Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengurai Pengalaman Menjadi Juri Lomba Percakapan Dua Anak

29 Mei 2024   15:58 Diperbarui: 31 Mei 2024   18:51 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang bercakap-cakap | Sumber gambar: Freepik/pvproductions

Pada peringatan Hari Anak Nasional tahun 2024 di Kecamatan Kanigoro, pada salah satu cabang, ada lomba percakapan dua anak yang diikuti oleh siswa jenjang TK. Diselenggarakan oleh Ikatan Guru TK Indonesia bersama PGRI, mempertemukan 41 peserta dari 49 lembaga TK yang ada di Kanigoro. 

Saya menyaksikan berbagai penampilan dan mencatat beragam pengalaman yang dapat menjadi inspirasi berharga bagi guru TK dan orang tua. Berangkat dari pengalaman menjadi juri, setidaknya beberapa hal di bawah ini yang bisa saya tuliskan. 

Apa saja yang perlu dilakukan dan dihindari agar penampilan anak bisa maksimal. Yuk, kita simak bersama!

1. Persiapan yang Maksimal

Lomba ini membutuhkan persiapan (latihan) yang maksimal untuk memastikan kualitas penampilan anak-anak. Mulai dari menghafal naskah, gerakan tubuh dan ekspresi wajah serta penghayatan sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan. 

Ini butuh waktu yang cukup, mengingat melatih anak usia TK itu butuh kesabaran. Apalagi kalau pada technical meeting sudah disepakati tidak boleh menggunakan microfon, maka anak benar-benar harus dilatih untuk bercakap-cakap dengan suara yang lantang. Agar juri terdengar dengan jelas sehingga penilaian bisa sesuai.

Della dan Dinda salah satu peserta lomba percakapan dua anak | Sumber gambar: Siti Nazarotin 
Della dan Dinda salah satu peserta lomba percakapan dua anak | Sumber gambar: Siti Nazarotin 

2. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian mencakup keberanian, kemampuan berbahasa, dan alur cerita. Meskipun kebanyakan anak menampilkan keimutan dan keaslian dalam berbicara, namun jangan lupa untuk mengedepankan kemampuan sesuai dengan kriteria tersebut. 

  • Keberanian mencakup kemandirian dan percaya diri. Di sini anak dituntut tampil penuh percaya diri dan harus lepas dari bayang-bayang gurunya. Karena anak sudah dilatih dalam batas waktu yang telah ditentukan, maka biarkan anak tampil natural sesuai dengan kemampuannya. Berikan keleluasaan pada anak untuk mengekspresikan diri.
  • Bahasa mencakup orisinalitas, vokal dan intonasi. Di sini anak dituntut untuk menampilkan percakapan dengan bahasa anak, vokal yang jelas pengucapannya serta intonasi yang sesuai dengan dialog percakapan.
  • Alur percakapan. Di sini anak dituntut untuk tidak sekadar hafal dan lancar, namun bisa bercakap-cakap secara natural dan penuh penghayatan. 

3. Hindari Kesalahan Umum

Hindari naskah yang terlalu panjang, penggunaan bahasa yang tidak sesuai, atau kalimat yang tidak nyambung dengan usia anak TK. Latihan khusus juga diperlukan untuk meningkatkan ekspresi dan intonasi.

Pada beberapa penampilan dari peserta, saya temui anak membawakan naskah yang sangat panjang. Saya membayangkan anak-anak tentu berjuang sangat keras untuk menghafal naskah tersebut. Jadi saya sarankan untuk membuat naskah yang tidak terlalu panjang namun sudah memenuhi kriteria, yakni ada pesan yang diusung. 

Pemakaian bahasa baku merupakan upaya untuk mengajarkan pada anak agar terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun