Masih tentang Hari Pendidikan Nasional, izinkan saya menuliskan kegiatan kami, tanggal 2 Mei kemarin, ya. Edisi lanjutan, ceritanya. He he
Ki Hajar Dewantara Sebagai Bapak Pendidikan Nasional, dengan Konsep Trilogi Pendidikan
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hal ini merujuk pada hari kelahiran Ki Hajar Dewantara dimana beliau ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ide-ide cemerlang beliau dalam pendidikan sampai saat ini dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Konsep beliau yang terkenal dengan sebutan Trilogi Pendidikan, sungguh sangat cocok diterapkan dalam dunia pendidikan, bahkan dalam menjalani kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara.
Adalah Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani.
Artinya: Di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.
Betapa luhurnya nilai-nilai yang ditanamkan oleh Ki Hajar Dewantara dan hingga kini tetap relevan meskipun zaman telah berubah.
Maka tak ada alasan untuk tidak mengiyakan keputusan pemerintah untuk menjadikan tanggal lahir beliau dipakai sebagai Peringatan Hari Pendidikan Nasional dan setiap tahunnya diperingati.
Macam-macam cara memperingati Hari Pendidikan Nasional antara lain: Dengan mengadakan Upacara Bendera, mengadakan tasyakuran, mengadakan perlombaan, mengadakan pembacaan tahlil dan doa bersama, mengadakan konser musik, mengadakan pameran pendidikan, dan ragam peringatan lainnya.
Tasyakuran Hari Pendidikan Nasional dengan Makan Tumpeng Bersama
Cara memperingati Hari Pendidikan Nasional yang sudah sangat sering dilakukan adalah Tasyakuran dengan Tumpengan. Biasanya dilaksanakan setelah selesai Upacara Bendera. Bisa bertempat di dalam ruangan maupun di alam terbuka.
Terkadang dengan menggelar tikar, ada pula yang cukup menggunakan ruangan yang sudah ada meja kursinya.
Tasyakuran Hardiknas bersama Bapak Ibu Guru | Foto: Siti NazarotinÂ
Tasyakuran dengan Tumpengan sekarang ini tidak usah repot bikin sendiri. Sudah banyak jasa catering yang menyiapkannya. Harga mulai dari 20 ribu sampai ratusan ribu. Tergantung besar kecilnya tumpeng.
Ada disebut tumpeng mini (biasanya untuk 1 orang), ada untuk 5 orang, untuk 10 orang, sampai 20 orang, tergantung pesanan dari konsumen.
Begitu pula sekolah kami kemarin, mengadakan tasyakuran dengan Tumpengan sebagai sajiannya. Pesan catering untuk paket 25 orang.
Ada beberapa langganan catering yang biasa kami pesan. Kebetulan kemarin pesan pada Warungnya Mbak Ana, kakak dari Kepala Sekolah.
Paket untuk 25 orang  dengan harga 400 ribu rupiah dengan isi: Nasi kuning, sambel goreng kentang, serundeng kelapa campur kacang goreng, mi goreng, ayam bumbu kecap pedas, telur bumbu bacem.
Tampak cantik dihiasi garnis dari tomat, cabe merah dan mentimun. Diletakkan dalam tampah yang sudah dialasi dan dihiasi daun pisang yang ditata sedemikian rupa.
"Pak Pra, saya sudah pesan tumpeng ke Mbak Ana, tolong tanggal 2 setelah Upacara, panjenengan ambil ya!" Ujar Kepala Sekolah.
Pak Pra mengiyakan.
Maka benar saja, Selasa pagi usai upacara, mobil yang dikemudikan oleh Mas Gustaf, putranya Pak Prawoto, memasuki halaman sekolah, tumpeng cantik yang dibungkus plastik transparan, dibawa Mas Gustaf memasuki ruangan kantor.
Apa Makna Tasyakuran Pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional?
Selanjutnya acara tasyakuranpun dimulai. Disinilah kiranya kita akan mengetahui apa makna dibalik acara tasyakuran Hari Pendidikan Nasional?
Ibu Kepala Sekolah memberikan sambutan:Â
- Bahwa kita sangat bersyukur masih diberikan umur panjang dan sehat. Diberikan kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat melalui jalur pendidikan. Ikut andil mencerdaskan anak bangsa.
- Maka ketika masih ada umur dan kesempatan, tingkatkan kinerja kita. Selalu jaga kekompakan dalam tim kerja kita. Bahu membahu mewujudkan lembaga pendidikan yang lebih maju dan baik. Tugas-tugas yang sudah diamanahkan kepada kita, jalani dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Setelah Ibu Kepala Sekolah memberikan sambutan, saya juga menambahkan:
Â
- Mumpung masih di Bulan Syawal, selaku pribadi saya mengucapkan Selamat Idul Fitri, semoga kita benar-benar kembali suci. Suci hati, suci pikiran dari sifat-sifat yang tidak baik.
- Setelah sebulan berpuasa, semoga kita bisa meraih predikat muttaqin (orang-orang yang bertaqwa: menjalankan semua perintah dan menjauhi semua laranganNya). Kalau belum bisa meningkatkan, minimal kita harus berupaya untuk mempertahankan ketaatan kita pada Allah SWT, dari sebelumnya.
- Mari kita doa bersama, untuk teman-teman yang menghadapi Pendidikan Profesi Guru (PPG), PK Online PPKB PAI, Pendidikan Guru Penggerak (PGP), -- semoga diberikan kesehatan, kemudahan dalam menjalaninya sehingga memperoleh hasil yang baik, sesuai dengan harapan.
- Semoga kita diberikan kekuatan lahir dan batin, untuk merapatkan barisan, mewujudkan lembaga pendidikan yang maju dan semakin diminati oleh masyarakat.
- Dengan Semangat, Bergerak Bersama, Mari Kita Semarakkan Merdeka Belajar di lembaga tercinta ini.
Dilanjutkan doa yang dipimpin oleh Ustad Bagus, salah satu dari Guru Ngaji di lembaga kami.
Usai doa, makan tumpeng yang diawali pemotongan tumpeng oleh Kepala Sekolah, diberikan kepada Pak Prawoto, teman kami yang dua bulan lagi akan memasuki masa pensiun.
Disambut dengan sorak-sorai, suka cita oleh semua guru. Dilanjutkan semuanya mengambil nasi dan lauknya, -- makan tumpeng bersama, dalam rangka tasyakuran Hari Pendidikan Nasional, sungguh sangat nikmat dan penuh keakraban.
Akhirnya acarapun selesai, semoga momen indah ini, bisa kita ulang kembali pada kesempatan lain yang lebih baik. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
Siti Nazarotin
Blitar, 4 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H