Tidak hanya pada acara Unggahan, bahkan dalam setiap acara selamatan, misalnya jelang tahun baru islam, baritan, bersih desa, dan acara ritual lainnya, --- apem selalu disiapkan bersanding dengan sajian lainnya.
Apem tidak sekadar sebagai makanan yang dinikmati saja, namun apem mempunyai nilai filosofi yang tinggi.
Istilah apem merujuk pada kata 'afuan, afwan, affan, atau afuwwun' dalam bahasa Arab yang berarti maaf atau pengampunan. "Dalam konteks ini, apem dipandang sebagai simbol permohonan ampun atas berbagai kesalahan, baik yang dilakukan oleh orang yang masih hidup maupun oleh yang yang telah meninggal.
Tradisi yang sejak lama ada, tidak harus dihilangkan begitu saja. Kalau dulu apem disajikan pada acara ritual dengan mengagungkan dan menyembah roh leluhur, sekarang apem tetap disajikan namun yang disembah adalah Allah, Tuhan yang Maha Kuasa.
Betapa Indonesia kaya akan budaya yang harus kita junjung tinggi dan kita rawat selamanya. Kekayaan budaya masing-masing daerah menjadi sumber inspirasi bagi kita.
Kekayaan budaya masing-masing daerah atau populer disebut kearifan lokal, kalau kita bis melestarikan dan mengembangkan dengan baik, akan membuat daerah tersebut mempunyai daya pikat tersendiri bagi wisatawan manca negara maupun domestik.
Yang selanjutnya kita tahu arahnya, kan. Mereka tertarik dan akan berkunjung, tentu saja kunjungan mereka akan menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Kekayaan budaya berupa makanan khas maupun hasil kerajinan daerah merupakan aset daerah yang harus selamat dan jangan sampai hilang begitu saja.
Sudah seharusnyalah kita sebagai bagian dari masyarakat, ikut berperan dalam melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal tersebut. Apem adalah salah satunya.
Nah, dalam upaya ikut melestarikan kearifan lokal tersebut, saya ingin berbagi resep bagaimana cara membuat Apem Gula Merah.
Maka dari itu, silakan diikuti tulisan saya berikut ini, ya.