Era pandemi menyisakan banyak kisah dan drama kehidupan. Memporak-porandakan hampir semua lini. Salah satu akibat dari pandemi pula, banyak orang kehilangan pekerjaan. Tak terkecuali hal ini dialami oleh keponakan saya.Â
Berawal dari Sepi Job Hingga Tercetus Ide Jualan Es Buah
Tepatnya suami dari keponakan saya, sebut saja namanya Agus. Sebelum pandemi ia berprofesi sebagai sopir dari sebuah CV angkutan barang, yaitu telur ayam lehorn. Â Mengantarkan telur ke luar kota dengan trayek Blitar - Bali dan Blitar -Jakarta. Â
Ketika pandemi sedang marak-maraknya, otomatis berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dari CV yang menaungi Agus. Tak ada pesanan telur yang masuk, akhirnya Aguspun menganggur. Untung ibunya mempunyai usaha jualan buah dan sekaligus es buah yang cukup laris dan sudah pengalaman.
Atas saran ibunya, Agus dan istrinya sebut saja Ina, buka usaha jualan es buah yang berlokasi di dekat rumahnya. Oleh karena rumah Agus masuk gang, agak jauh dari jalan raya, maka diputuskan untuk menyewa tempat yang berada di pinggir jalan raya, dengan harapan usahanya nanti akan laris.
Es Buah Spesial Milik Pasangan Agus dan Ina
Dengan menempati lokasi yang strategis, Agus dan Ina mengawali jualannya. Bismillah! jualan hari pertama sukses. Laku 24 porsi, di mana perporsi dijual dengan harga 5000, berarti dapat 120 ribu. Sebagai pemula yang belum pengalaman sama sekali, pendapatan segitu menurut saya sudah sangat bagus.
Hari-hari berikutnya jualannya lancar. Pernah juga mengalami sepi. Namanya usaha pasti mengalami pasang surut.Â
Semenjak buka hingga sekarang terhitung sudah 1 tahun. Di hari -hari biasa pendapatan mereka kisaran 250 - 500 ribu perharinya.Â
Lalu apa yang membedakan Es Buah Spesial milik Agus dengan Es Buah Lainnya?Â
Selain menggunakan buah pilihan, menggunakan takaran yang pas dan tidak pernah dirubah, --- Es Buah Spesial milik Agus menggunakan es batu yang diserut. Di tempat saya sepertinya tidak ada yang menggunakan seperti ini. Kebanyakan menggunakan es batu yang dipecah.