang melibatkan unsur-unsur
penting seperti Kepala Sekolah, Guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV.
Berdasarkan deskripsi data yang telah disajikan sebelumnya, dalam
bagian ini peneliti akan menyampaikan analisis dari hasil penelitian yang
23
dilakukan di lapangan. Penggunaan media pembelajaran flash card dalam
meningkatkan keterampilan membaca siswa terbukti memberikan dampak
positif. Flash card, yang terdiri dari gambar dan kata-kata yang menarik,
digunakan secara intensif untuk membantu siswa dalam mengenal dan
mengingat kata-kata baru.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, terlihat bahwa penggunaan
media flash card dalam pembelajaran bahasa Indonesia sudah dilaksanakan
dengan baik. Guru Bahasa Indonesia di SD Negeri Curug Barang 2 terlihat
sangat proaktif dalam mengelola, merencanakan, dan mengontrol proses
pembelajaran. Penggunaan media ini membantu menarik perhatian siswa dan
membuat mereka lebih fokus, sehingga meningkatkan kemampuan mereka
dalam membaca. Hal ini juga didukung dengan antusiasme siswa terhadap
pembelajaran menggunakan flash card, yang membuat suasana belajar menjadi
lebih interaktif dan menyenangkan.
Selain itu, penggunaan media pembelajaran flash card di SD Negeri
Curug Barang 2 tidak hanya meningkatkan keterampilan membaca siswa, tetapi
juga menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan kreatif. Melalui
penggunaan gambar yang relevan dan kata-kata yang disesuaikan dengan
materi, siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami pelajaran. Hal ini
tercermin dari respon positif yang diberikan oleh siswa saat pembelajaran
berlangsung. Mereka terlihat lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti proses
belajar, yang sebelumnya mereka anggap sulit menjadi lebih mudah dan
menyenangkan. Pembelajaran dengan flash card juga memfasilitasi berbagai
gaya belajar siswa, baik visual maupun kinestetik, sehingga dapat
meningkatkan efektivitas pengajaran.
Di sisi lain, guru juga merasa terbantu dengan penggunaan media ini.
Guru mengungkapkan bahwa flash card mempermudah dalam menyampaikan
materi, terutama ketika berhubungan dengan pengenalan kosakata baru dalam
membaca. "Dengan menggunakan flash card, saya merasa lebih mudah
menjelaskan materi kepada siswa, karena gambar dan kata yang ada di flash
card membantu mereka lebih mudah mengingat dan memahami," kata guru
24
Bahasa Indonesia di SD Negeri Curug Barang 2. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat mendukung pengajaran yang
lebih efektif, sekaligus mengatasi masalah keterampilan membaca yang
sebelumnya dianggap rendah. Sebagai hasilnya, siswa menjadi lebih percaya
diri dalam kemampuan membaca mereka, dan peningkatan kemampuan
tersebut dapat dilihat secara signifikan setelah beberapa kali pertemuan
pembelajaran.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan di satu sekolah yaitu di SD Negeri Curug
Barang 2.
2. Penelitian ini terbatas pada penggunaan media flash card dalam
pembelajaran membaca di kelas IV SD Negeri Curug Barang 2, sehingga
tidak mencakup faktor-faktor lain yang mungkin juga mempengaruhi
keterampilan membaca siswa.
25
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penggunaan media pembelajaran flash card dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas IV SD Negeri Curugbarang 2 telah berhasil meningkatkan
keterampilan membaca siswa. Setelah penerapan media ini, siswa menunjukkan
perkembangan yang baik dalam kemampuan membaca mereka, serta
antusiasme yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa media flash card dapat menjadi alternatif yang efektif
untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam membaca.
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar penggunaan media pembelajaran
flash card diuji coba pada tingkat kelas atau mata pelajaran lainnya guna melihat
sejauh mana efektivitas media ini dalam meningkatkan keterampilan siswa.
Selain itu, penelitian lanjutan dapat memperluas sampel dan memperhatikan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
26
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, F. (2019). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dalam Kurikulum 2013.
Prosiding Seminar Nasional STKIP PGRI Bandar Lampung, 1(1), 77--90.
http://proceeding.stkippgribl.ac.id/index.php/semnas/article/view/7%0A
Ali, M. (2020). Pembelajaran Bahasa Indonesia Dan Sastra (Basastra) Di Sekolah
Dasar. PERNIK : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 35--44.
https://doi.org/10.31851/pernik.v3i2.4839
Anggraeni, U. A. M., Winarni, R., & Yulisetiani, S. (2023). Yukiba sebagai Media
Pembelajaran Membaca Permulaan untuk Anak di Era Digital. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 3980--3990.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i4.4849
Anis, H. (2020). Keterampilan Membaca. Tripven.
https://www.tripven.com/keterampilan-membaca/
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada.
Arwita, P., Rambe, R. N., Nuraini, I., Lilis, & Lubis, Pinta Rojulani Wirdayani, R.
