Tidak ada kematian yang lebih baik dari pada kematian seorang syuhada."
Pada Tahun 1948 Negara bernama Israel mendeklarasikan kemerdekaannya di atas tanah Palestine. Pada Tahun itu menjadi awal sebuah koflik yang tidak berkesudahan. Namun, pada tahun 07 Oktober 2023, konflil ini memanas dan menjadi sebuah pembantaian besar terhadap rakyat Palestina. Sehingga dunia menyaksikan bagaimana perlakuan buruk serta penjajahan ini terjadi kepada rakyat Palestina.
Ahmad Manasra salahsatu dari sekian banyak pemuda Palestina yang mendapatkan perlukan buruk oleh tentara Israel, dia dijatuhi hukuman tidak sah oleh pengadilan Israel. Dalam rekaman video yang ditayangkan oleh Al Maydeen, terlihat seornag staff polisi mengintrogasi Ahamad yang tengah dalam kondisi tidak baik-baik saja.Â
Mimpi Ahmad Manasra begitu sederhana, dia hanya ingin bermain sepakbola bersama sepupu dan teman-temannya. Ini terjadi Pada Tanggal 12 Oktober 2015 tepatnya 10 tahun yang lalu dan hingga kini Ahmad Manasra masih di dalam jeruji yang berada di distrik Yerussalem Israel.
Ahmad Manasra dan sepupunya Hassan menjadi objek kebrutalan para penjajah, Hassan sepupu dari Ahmed ditembak oleh mereka - sedangkan Ahmad sendiri ditabrak oleh kependudukan Israel atas tuduhan tak terbukti yang telah menikam kependudukan.
Selama masa introgasi Ahmed dicecar berbagai pertanyaan yang tak masuk akan oleh seorang petugas kepolisian Israel, kondisinya saat itu sangat memprihatinkan karena pasca kecelakaan yang menimpanyanya oleh kependudukan. Â Ahmad Manasra menjalani setiap pengadilan tanpa pendamping dari pihak keluarganya. Semua dilakukan seorang diri hingga Tahun 2021 November.Â
Sang ibu telah menunggunya dan pertama kali dalam 7 tahun terakhir ini, dia baru saja menyentuh jarinya Ahmad.Â
Keputusan pemenjaraan Ahmad Manasra terus ditunda oleh pengadilan dan pihak berwenang. Meskipun aksi seruaan dari sejumlah aktivis terus disuarakan dengan lantas untuk pembebasan Ahmad. Masa tahanan terus saja ditambah selama 6 bulan lamanya, mengingat keputusan pengadilan penjajah terus saja menunda pemenjaraan Ahmad Manasra. Enam bulan ini semakin berat karena Ahmad akan mengalami sebuah penyiksaan, pengisolasian serta ketidakadilan. Ahmad tetap menunggu untuk dibebaskan, Ahmad menunggu untuk bermain bersama teman-temannya. Keluarganya menanti atas pembebasan Ahmad, Ahmad menunggu untuk kembali kerumah dan memeluk keluarganya. untuk bangun di saat dia berumur 13 tahun dan bebas lagi menghirup udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H