Hari ini, 1 Juni 2022 seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.Â
Mengapa Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun ini diadakan di Ende Nusa Tenggara Timur?
Dengan mengusung tema "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia", dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Pancasila telah menjadi bintang penuntun ketika Indonesia menghadapi tantangan dan ujian. Untuk itu, masyarakat Indonesia harus mengamalkan dan mengimplementasikan Pancasila dalam sistem kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan, dan tata kelola pemerintahan.
Diketahui bahwa Kabupaten Ende disebut sebagai Kota Pancasila. Tersebab sejarah mengatakan bahwa Presiden Sukarno pernah diasingkan di sana oleh Pemerintah Hindia Belanda selama 4 tahun.Â
Selama dalam pengasingan itulah Presiden Sukarno mendapatkan inspirasi dalam perenungannya, mencetuskan konsep 5 sila dalam Pancasila. Di bawah pohon sukun beliau sering duduk berjam-jam untuk mendapatkan inspirasi. Maka pohon sukun inipun disebut Pohon Pancasila. Pohon Pancasila di Kota Pancasila Ende Nusa Tenggara Timur. Kota bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tepatlah kiranya Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila diperingati secara langsung di Kota Ende Nusa Tenggara Timur, ini. Guna mengenang peristiwa penting tercetusnya sila-sila Pancasila.
Latar Belakang Tanggal 1 Juni diperingati Sebagai Hari Lahirnya Pancasila
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila, hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Satu tahun kemudian, pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional.
Diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila berangkat dari pidato Presiden Sokarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam rangkaian sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tentang cikal bakal tercetusnya 5 Sila dalam Pancasila.Â
Inti dari 5 konsep Sukarno untuk dasar negara adalah kebangsaan, internasionalisme, permusyawaratan, kesejahteraan, dan ketuhanan. Kemudian 5 konsep diterjemahkan dalam 5 kalimat yang sampai sekarang kita kenal, yakni:
1. Ketuhanan yang maha Esa