Dalam artikel ini, saya akan bagikan sesuatu yang sedikit berbeda dari biasanya. Dalam artikel kuliner saya, biasanya menjelaskan bagaimana saya mempraktikkan sebuah resep dengan mengulik bahan dari resep tersebut.Â
Terkadang saya sertakan muasal masakan tersebut, pun gambaran tentang kelezatan masakan itu.
Makanan "Ndeso" Banyak Disukai
Kali ini saya akan sampaikan sebuah resep yang barangkali bisa dibilang sangatlah sederhana dan mungkin bagi sebagian orang menganggap makanan "ndeso."
Ketika anda mendengar kata makanan "ndeso", apa yang ada dalam benak? Kira-kira seperti ini, ya: Makanan jadul ala desa, dimasak oleh emak-emak dengan daster lusuh, alatnya masih sangat sederhana, bahkan dimasak di atas tungku berbahan bakar dari kayu.
Nah, justru itu istimewanya. Saat ini banyak orang yang lagi demen dengan apapun yang berbau "ndeso", termasuk makanannya. Berdalih mengenang masa kecil, mengenang kebersamaan dengan keluarga besar di desa, dan dalih-dalih lainnya.
Yang jelas, saya yang tinggal di desa saja, belum bisa move on dari semua hal yang berbau "ndeso", kok.Â
Meskipun tak ayal kita harus mengikuti perubahan dan perkembangan zaman, namun kehidupan di desa itu memang indah dan mengasyikkan. Buktinya sampai saat ini saya tak ada niatan untuk pindah ke kota.Â
Menikmati Nasi Sambel Teri Tempe di Bawah Papringan Pinggir Sungai
Oh iya, seperti yang saja sampaikan di awal, tulisan ini akan membahas tentang sebuah tempat, tepatnya tempat wisata lokal yang berada di Blitar yang baru saja dibuka. Yakni, bagaimana menikmati makan nasi sambel di Papringan.