(2023). Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Di Kelas Tinggi. Jurnal
Pendidikan dan Sastra Inggris, 3(2), 51--62.
https://doi.org/10.55606/jupensi.v3i2.1984
Belvar, A. N., Raihana, V. A. L., Diba, F. F., & Fitriyah Z.A., M. (2024).
Problematika Keterampilan Membaca pada Generasi Z. Jurnal Sosial Dan
Humaniora, 1(3), 195--204. https://doi.org/10.62017/arima
Firdaus, S. T., Khasanah, L. A. I. U., & Humairah. (2024). Penerapan Media E-
Book Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa
Kelas Iii Di Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah ..., 09.
https://journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/view/12478%0Ahttps://jo
urnal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/download/12478/5477
Hapsari, E. D. (2019). Penerapan Membaca Permulaan untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Siswa. AKSARA: Jurnal Bahasa dan Sastra, 20(1),
10--24. https://doi.org/10.23960/aksara/v20i1.pp10-24
Hidayati, N. (2017). Penerapan Media Flash Card untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SDN 1 Banjarmasin. Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 4(1), 12--20.
KEMENTERIAN ESDM REPUBLIK INDONESIA. (2023). Mengasah
Keterampilan Membaca. https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/mengasah-
keterampilan-membaca
Mahsun, M., & Koiriyah, M. (2019). Meningkatkan Keterampilan Membaca
melalui Media Big Book pada Siswa Kelas IA MI Nurul Islam Kalibendo
Pasirian Lumajang. Bidayatuna: Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah
Ibtidaiyah, 2(1), 60. https://doi.org/10.36835/bidayatuna.v2i1.361
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis
27
(A Methods Sourcebook Edition 3). SAGE Publications, Inc.
Muharis, R. D., & Yulia, C. (2022). Efektivitas Media Flashcard Dalam. 8(2), 683--
689.
Qolbi, M. F. (2022). Pengertian, Manfaat, Aspek, dan Cara Mengembangkan
Keterampilan Membaca.
https://kumparan.com/mauritsafitriyahqolbi/pengertian-manfaat-aspek-dan-
cara-mengembangkan-keterampilan-membaca-1zCfJvAGjmw
Rahman, N. H., Mayasari, A., Arifudin, O., & Ningsih, I. W. (2021). Pengaruh
Media Flashcard Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada Materi
Mufrodat Bahasa Arab. Jurnal Tahsinia, 2(2), 99--106.
https://doi.org/10.57171/jt.v2i2.296
Rimadhani, A., & Kristin, F. (2024). Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa
Kelas I Melalui Syllabic Methode di Sekolah Dasar. Janacitta, 7(1), 29--37.
https://doi.org/10.35473/jnctt.v7i1.2607
Ritonga, A. A., Purba, A. Z., Nasution, F. H., Adriyani, F., & Azhari, Y. (2023).
Keterampilan Membaca Pada Pembelajaran. Inspirasi Dunia: Jurnal Riset
Pendidikan dan Bahasa, 2(3), 102--113.
Rusandi, & Rusli, M. (2021). Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/Deskriptif dan
Studi Kasus. Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 2(1), 48--60.
https://doi.org/10.55623/au.v2i1.18
Safitri, A. R., & Sundi, V. H. (2024). Efektivitas Penggunaan Flashcard dalam
Meningkatkan Kosa Kata Bahasa Indonesia Siswa Kelas 4 UPTD SD Negeri
Serua 01 Tangerang Selatan. 2009, 849--856.
Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran. Wacana Primale.
Taufik, T., Azmi, D. I., Zahire, I. N. A., Sa'adah, N., Ernawati, N., & Wulandari,
P. (2023). Pembelajaran Unsur-Unsur Bahasa Arab (Mufradat dan Qawaid)
dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Flashcard di Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Diwan: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 15(1), 58--73.
https://doi.org/10.15548/diwan.v15i1.1090
Wahyuni, S. (2020). Penerapan Media Flash Card untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Tema "Kegiatanku." Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(1), 9.
https://doi.org/10.23887/jisd.v4i1.23734
Wati, P. R. (2021). Pengaruh Media Flash Card Terhadap Penguasaan
Pembelajaran Al Qur'an Hadits Siswa Kelas I Mi Brawijaya I Trowulan. In
Proceeding: The Annual International Conference on Islamic Education, 5(1),
256--265.
Widianto, E., & Subyantoro. (2021). Peningkatan Keterampilan Membaca Teks
Klasifikasi Menggunakan Metode SQ3R dengan Media Gambar. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 5(1), 658--664.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v5i1.2125
28
Zubaidillah, M. H., & Hasan. (2019). Pengaruh Media Kartu Bergambar (Flash
Card) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Arab. Al Mi'yar: Jurnal Ilmiah
Pembelajaran Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, 2(1), 41.
https://doi.org/10.35931/am.v2i1.90
29
LAMPIRAN
.
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
Firdaus, M.Pd
Dosen PGSD Untirta
Siti NuraeniÂ
Mahasiswa PGSD Untirta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H