Film pendek "Terlambat" karya rumah produksi Paredia Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar membuat penonton menangis saat menyaksikannya.
Dalam film ini, kita diperkenalkan pada karakter utama, Kayla, seorang siswi SMA yang tampaknya selalu terlambat datang ke sekolah. Meskipun sering menjadi sasaran ejekan dan kritikan dari teman-temannya, namun alasan di balik keterlambatan Kayla terungkap sebagai cerita yang mengharukan.
Dalam film "Terlambat," kita disuguhkan dengan sebuah cerita yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang nilai-nilai kemanusiaan.
Pesan Moral tentang Empati dan Pengertian
Dalam film tersebut kita diajak untuk melihat melampaui penampilan fisik dan tindakan luar dari seseorang. Kisah Kayla mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki latar belakang dan beban hidup yang unik. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita cenderung menghakimi tanpa memahami konteks yang lebih dalam.
Film ini menjadi pengingat penting (pertaubatan) bahwa sikap empati dan pengertian terhadap sesama sangatlah berarti. Dengan melihat lebih dalam dan mencari tahu latar belakang serta alasan dibalik tindakan seseorang, kita dapat membentuk hubungan yang lebih baik dan menghindari penilaian yang prematur.
Nilai-nilai Keluarga dan Pengorbanan
Film "Terlambat" juga menyoroti nilai-nilai keluarga dan pengorbanan melalui perjuangan Kayla dalam merawat ibunya yang sakit parah. Melalui karakter Kayla, kita diperkenalkan pada pentingnya tanggung jawab sebagai anak dan perannya dalam mendukung anggota keluarga yang membutuhkan.
Film ini mengajarkan kita bahwa dalam hidup, tidak semua hal berkisar tentang kesuksesan pribadi atau prestasi, tetapi juga tentang pengorbanan, kepedulian, dan cinta dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan menggarisbawahi nilai-nilai ini, "Terlambat" mengingatkan kita akan esensi dari kemanusiaan yang harus kita tanamkan dalam interaksi sehari-hari.
Peran Guru dan Murid dalam Menghadapi Tantangan Hidup
Dalam menghadapi situasi seperti yang digambarkan dalam film pendek "Terlambat", peran guru dan murid memiliki dampak yang signifikan dalam memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
Peran Guru:
Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan dukungan, bimbingan, dan empati kepada siswa yang menghadapi tantangan hidup. Guru harus bertindak dengan empati dan pengertian, memahami bahwa setiap siswa memiliki latar belakang dan tantangan yang berbeda.Â
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan menunjukkan kepedulian akan membantu menciptakan iklim kelas yang aman dan mendukung. Selain itu, fleksibilitas dalam menanggapi situasi-situasi yang mempengaruhi kehadiran atau kinerja akademis siswa sangatlah penting. Guru juga harus bekerja sama dengan keluarga dan pihak terkait lainnya untuk memberikan dukungan yang holistik kepada siswa.