Kaget. Itulah ekspresi pertama saya, ketika membaca berita duka di grup perpesanan KPB pagi tadi.
Betapa tidak kaget, Mas Indra yang selama ini cukup akrab dan aktif di grup KPB yang kami ikuti, tetiba dikabarkan meninggal dunia, di usianya yang masih sangat muda.
Pertemanan saya dengan almarhum lumayan dekat. Almarhum yang merupakan penulis berbakat dan pernah menyandang The Best in Fiction 2021 ini, sangat berkesan buat saya pribadi.
Sampai kapanpun tidak akan saya lupakan kebaikannya. Pasalnya begini, jauh sebelum beliau menyandang The Best in Fiction, saya pernah minta tolong dibuatkan naskah dongeng untuk saya bacakan pada lomba yang saya ikuti yang diselenggarakan oleh KKG PAI Kabupaten Blitar kala itu. Video dongeng yang dari naskah Mas Indra, tayang pada Januari 2021Â
Bahkan ketika saya berhasil menyelesaikan rekaman dan video sudah tayang, beliaulah yang sangat mendukung. Mas Indra menyampaikan: "Pembawaan Embak, sudah bagus. Insya Allah Embak menang, saya sudah lihat video-video yang lain, dan Mbak termasuk kategori bagus. Nanti saya bantu share ya Mbak." Katanya pada saya.
Meskipun pada kenyataannya saya belum menang, namun setidaknya saya sudah masuk sebagai 14 nominator dari 50 an video peserta lomba baca dongeng. Ya, namanya penjurian kan tetap saja subyektif. Selera juri bisa saja berbeda. Saya tetap bersyukur dan berterima kasih pada Mas Indra.
Berawal dari membacakan naskah dongeng dari Mas Indra, saya semakin berani mengekspresikan diri untuk membaca cerita -cerita yang lain dan membaca puisi-puisi karya teman-teman Kompasianer.
Saya merasa sangat kehilangan, penulis muda berbakat dan baik hati telah berpulang.
Inna Lillahi wa innailaihi raji'un. Nggak menyangka, lama nggak muncul saya pikir karena sibuk dengan pekerjaan.
Turut berdukacita atas meninggalnya teman kita, Mas Indra, salah satu Kners berbakat. Semoga beliau husnul khatimah.