Masya Allah masih tidak menyangka ada di fase ini, beberapa semester telah dilalui dan setiap fasenya tidak mudah, selalu ada saja tantangannya yang bisa saja meruntuhkan. Dari mulai tugas deadline dari setiap mata kuliah, kegiatan mengajar, dan kegiatan lainnya di luar kampus, fitrah manusia pasti lelah dan terkadang tekanan emosional datang begitu saja. Akan tetapi perlu disadari, ya itulah hakikat hidup di dunia yang senantiasa menemukan ujiannya bukan untuk meruntuhkanmu, melainkan membuatmu makin kuat untuk naik pada fase berikutnya yang jauh lebih menantang.
Lelahnya dunia, Â itulah hakikatnya sebagai tempat ujian dan kita dididik untuk menjadi manusia dewasa. Dewasa dalam berproses, menjalani setiap fase kehidupan yang senantiasa menemukan tantangannya. Seperti, anak semester akhir yang sudah memiliki desakan dalam berbagai hal, entah itu ada yang sudah tidak ingin kuliah, ingin cepet beres, ada yang ingin menikah padahal dirinya belum siap menikah, ada yang masih semangat belajar sana sini dan sebagainya. Mungkin kalau bahasa anak gaul,"Rasanya nano-nano hehe." Kecampradukan itu pasti dilewati, tetapi apakah hanya dengan berdiam diri? Mengeluh? Tentu tidak sahabat, semua akan terlewati selagi kita yakin dan percaya diri bahwa ini adalah bagian dari fasenya, pasti akan berlalu, banyak pembelajaran yang dapat kita temukan dan jadikan catatan.
Ingat kembali, tujuan kita kuliah untuk apa?
Bersyukurlah jika telah ada di fase ini, karena itu bukti bahwa kita mampu,
Allah yang memampukan, bukankah kita ingat bahwa "Allah akan memudahkan jalan ke surga bagi para pencari  ilmu." Jika surga saja dimudahkan, mengapa kita harus ragu? InsyaaAllah dunia pun akan dipermudah selagi kita niatkan bahwa mencari ilmu pengetahuan ini sebagai sarana ibadah kita kepada Allah SWT. Membahagiakan orang tua dunia dan akhirat, ketika rida orang tua telah kita dapat, InsyaaAllah rida Allah pun didapat.
Samudra ilmu pengetahuan itulah yang menjadi tugas kita sebagai manusia di bumi (Khalifah fil ardhi) untuk menyelaminya. Teringat sebuah hadits bahwa "Ulama pewaris para Nabi, bukan mewariskan dinar melainkan ilmu." Itulah tugas sang pembelajar, terus menjelajah setiap jenjang kehidupan bukan untuk sekadar mengejar dunia, akan tetapi akhirat pun menjadi orientasinya. Itulah ilmu pengetahuan bagaikan 'nur' bagi seseorang yang benar-benar serius dalam menyelaminya, ibaratnya sedalam-dalamnya luas samudra pasti akan banyak menemukan sesuatu yang baru dan belum tentu orang lain dapat mengetahuinya. Sedalamnya ilmu pengetahuan yang kita jelajahi akan makin menyadarkan posisi kita sebagai manusia ini kecil sebagai makhluk-Nya, tidak ada apa-apa nya dibanding kebesaran Khaliq-Nya. Oleh karena itu, seriuslah dalam menjelajahi samudra itu, teringat pesan Syekh Abdurrahman Ad-dakhil:
"Jika dalam menuntut ilmu kau sibuk dengan urusan wanita, maka tidak akan menemukan manisnya ilmu pengetahuan."Â Inilah istimewanya ilmu, menjadikan manusia lebih bijak dalam menyikapi keberprosesan hidup, mendewasakan diri dan menjadikan kita makin tunduk pada Sang pemilik ilmu. Oleh karena itu, semangat para pencari ilmu untuk kita yang berada di semester akhir maupun kalian yang sedang menempuh pendidikan lainnya. Tetap libatkan Allah dalam setiap langkah, jangan mudah menyerah, karena kamu dididik bukan untuk menjadi manusia yang mudah menyerah, melainkan untuk menjadi manusia yang tangguh dalam menjalani setiap fase kehidupan melalui bekal ilmu dan pengalaman yang kita dapatkan.
Semangat Para Pejuang:-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H