Mohon tunggu...
Siti Nisaussangadah
Siti Nisaussangadah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung

Halo Kompasianer ! semoga tulisan saya dapat membantu dan menginspirasi anda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menanti Stasiun Televisi Lokal di Kepulauan Bangka Belitung

17 September 2024   22:50 Diperbarui: 17 September 2024   23:05 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penonton televisi. Sumber : freepik.com


Oleh : Siti Nisaussangadah, M.I.Kom

Televisi adalah media elektronik yang menggabungkan unsur audio dan visual. Sejak penemuannya di akhir abad ke-19, televisi telah menjadi sarana utama dalam menyajikan informasi, edukasi, dan hiburan kepada masyarakat. Sejarah televisi dimulai dengan penemuan televisi mekanik oleh John Logie Baird pada tahun 1920-an, yang kemudian berkembang menjadi televisi elektronik yang kita kenal saat ini. Pada awalnya, televisi hanya mampu menampilkan gambar hitam putih, namun seiring perkembangan teknologi, kini kita dapat menikmati siaran televisi digital dengan kualitas gambar yang lebih jernih dan berwarna.

Stasiun Televisi pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang merupakan milik negara dan mulai bersiaran pada 1962, lalu diikuti dengan berdirinya stasiun televisi swasta pertama yakni Rajawali Citra Televisi (RCTI), yang mulai bersiaran (percobaan) pada 1988. Tahun demi tahun berganti, stasiun televisi kemudian didirikan hingga ke tingkat daerah (lokal). TVRI memiliki stasiun lokal sendiri hampir di seluruh provinsi di Indonesia, dan diikuti sejumlah stasiun TV swasta lainnya yang mendirikan biro.

Televisi yang bersiaran di tingkat lokal awalnya merupakan cabang, biro, atau perwakilan dari stasiun televisi nasional di Jakarta. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan kebutuhan masyarakat, stasiun televisi lokal yang bukan merupakan cabang atau perpanjangan dari stasiun tv nasional, ataupun stasiun tv yang masih menjadi bagian dari grup media juga mulai didirikan. Stasiun TV lokal tersebut diantaranya adalah Pal TV (Jawa Pos Grup), Garuda TV, Sriwijaya TV di Sumatera Selatan. Kemudian di Provinsi Bengkulu terdapat Rakyat Bengkulu Televisi dan Bengkulu Ekspress TV (Jawa Pos Grup).

Kepulauan Bangka Belitung dulunya juga memiliki stasiun TV lokal, namun sejak pandemi Covid-19 telah berhenti beroperasi hingga tulisan ini dibuat (sumber terlampir). Saat ini masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung hanya dapat menyaksikan siaran TV Nasional, Siaran lokal dari Stasiun TVRI Bangka Belitung, dan siaran lokal dari TV Swasta Nasional. Dari kondisi ini dapat dikatakan hanya TVRI yang kini memiliki siaran lokal dengan tayangan berita, dialog, feature, dan hiburan lainnya yang memiliki kanal sendiri di Bangka Belitung, dengan jam siaran yang panjang.

"Tayangan barat boleh masuk, tayangan seluruh Indonesia boleh masuk, tapi yang paling penting adalah mengangkat budaya yang ada di Bumi Serumpun Sebalai. Ini yang menjadi concern kami bagaimana kemudian konten-konten lokal ini bisa ditayangkan secara luas, sesuai amanat undang-undang no 32 tahun 2002, bahwa lembaga penyiaran baik TV dan radio, wajib menayangkan 10 persen konten lokal," ujar Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, M Adha Al Kodri. (Sumber : https://serumpun.babelprov.go.id/kpid-harapkan-tv-lokal-kembali-hadir-di-kepulauan-babel)

Belum adanya stasiun tv lokal berikut dengan siaran lokalnya yang panjang, menyebabkan kebutuhan masyarakat Bangka Belitung akan informasi lokal dari televisi belum sepenuhnya terpenuhi. Pilihan siaran televisi lokal sangat terbatas, dan masyarakat hanya bisa mengandalkan TVRI Bangka Belitung untuk mendapatkan informasi tentang daerah mereka. Padahal jika terdapat stasiun tv lokal lain, masyarakat tentu memiliki banyak pilihan siaran berikut konten lokalnya.

Harapan masyarakat terhadap keberadaan televisi lokal di Bangka Belitung sangat besar. Teori uses and gratifications menjelaskan bahwa kebutuhan psikologis dan sosial individu, mendorong mereka (khalayak) untuk mencari kepuasan dari media massa, yang artinya masyarakat punya kewenangan sendiri dalam menentukan pilihan medianya sebagai sebuah kebutuhan. Masyarakat Bangka Belitung juga memiliki kebutuhan akan informasi yang relevan dengan budaya dan nilai-nilai lokal mereka. Oleh karena itu, kehadiran televisi lokal yang lebih beragam diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini.

Semoga di masa depan, televisi lokal kembali hadir di Negeri Serumpun Sebalai, sehingga masyarakat Bangka Belitung dapat menikmati siaran yang lebih bervariasi dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, ditengah masifnya perkembangan media online, dan mudahnya mengakses informasi dari media sosial di telepon genggam.

Penulis :
Siti Nisaussangadah, M.I.Kom
Dosen Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Politik, FISIP, Universitas Bangka Belitung

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/RCTI
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Kepulauan_Bangka_Belitung
https://serumpun.babelprov.go.id/kpid-harapkan-tv-lokal-kembali-hadir-di-kepulauan-babel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun